Resmikan Gedung Kedokteran Uhamka, Haedar Nashir: Kemajuan Harus didasari Nilai Etika dan Spiritualitas

JAKARTA, Suara Muhammadiyah– Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan bahwa kemajuan yang dituju Muhammadiyah dibangun di atas pondasi nilai etika dan spiritualitas. Kemajuan yang tidak didasari nilai luhur, akan mudah ambruk. Hal ini disampaikan saat meresmikan Gedung Fakultas Kedokteran Uhamka, 7 Januari 2020.

Haedar menyebut bahwa tidak semua kesuksesan bisa dibeli. Pengalaman, ilmu, dan leadership tidak bisa dibeli. Tidak ada kesuksesan yang instan, namun harus melalui proses panjang, kerja keras dan kerja cerdas. Di sinilah pentingnya aspek kualitas. “Demikian juga membangun di bidang pendidikan, harus atas dasar atau pondasi value atau nilai luhur,” katanya.

“Semoga Uhamka ke depan menjadi universitas yang membuana dan go internasional, sesuai ciri Muhammadiyah sebagai center of excellent. Dan tentu sejalan dengan motto Uhamka: integrity, trust and compassion,” ujar Haedar. Fakultas Kedokteran Uhamka diharapkan maju secara kualitas dan kuantitas, sehingga menjadi rujukan.

Nilai luhur harus selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari. Kesuksesan yang tidak memiliki dasar nilai, tidak akan bertahan lama. Membangun dan mencerdaskan kehidupan bangsa terutama di pendidikan tidak bisa seperti membangun fisik pabrik. Kalau hanya orientasi membangun pabrik, mungkin 4-5 tahun bisa eksis. Namun tidak bertahan lama.

Selain itu, kerendahan hati juga menjadi yang utama. “Perlu diingat, jangan pernah sombong jika sudah sukses. Semua bentuk kesuksesan dan kekuasaan di dunia tidak ada yang abadi. Hanya kekuasaan Yang Maha Kuasa, Allah swt yang abadi. Di situ pentingnya dasar value dan spiritualitas,” ungkapnya.

Haedar Nashir memberi pesan khusus dalam membangun dan memajukan amal usaha Muhammadiyah. Pertama, pengkhidmatan yang didasari oleh dua hal: keikhlasan dan komitmen tinggi. Termasuk di dalamnya adalah kerja keras dan kerja cerdas yang didorong oleh niat yang lurus.

Kedua, dilandasi nilai-nilai keislaman. Muhammadiyah membawa misi Islam, yang menjadi pusat orientasi geraknya. Perlu dibangun suasana kebatinan dan spiritualitas, sehingga ada jeda dari keruwetan hidup. Di antaranya melalui shalat dan pengajian. Pengajian harus mencerahkan. Pendakwahnya tidak marah-marah dan menyalah-nyalahkan, tetapi menyuguhkan argumentasi yang membuat jamaah cerah dan cerdas.

Ketiga, orientasi dan aktivitas kemuhammadiyahan. Misi Muhammadiyah adalah dakwah dan tajdid. Muhammadiyah bertanggung jawab memajukan masyarakat. AUM harus selalu peduli dengan lingkungan sekitar. Termasuk di antaranya menghidupkan cabang dan ranting Muhammadiyah serta memakmurkan masjidnya.

Apapun yang dilakukan harus berlandaskan pada kesadaran menjalankan misi sebagai hamba-Nya. “Kejayaan dan apapun, ada batasnya. Semua akan berakhir. Kehidupan akhirat adalah yang utama. Ini penting ditanamkan dalam setiap pimpinan, karyawan, dan mahasiswa Uhamka,” ujar Haedar.

Misi lain AUM adalah membangun bangsa dengan komitmen kebersamaan. Muhammadiyah dari dulu mempunyai andil dan peran penting dalam pembangunan dan pencerdasan bangsa. Bahkan, Muhammadiyah sering tidak hitung-hitungan demi bangsa. “Muhammadiyah sangat yakin dan percaya itu. Di situlah jiwa besar Muhammadiyah, berbuat tanpa mengharapkan balasan,” tukas Haedar Nashir.

Rektor Uhamka, Gunawan Suryoputro menyatakan komitmennya untuk membawa kampus Uhamka menjadi pusat keunggulan Muhammadiyah. Khususnya di bidang kedokteran, Uhamka akan terus meningkatkan kualitasnya. “Ketersediaan dokter yang ahli di bidang kesehatan kerja di Indonesia masih sangat kurang. Dari 300 ribuan industri Tanah Air, baru tersedia 25 ribu dokter yang ahli di bidang tersebut. Sehingga kami siap mencetak lulusan yang memiliki ahli di bidang kesehatan,” tuturnya.

Sebelumnya, Uhamka berkomitmen pada Kemenristekdikti untuk membangun gedung Fakultas Kedokteran dalam jangka waktu dua tahun. Gedung tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 18 bulan. “Kami bisa selesaikan kurang dari dua tahun. Gedung ini menghabiskan biaya sekitar Rp 73 miliar. Dan selebihnya nanti akan dilengkapi dengan pembangunan rumah sakit tipe C,” katanya. (ribas/daulat/rol)

Exit mobile version