Oleh : Achmad Afandi
Assalaamualaikum Wr Wb
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Mengawali khutbah ini saya serukan kepada diri pribadi, umumnya kepada para jamaah sekalian untuk berupaya secara terus menerus memperbarui dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas amal ibadah, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Dengan upaya tersebut mudah-mudahan dari waktu ke waktu kuantitas dan kualitas keber-Islaman kita selalu menngkat menjadi lebih baik atau minimal terjaga keistiqamahannya. Harapan terakhir dari upaya tersebut tidak lain adalah mudah-mudahan di akhir hayat kita ketika dipanggil Allah swt. keber-Islaman kita betul-betul dalam keadaan yang terbaik sehingga menjadi khusnul khatimah. Aamiin. Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Rasulillah Muhammad saw.
Jamaa’ah jumat yang berbahagia.
Allah swt. berfirman di dalam QS: al-An’am (6): 1, yaitu :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
Artinya: Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
Ayat yang lebih simple dari ayat tersebut adalah yang tersebut di dalam surat al-Fatihah (1): 2, yaitu :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Kedua ayat tersebut diawali dengan kalimat al-Hamdulillah yang artinya pujian, sanjungan, ungkapan rasa syukur atau terima kasih yang ditujukan kepada Allah swt. Kalimat pujian dan rasa syukur tersebut sering disebut dengan kalimat hamdalah atau tahmid. Kalimat hamdalah atau tahmid adalah kalimat agung yang sudah lazim dan bahkan sangat femilier di kalangan umat Islam. Dalam sehari semalam umat Islam minimal menngucapkan kalimat tersebut 17 kali karena dalam shalat lima waktu selalu membaca al-fatihah. Belum lagi sesudah shalat kemudian berdzikir dengan membaca kalimat tahmid sebanyak 33 kali dan dikalikan 5 waktu sudah 165 kali. Belum lagi ketika bersin dan mendapatkan nikmat yang sangat membahagiakan kalimat tahmid selalu dilantunkan. Betapa ringannya mengucap kalimat tahmid bagi lisan orang muslim.
Jamaah jumat yang dirahmati Allah swt.
Selain ringan diucapkan, kalimat tahmid adalah kalimat doa yang paling utama. Rasulullah saw. menyebutkan sebagai berikut :
“Seutama-utamanya kalimat dzikir adalah kalimat Laa ilaaha illallah dan seutama-utamanya kalimat do’a adalah al-hamdulillah.”
Kalimat tahmid itu kalimat yang ringan diucapkan tapi sangat berat kandungan maknanya. Di dalam kalimat tahmid ada dua kandungan makna, yaitu :
Pertama, penegasan bahwa pujian dan sanjungan itu seharusnya hanya ditujukan kepada Allah swt. Dengan makna seperti itu, maka kita dilarang memuji atau menyanjung orang lain secara berlebihan. Pujian dan sanjungan yang berlebihan kepada seseorang hanya akan melahirkan sikap kultus yang mengarah pada bentuk kemusrikan. Orang yang sudah dikultuskan maka akan dianggap sebagai orang yang selalu benar dan tidak akan pernah salah. Dampaknya muncul penyerahan diri secara total kepada orang yang dikultuskan dan itulah bentuk kemusyrikan.
Hadirin sidang jumat yang berbahagia
Kedua, Penegasan bahwa pujian itu hanyalah milik Allah swt. dengan makna seperti itu maka kita tidak perlu menjadi orang yang rakus dan gila pujian. Marah apabila tidak dipuji atau disanjung. Sebagai seorang muslim hendaknya jika dipuji tetap bersikap biasa dan jika tidak dipuji pun bersikap biasa karena menyadari bahwa pujian itu hanya milik-Nya Allah swt. Orang yang gila dan rakus pujian hanya akan melahirkan sikap kesombongan saja. Sikap sombong adalah sikap yang hanya menjadi miliknya setan dan iblis saja. Manusia pada dasarnya tidak mempunyai potensi untuk bersikap sombong. Manusia menjadi sombong karena terlena dalam godaan iblis atau setan.
Semoga kita selalu dapat menghidnari sikap pengkultusan pada seseorang dan menjauhi sikap sombong pada diri kita..aamiin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.
Khutbah kedua
الْحَمْدَ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ فِيْ سُنَتِهِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ اِتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ.
Di khutbah yang kedua ini saya mengajak marilah ucapan tahmid yang begitu ringan dalam lisan kita benar-benar kita wujudkan maknanya dalam kehidupan sehari-hari dengan menghindarkan diri kita dari sikap mengkultuskan orang lain yang menyebabkan kemusyrkan dan dari sikap gila pujian yang hanya akan melahirkan sikap kesomobngan. Kedua sikap itu sama-sama menyebabkan kita sulit mauk surganya Allah swt.
Selanjutnya, marilah mari kita berdoa kepada Allah swt.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ.
Achmad Afandi : Sekretaris PDM Sleman dan Dosen AIK UAD Yogyakarta