Nabi Yahya AS (1) Putra Nabi Zakariya

Nabi Yahya AS (1) Putra Nabi Zakariya

Oleh : Yunahar Ilyas

Nama Nabi Yahya ‘alaihi as-salâm disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 5 kali. Masing-masing satu kali pada  Surat Ali Imran ayat 39,  Al-An’am 85, dan Al-Anbiya’90 dan dua kali  pada Surat Maryam yaitu ayat 7 dan 12. Tiga dari empat surat tersebut makkiyah, yaitu Al-An’am, Maryam dan Al-Anbiya’ dan satu madaniyah yaitu Surat Ali Imran.

Yahya adalah putera Zakariya yang lahir setelah Nabi Zakariya tua sebagaimana yang sudah disebutkan dalam kisah Nabi Zakariya sebelumnya. Ibu dari Yahya bernama ‘Isya’ adik dari Hanah isteri ‘Imran.  Hanah adalah ibu dari Maryam puteri ‘Imran. Dengan demikian Maryam  adalah saudara sepupu dari Yahya.

Nabi Zakariya sudah lama sekali merindukan kehadiran seorang putera sebagai penerus risalah yang dia emban. Tidak henti-hentinya beliau berdoa, mohon dianugerahi seorang putera. Kita kutip kembali firman Allah yang menggambarkan bagaimana Zakariya memohon dianugerahi seorang putera sebagai penerus risalah yang embannya. Allah SWT berrfirman:

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا 

(yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria. Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata “Ya Tuhanku,  sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,  yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan Jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”. (Q. S. Maryam 19: 2-6)

Betapa halus dan hati-hatinya Zakariya berdo’a. Allah SWT sendiri menyatakan Zakariya berdoa dengan suara yang lembut. Mula-mula Zakariya mengakui bahwa dirinya sudah tua dan lemah, isteri juga mandul. Menurut biasanya sangat tipis kemungkinan dia dapat anak, namun demikian Zakariya tidak berhenti berdoa. Tentu sepanjang umurnya, Zakariya sudah sering dan berulang-ulang memohon kepada Allah SWT untuk diberi seorang putera. Tapi sampai setua ini umurnya doanya belum dikabulkan. Tetapi dia tidak pernah kecewa dan putus asa berdoa.

Lebih-lebih lagi tatkala Zakariya bertanggung jawab mengasuh Maryam, keponakan isterinya. Tatkala masa sulit mendapatkan makanan, beberapa kali Zakariya menemukan di Mihrab sudah tersedia makanan. Zakariya heran dari mana makanan itu datang. Tatkala ditanyakan kepada Maryam dia menjawabnya dengan bahasa Iman: “Makanan itu dari sisi Allah”. Memang Allah SWT memberikan rezki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Jawaban Maryam itu mengagumkan Zakariya. Anak sekecil itu memberikan jawaban yang menunjukkan kekuatan imannya.

Melihat karâmah Maryam, Zakariya lebih intensif lagi memohon kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗ ۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ 

“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.(Q.S.Ali Imran 3: 38)

Allah SWT mengabulkan permohonan Zakariya. Allah SWT berfirman:

فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ

Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami. (Q.S. Al-Anbiya’ 21:90)

Isteri Zakariya yang sudah tua dan sama sekali belum pernah melahirkan. Zakariya sendiri mengakui isterinya mandul. Menurut perhitungan manusia tentu tidak mungkin bisa lagi melahirkan. Kalau terjadi pada zaman sekarang pun, para dokter ahli kandunganpun akan angkat tangan. Tapi bagi Allah SWT tidak ada yang mustahil. Dengan kekuasaan-Nya Allah dapat menjadikan perempuan tua mandul dapat hamil dan melahirkan. Itulah yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang saleh Zakariya.

Tatkala Zakariya sedang berdiri shalat di Mihrab, Jibril AS datang memberikan kabar gembira. Allah SWT berfirman:

فَنَادَتْهُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَهُوَ قَاۤىِٕمٌ يُّصَلِّيْ فِى الْمِحْرَابِۙ اَنَّ اللّٰهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيٰى مُصَدِّقًاۢ بِكَلِمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَسَيِّدًا وَّحَصُوْرًا وَّنَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ 

“Kkemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi Termasuk keturunan orang-orang saleh”. (Q.S.Ali Imran 3: 39)

Yang dimaksud dengan membenarkan kalimat yang datang dari Allah adalah membenarkan dan mempercayai kerasulan Isa AS (Al-Mishbah 2: 79). Menurut Hamka, kalimat dari Allah itu adalah Isa al-Masih. Yahya itu kelak akan memberikan pengakuan dan kesaksian bahwa memang Isa al-Masih itu lahir semata-mata karena Kalimat Allah “kun” artinya “jadilah” maka dia pun jadilah. (Tafsir Al-Azhar 3:165)

Yahya nanti juga akan menjadi pemimpin (sayyidan)yang disegani oleh kaumnya yaitu Bani Israil. Dia juga akan terpelihara (hashûran), mampu menahan diri  dari segala rayuan, terutama rayuan perempuan, dan Yahya adalah seorang Nabi yang saleh. Dalam ayat lain, nama Yahya disebut bersama tiga Nabi yang lain sebagai orang-orang yang saleh. Allah SWT berfirman:

وَزَكَرِيَّا وَيَحْيٰى وَعِيْسٰى وَاِلْيَاسَۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَۙ

“ Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya termasuk orang-orang yang saleh. (Q. S. Al-An’am 6: 85)

Kemuliaan Nabi Yahya

Yahya berarti hidup. Nama ini  adalah pemberian langsung dari Allah SWT. Belum pernah ada orang sebelumnya yang diberi nama Yahya. Allah SWT berfirman

يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا  

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (Q. S. Maryam 19: 7)

Sebagaimana nabi-nabi dari Bani Israil setelah Nami Musa AS, Yahya juga diperintahkan untuk berpegang teguh dengan Kitab Suci Taurat. Allah SWT berfirman:

يٰيَحْيٰى خُذِ الْكِتٰبَ بِقُوَّةٍ ۗوَاٰتَيْنٰهُ الْحُكْمَ صَبِيًّاۙ وَّحَنَانًا مِّنْ لَّدُنَّا وَزَكٰوةً ۗوَكَانَ تَقِيًّا ۙ وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا وَسَلٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا ࣖ 

“Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa. Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.  Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (Q. S. Maryam 19: 12-15) (bersambung)

Exit mobile version