Oleh: Muhammad Jamaludin Ahmad
Tengah malam (Rabu 25 Maret) baru saja tertidur, tiba tiba sekitar pukul 23,30 ada telpon masuk dari saudara saya di bekasi. Telpon tersebut terpaksa membangunkan tidur kami. Tidak biasanya saudara saya ini telpon tengah malam, pasti ada sesuatu yang penting. ” Assalamu alaikum mas, nyuwun sewu nggangu sare panjenengan”. Demikian pembuka telpon dari saudara kami.
Setelah minta maaf saudara saya mengabarkan bahwa baru saja ditelpon bosnya (saudara saya ini bekerja di purusahaan otomotif international milik Jepang) yang mengabarkan bahwa adik bosnya yang ada di Babel baru saja melahirkan seorang bayi dengan selamat. Yang mengejutkan ketika bayi itu baru saja dilahirkan tibu tiba-tiba bisa bicara. Dalam bicaranya si bayi tersebut meminta agar seluruh rakyat melaksanakan shalat tahajud dan memakan telur rebus agar wabah virus corona bisa hilang dari Indonesia.
Mendengar kisah yang disampaikan saudara saya ini, yang tadinya saya menerima telpon sambil tiduran kemudian ambil posisi duduk karena saya meresa ada sesuatu yang janggal. Saudara saya dapat tugas untuk menyampaikan dan mengonsultasikan kejadian ini pada orang yang dianggap tahu agama dan jawabanya ditunggu secepatnya. Materi yang disampaikan di telpon oleh saudara saya tersebut juga didengar oleh istri saya yang baru saja selesai witir.
Pertanyaan paling pokok yang diajukan saudara saya ini bisa dibagi dalam tiga bagian. Pertama, apakah kabar yang disampaikan oleh bosnya ini bisa terjadi di jaman sekarang? Kedua yaitu, bila ada kejadianya apakah si bayi yang bisa bicara ini sebagai keajaiban bukti kekuasaan Allah sehingga bisa bicara atau itu suara jin atau syetan atau halusinasi dari orang yang mendengar untuk menyesatkan manusia? Yang Ketiga, apakan permintaan bayi yang disampaikan dalam bicaranya tersebut agar rakyat Indonesia melakukan shalat tahajud dan makan telor rebus harus dilaksanakan? Kalau dilaksanakan apakah ini bukan tergolong syirik?
Yang menarik, tulisan yang belum selesai ini sudah langsung “ditutup” oleh teman saya di Pontianak Mas Ipink dengan komentar ….”Ra percaya.” Tanggapan bagus dari teman sekolah saya di Aliyah Ustadz Haris. Beliau mengomentari “…. Mukmin sudah tiap malam tahajud dan terbiasa merebus telur maka ada atau tidak ada kejadian tersebut, insyaallah istiqomah qiyamul lail lan dahar telur rebus karena kandungan proteinnya tinggi….”. Sahabat saya yang tinggal di Bangka Belitung Mas Zul Fakar (se alumni dengan istri saya di IPB) langsung kasih kabar “…. Tidak ada kejadian di Babel…”
Naaaaach….terkonfirmasi benar dan tidaknya kejadian ini. Sahabat saya di Bireun, Cut Nur Saadah mengomentari dengan menyampaikan kisah yang mirip yang juga tersebar sampai Aceh. Apa komentarnya? “Weh lha kok cerita yg sama… tak kira cuma di Aceh.”
Sahabat saya ketika dulu Di IPM/IRM Ustadzah Maulani yang sekarang tinggal di Sabah Malaysia dan sedang mempersiapkan berdirinya PCIM Sabah bercerita bahwa kisah tahayul, mirip cerita yang saya kisahkan ternyata telah merebak juga di Sabah. Ustadzah Maulani bertutur, “…..Di kami, batas Indonesia dan Sabah, semua orang banyak yang dikejutkan semalam dengan phone dari masing-masing keluarga untuk shalat tahajud dan merebus telur, bilang untuk usir corona….sampai hari ini kedai-kedai telur kosong. Sangat berbahaya jika mudah diperdaya dengan jin, iblis, syaitan yang terkutuk….semoga kita selalu Allah berikan perlindungan dari hal-hal yang tidak benar. aamiin ya Robb…..”.
Cerita dari Malaysia ini semakin mencurigakan, siapa sebenarnya penyebar Hoax ini. Si Iblis yang jadi biang keroknya untuk menggoda dan menggoyahkan iman setiap insan yang sedang dilanda galau, atau si raja bisnis penguasa dan pengendali telur di Indonesia dan Malaysia atau kongsi dari anasir anasir jahat lainnya yang saya tidak tahu.
Adik saya sekaligus sahabat saya yang asli Banjarmasin Kalsel Ustadz Irfan Islami yang saat ini tinggal di Yogya dan menjadi Pimpinan Takaful Keluarga Yogya, juga dapat cerita yang sama dari saudaranya. “Astagfirullah…. Cerita hampir sama saya peroleh dari keponakan saya Rusqiah Lahmuddin di Mandar…..”. Mas Irfan Islami menambahkan komentarnya,”Semoga kita terhindar dari berita bohong dan kesyirikan.” Ternyata cerita hoax ini sudah tersebar cepat dan mempengaruhi banyak masyarakat hingga ke sudut-sudut Indonesia. Termasuk Mandar.
Dalam situasi manusia sedang cemas, takut, putus asa, paranoid, kehilangan kepercayaan maka kisah kisah aneh, gugon tuhon, tahayul, kabar hoax mudah sekali menyebar dan mudah dipercaya bahkan sampai mempengaruhi pikiran waras kita. Bahkan keimanan kita. Kita tahu dan paham bahwa tahajud memang sesuatu yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT dan sekaligus dicontohkan oleh Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam sebagai ibadah yang tidak pernah beliau tinggalkan sampai akhir hayatnya. Shalat tahajud akan menjadikan seorang muslim diberi kedudukan yang mulia oleh Allah Swt di dunia maupun di akhirat. Shalat tahajud secara ilmiah sudah diteliti oleh para dokter, psikolog juga para ilmuwan dan terbukti memiliki manfaat dan hikmah yang luar biasa bagi kesehatan jasmani dan rohani.
Disisi lain berdasarkan keterangan para ahli gizi dan nutrisi, kita juga paham bahwa telor rebus adalah makanan yg penuh dengan kandungan protein yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Sampai point ini insya Allah tidak ada masalah. Namun ketika shalat tahajud dan makan telur rebus dilakukan karena diperintahkan oleh jabang bayi yang bisa bicara dan harus dilakukan sebelum pukul 00.00 dst, tidak boleh lebih dari pukul 00.00 maka setiap muslim terlebih bagi mereka yang mengerti agama pasti sudah tahu jawabannya.
Kembali kepada pertanyaan yang di ajukan oleh saudara dan dia harus jawab juga pada bosnya, maka malam itu saya jawab:
Pertama, Cek kebenaran cerita tersebut, siapa saja saksinya dan persis kejadiannya di mana (Bangkanya di mana). Insya Allah saya punya banyak teman di Bangka. Kalau kisah ini benar benar ada maka sudah pasti akan menghebohkan seluruh masyarakat Bangka Belitung, Indonesia bahkan dunia.
Kedua, Tolong yang menyampaikan cerita itu (bosnya dan keluarga adiknya yang sedang melahirkan dan punya bayi yang bisa bicara) segera lapor ke dokter, psikolog, dan yang penting lapor ke MUI Babel agar si bayi terkelola dengan baik, demikian juga keluarga dan kisahnya sehingga tidak menyesatkan banyak manusia. Insya Allah MUI Babel akan membuat pernyataan yang sesuai tuntunan agama Islam.
Inilah pentingnya kita dekat/berkomunikasi dengan orang shalih, para ulama, cerdik pandai, dan selalu tabayun ketika menerima kabar dan informasi yang tidak jelas, lebih lebih dalam situasi mayoritas orang dalam kecemasan, kegalauan dan ketakutan seperti saat ini. Di Muhammadiyah kita sudah dibiasakan berpikir dan bertindak dengan iman dan ilmu.
Ketiga, Bila akan shalat tahajud maka shalat saja kalau sudah jadi kebiasaan dan tidak usah dikaitkan dengan cerita bayi bisa bicara dan nyuruh shalat tahujud. Beribadah karena Allah dan berdoa mohon pertolongan dan perlindungan Allah juga agar ikhtiar kita menghadapi covid-19 diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang terbaik shalat tahajud dilakukan di akhir malam, bukan wajib dilakukan sebelum pukul 00.00. Demikian juga dengan mengkunsumsi telur maka bila sudah biasa makan telur ya makan saja, niatkan karena Allah dan jangan lupa mohon barakahnya dan juga mohon dijauhkan dari neraka. Tidak perlu dikaitkan dengan cerita di bayi bisa bicara.
Piyungan, 27032020
Muhammad Jamaludin Ahmad. Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah, serta Direktur SDI,BINDATRA, dan Keuangan RS PKU Muhammadiyah Cepu Jawa Tengah
Tulisan sebelumnya Antara Covid-19 dan “Paranoid” (1)