JAKARTA, Suara Muhammadiyah– Hasil sebuah riset itu penting dan kalau tidak cocok, kita jangan anti kritik. Sebab, dalamberdakwah penting untuk melihat data hasil penelitian, agar kita bisa berdakwah dengan tepat. Demikian disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah dalam menanggapi Diskusi hasil riset tentang Peran Organisasi Islam Moderat dalam menangkal Ekstremisme Kekerasan: Studi Kasus Muhammadiyah dan NU, yang laksanakan oleh LDK PP Muhammadiyah di Jakarta, Rabu 15/1/2020.
Diskusi Penelitian yang dilaksanakan oleh INFID tersebut, menghadirkan narasumber M. Ziyad, Ketua LDK, Ahmad Zainul Hamdi dan Moh. Shofan sebagai peneliti. Acara dipandu oleh Faozan Amar, selaku sekretaris LDK bertempat di auditorium KH Ahmad Dahlan Pusat Dakwah Muhammadiyah.
Manurut Zainul Hamdi, tujuan ini penelitian untuk mengetahui peran dan dukungan yang dibutuhkan Muhammadiyah sebagai organisasi keislaman moderat dalam rangka melawan intoleransi dan kekerasan agama yang semakin menguat. “Salah satu hasil temuan penelitian adalah bahwa radikalisme bertentangan dengan paham keagamaan yang dianut Muhammadiyah”, ujar Zainul.
Sedangkan Moh Shofan mengatakan, upaya-upaya yang dilakukan Muhammadiyah untuk menghadapi radikalisme diantaranya adalah jargon Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuamn, penerbitan buku tentang Negara Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi Wasy Syahadah, gerakan online, kaderisasi, lmplementasi program lembaga dan ortom serta jaringan Muhammadiyah kultural. “Dan daya tahan Muhammadiyah terhadap ideologi radikal cukup baik, terutama di lingkungan pengurus dan kader inti” ujar Shofan menambahkan.
Menurut M Ziyad, dai-dai Muhammadiyah yang dikirim untuk bertugas di daerah terpencil selalu diberikan pembekalan tentang materi-materi kebangsaan. “Apalagi Muhammadiyah sudah menjadikan Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi Wasy Syahadah melalui keputusan Muktamar ke 47,” kata Ziyad menambahkan.
Dalam diskusi tersebut juga ada penyerahan hasil penelitian oleh Aditiana Dewi Eridani, Direktur Program INFID, yang diterima secara simbolis oleh Abdul Mu’ti, selaku Sekretaris Umum PP Muhammadiyah. Diskusi diikuti oleh para dai dan mubaligh dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah se Jabotabek, Dosen AIKA Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan aktifis ortom Muhammadiyah. (FA)