Spirit Kemanusiaan Muhammadiyah

Spirit Kemanusiaan Muhammadiyah

Ketum Muhammadiyah meresmikan RSUM Ponorogo, didampingi Bupati Ponorogo, Direktur RSUM Ponorogo, perwakilan PWM Jawa Timur dan MPKU PP Muhammadiyah (dok ppmuh)

PONOROGO, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir meresmikan gedung KH Ahmad Dahlan RSU Muhammadiyah Ponorogo pada 29 Januari 2020. RSU Muhammadiyah Ponorogo ini diharapkan selalu mengedepankan spirit filantropi yang sesuai dengan alam pikiran Muhammadiyah.

“Semangat berbagi kasih pada manusia tanpa sekat, itulah semangat filantropis. Nah, Kiai Dahlan tanpa belajar tentang sejarah Barat telah mempraktekkan semangat filantropis, metode itu meletakkan dalam spirit jiwa dan alam pikiran yang berbeda,” tutur Haedar Nashir. Kiai Dahlan mengambil spirit al-Maun, bukan paham humanisme sekular atau antroposentrisme yang ekstrem.

Menurutnya, jiwa kemanusiaan yang diusung Kiai Dahlan dan Muhammadiyah berbeda dengan yang diterapkan di Barat pasca renaisans. “Ketika filantropis di Barat sangat pro kemanusiaan tetapi anti ketuhanan karena pemberontakan (atas dominasi gereja), Kiai Dahlan justru memberi pondasi filantropi itu pada nilai-nilai ketuhanan,” ujarnya.

Al-Maun mengajarkan bahwa Islam adalah agama amaliah. Al-Qur’an tidak cukup dibaca secara literal, namun harus digali makna terdalam dan diamalkan dalam kehidupan. Nilai agama tidak cukup diwacanakan dalam retorika, namun harus diamalkan secara nyata. Spirit al-Ma’un menjadi inspirasi Muhammadiyah menebar kasih sayang dan kebaikan bagi semua, dan menjadi semangat Penolong Kesengsaraan Oemat (PKO) sejak awal kelahirannya.

RS Muhammadiyah Ponorogo ini diharap selalu memegang teguh nilai kemanusiaan yang terdapat dalam asas PKO, sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat Ponorogo. “Gedung ini merupakan wujud dari pengkhidmatan Muhammadiyah untuk bangsa, bahwa Muhammadiyah ini tidak pernah berhenti untuk mencerahkan  kehidupan bangsa dan menghadirkan kesejahteraan,” katanya.

Dengan adanya gedung ini, Haedar berpesan supaya pelayanan harus semakin baik, para pasien merasa nyaman dan optimis untuk kembali sehat. “Karena Muhammadiyah tidak ingin warga masyarakat itu sakit. Hadirnya rumah sakit kan sebenarnya jadi rumah sehat, bukan untuk membiarkan merawat yang sakit lalu semakin sakit,” ungkapnya.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni menyambut baik kehadiran gedung baru RSU Muhammadiyah Ponorogo. “Alhamdulillah, kami pemerintah Kabupaten Ponorogo tentu gembira dan bahagia karena lagi-lagi Muhammadiyah memberikan kontribusinya dalam rangka pembangunan di Ponorogo,” ujarnya.

Menurut Ipong, sebenarnya tugas membangun rumah sakit, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan menciptakan kesehatan masyarakat adalah tugas pemerintah, tapi pemerintah sadar belum punya kemampuan yang cukup untuk menjangkau semua lapisan. “Karenanya, apa yang dilakukan dan diikhtiarkan oleh keluarga besar Muhammadiyah itu tentu sangat membantu tugas pemerintah dan juga sangat bermanfaat bagi masyarakat. Semoga apa yang diikhtiarkan terus dijalankan sampai akhir zaman, berada di tengah-tengah masyarakat ketika membutuhkan pendidikan, kesehatan, dan amal ibadah yang layak,” tukasnya.

Direktur RSUM Ponorogo Iwan Hartono berharap gedung yang dibangung dengan dana dari berbagai unsur ini berdampak pada peningkatan pelayanan, secara kualitas dan kuantitas. “Total dana yang kami gunakan sekitar 45 Milyar Rupiah. Sumber dana ada tiga yaitu dari pihak rumah sakit, lalu pinjaman dari perbankan, dan dari filantrofi atau infaq,” ujarnya. Gedung baru ini menyediakan fasilitas ruang pelayanan, laboratorium, radiologi, farmasi, rekam medik. Gedung ini juga menambah jumlah tempat tidur pasien dari semula 120 menjadi 150. (ribas/ppmuh)

Exit mobile version