KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah-Seperti diketahui bersama, bahwa pemerintah Malaysia telah menerapkan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) sejak 18 Maret hingga 14 April 2020. Dengan ini secara otomatis telah menghentikan segala aktivitas sosial, keagamaan, perniagaan di sektor pemerintah maupun swasta, baik kelompok maupun individu. Dan hanya sebagian kecil saja aktivitas penting yang masih diperbolehkan.
Dr. Sonny Zulhuda, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia menyampaikan, dengan semakin diperpanjangnya masa pembatasan akibat krisis Covid-19 ini, semakin berat juga kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia, baik untuk menyambung aktivitas atau sekadar bertahan hidup. Hal ini dikarenakan proyek yang terhenti, kerja yang diliburkan, pergerakan yang dibatasi, ataupun gaji yang tertunda.
Melihat kondisi dan situasi yang semakin sulit, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia memandang perlu untuk menggiatkan kembali usaha dan upaya untuk membantu sesama melalui program Bakti Sosial (Baksos) Covid-19, yang terfokus pada pembukaan Hotline pengaduan serta pengadaan bahan pangan pokok bagi yang terdampak. “Alhamdulillah inisiatif PCIM Malaysia dalam menggalang dan menyalurkan donasi untuk warga yang memerlukan telah dan masih berjalan dengan baik sejak hari-hari pertama PKP,” ujarnya.
PCIM Malaysia menerima dukungan dari banyak komunitas Indonesia di Malaysia, mulai dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur maupun dari berbagai komunitas WNI lintas kelompok. “Donasi yang diterima dari berbagai komponen masyarakat Indonesia dan Malaysia memberikan semangat dan dorongan untuk rekan-rekan yang berjibaku di lapangan. Kegiatan ini dimotori oleh Majelis Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Umat (MPSKU) PCIM Malaysia,” jelas Sonny.
Semua komponen bergerak bersama saling bahu-membahu. Lazismu Malaysia ikut menggalang donasi dari para donatur. Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah (PRIM/PRIA) dan IMM Malaysia telah membantu identifikasi target penerima paket sembako. Ibu-ibu ‘Aisyiyah (PCIA) Malaysia membuat dan menyediakan lebih dari 300 masker untuk dibagikan. MDMC Malaysia mensuplai Alat Pelindung Diri (APD) untuk para petugas termasuk masker profesional, sarung tangan dan juga pakaian plastik.
Dalam fasa minggu pertama per hari ini (27 Maret 2020), 158 paket sembako dan 150 masker telah disalurkan ke penerima di Kuala Lumpur dan Selangor. Sebagian mereka adalah mahasiswa Indonesia di beberapa Perguruan Tinggi dan sebagian besar lainnya adalah pekerja migran Indonesia (PMI) terdampak. Sebagai kelanjutannya, ada beberapa hal yang PCIM Malaysia tekankan, antara lain:
Pertama, penyaluran bantuan sosial ini tetap memperhatikan asas efisiensi, kesehatan dan keselamatan di lapangan. Panduan ketat terkait pemakaian masker, sarung tangan, baju pelindung ditekankan, serta tetap menjaga jarak di setiap kesempatan.
Kedua, PCIM Malaysia senantiasa berkoordinasi dengan pihak kantor perwakilan RI, khususnya Korfung Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI di Kuala Lumpur dalam menyalurkan bantuan sosial ini. Surat pengantar yang dikeluarkan oleh KBRI sangat memudahkan pergerakan personil kami di lapangan. Atas segala dukungan dan sinergi ini, PCIM Malaysia menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya.
Ketiga, PCIM Malaysia menghimbau warganya dan seluruh WNI di Malaysia agar tetap optimis menjalani masa-masa sulit ini. Semua perlu patuh pada arahan, perintah dan nasihat pihak berwenang di Malaysia selama masa pembatasan ini sambil tetap tinggal di rumah masing-masing dan menjaga kesehatan diri.
Keempat, PCIM Malaysia menghimbau agar semua WNI berhati-hati dalam berinteraksi di media sosial serta menerapkan fikih informasi sebagaimana yang digariskan oleh PP Muhammadiyah. Warga yang berkemajuan tidak mudah termakan berita tidak benar, dan juga tidak terlibat menyiarkan hoax atau disinformasi di media sosial.
Kelima, mari kita bermunajat dan memohon doa kepada Allah agar kita semua terhindar dari segala penyakit dan mara bahaya. (diko/sonny)