Muhammadiyah Gerakan Pencerdasan

Muhammadiyah Gerakan Pencerdasan

KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah-Salah satu Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di bawah PCIM Malaysia, yaitu PRIM & PRIA Klang Lama, tanggal 2 Februari 2020 mengadakan Tabligh Akbar dalam rangka pelantikan pengurus PRIM dan PRIA Klang Lama periode 2019-2021.

Acara yang berlangsung di Dewan Zamrud, Klang Lama, Kuala Lumpur itu dihadiri oleh sekitar 300 warga Muhammadiyah, termasuk pimpinan PCIM dan PCIA Malaysia. Hadir sebagai pembicara adalah Muhammad Shulthoni dari Majelis Wakaf PWM Yogyakarta dan Bpk Ali Mu’thi tokoh Muhammadiyah dari Surabaya.

Dalam sambutannya, ketua PCIM Malaysia Dr. Sonny Zulhuda menekankan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan pembaharuan dan gerakan pencerdasan.

“Sebagai gerakan pencerdasan, mari kita pelajari apa kata Rasulullah SAW tentang ciri-ciri orang cerdas?

Dalam sebuah hadits yang diriwatkan oleh At-Turmudzi, Rasulullah SAW menggambarkan ada dua hal yang dilakukan oleh orang cerdas. Pertama, adalah dia selalu menjaga dirinya dari perbuatan maksiat. Kedua, orang yang cerdas itu mempersiapkan bekal untuk kehidupan sesudah mati.”

Dari sini, kita diingatkan agar senantiasa awas dalam kehidupan dan selalu ingat akan mati. Dengan begitu kita tidak akan menyia-nyiakan umur dan waktu yang dititipkan Allah untuk kita di dunia ini. Termasuklah di dalamnya, mengoptimalkan kontribusi kita pada persyarikatan,” demikian Sonny.

Sonny mengucapkan selamat kepada pengurus yang batu dilantik. Katanya, menjadi pemimpin itu berarti kita perlu lebih banyak mendengar dari berbicara. Inilah tugas pertama bagi ketua yang baru dilantik.

Selanjutnya, ketua PCIM Malaysia dalam sambutannya juga menekankan pentingnya usaha dalam berdakwah, meskipun hasilnya masih sulit dicapai. Ini karena kesuksesan itu diukur bukan dari hasil, namun dari proses usaha yang dijalankan.

Maka, walaupun PRIM Klang Lama misalnya belum memiliki TPA atau PAUD karena ber agai tantangan kondisional, itu bukan masalah. Karena, yang terpenting adalah keinginan untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur’an tidak boleh pudar dari diri kita.

“Tengoklah kanan kiri dan sekeliling kita, ajarkan teman atau keluarga kita membaca Al-qur’an. Lalu kaji bersama pesannya. Itulah esensi dakwah kita.”

Sementara itu dua pembicara pada Tabligh Akbar menyampaikan tema “Muhammadiyah dalam pusaran kehidupan beragama dan berkebangsaan” dari perspektif berbeda.

Muhammad Shulthoni, kandidat doktor Ekonomi Islam dari IIUM Malaysia menyampaikan pentingnya menguatkan gerakan wakaf dalam Muhammadiyah. Shulthoni yakin, jika aset-aset wakaf Muhammadiyah ditatakelola dengan lebih baik, niscaya akan mengoptimalkan peran Muhammadiyah dalam dakwah dan pergerakan.

Ada hubungan erat antara gerakan pencerdasan di Muhammadiyah dengan pentingnya penguatan wakaf, kata Shulthoni. Merujuk sambutan ketua PCIM Malaysia tentang orang cerdas, Shulthoni menyambung bahwa gerakan wakaf ini tak lain dan tak bukan adalah upaya terbaik untuk melakukan persiapan dan pembekalan diri untuk kehidupan akhirat.

Bahkan, demikian Shulthoni, Allah mengingatkan bahwa jika saja manusia diberikan kesempatan untuk dipanjangkan usianya dan ditunda kematiannya, maka yang akan dilakukan oleh orang itu adalah bersedekah (Al-munafiqun (63): 10).

Sementara Ali Mu’thi mantan pengurus PWM Jawa Timur yang kini aktif di dunia politik menyorot peran Muhammadiyah dalam berbagai isu sosial politik kenegaraan. Ali menyampaikan betapa sulitnya memberantas KKN dalam iklim politik Indonesia.

Salah satu yang harus direformasi menurut Ali Mu’thi adalah perubahan sistem pemilu yang kini notabene cukup mahal. Ongkos politik yang mahal inilah yang menjadi pemicu maraknya praktik KKN di kalangan pejabat di Indonesia.

Oleh itu Ali berharap Muhammadiyah dapat terus menjadi pelopor gerakan kebangsaan dalam mengenyahkan korupsi. Namun Ali mengingatkan agar kita tidak “mencucu” dalam berdakwah, yaitu tidak sering merungut dan hilang sabar. Yang paling penting adalah kita sabar dan ikhlas dalam berdakwah.

Dalam kesempatan itu juga, Sumitro dan Nor Habibah masing-masing dilantik dan ditetapkan sebagai Ketua PRIM dan PRIA Malaysia periode 2019-2021. Selain itu seluruh jajaran Kepengurusan juga dilantik oleh Ketua PCIM Malaysia Dr. Sonny Zulhuda dan Ketua PCIA Malaysia Nita Nasyithah, M.Ed.

Ketua panitia acara Muhammad Khozin menjelaskan, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Klang Lama ini sudah berdiri sejak awal tahum 2016. Kini, Ranting Istimewa yang didominasi oleh warga Muhammadiyah dari Solokuro dan Payaman, Lamongan ini aktif menjalankan kegiatan pengajian dan juga program sosial dan rekreasional bagi warganya. (Tim Media PCIM Malaysia)

Exit mobile version