Oleh: Faozan Amar
Penyakit adalah salah satu cara Allah Swt menguji keimanan manusia. Dari situ akan ketahuan, apakah kita termasuk hamba yang bersyukur atau kufur. Ketika Allah Swt memberikan penyakit, Allah juga yang menyembuhkan. Tentu bagi yang mau berikhtiar dengan diiringi doa.
Sebagaimana dikisahkan dalam Musnad Imam Ahmad, dari Ziyad bin Ilaqah, dari Usamah bin Syuraik; ia menceritakan tentang beberapa orang laki-laki dari Badui yang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw tentang kebolehan berobat. Wahai Rasulullah, apakah kami boleh berobat? Beliau menjawab, betul hai para hamba Allah, berobatlah! Karena, setiap kali Allah menciptakan penyakit, pasti Allah juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit saja. Kemudian mereka bertanya lagi, penyakit apakah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab, penyakit lanjut usia (tua).
Secara umum, penyakit itu menyerang bagian fisik dan psikis manusia. Diantara penyakit psikis yang ditakuti Rasulullah Saw terhadap umatnya adalah wahn. Dalam sebuah hadits dijelaskan : Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda ; “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”.
Kemudian seseorang bertanya;”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata ;”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya; ”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata;”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Lantas apa hubungan Wahn dengan Wuhan?. Akhir-akhir ini kota Wuhan China berubah menjadi “kota mati” sekalipun sangat populer di dunia. Sebab Wuhan menjadi pusat penyebaran virus corona yang mematikan. Orang takut masuk Wuhan dan yang berada di Wuhan minta segera dievakuasi, termasuk warga negara Indonesia. Mereka takut tertular virus corona. Jika masih di Wuhan, hidupnya penuh kecemasan.
Virus Corona Wuhan mematikan fisik manusia sehingga ditakuti. Tetapi wahn penyakit psikis yang mematikan hati manusia, justru “dicintai”. Inilah ironisme kehidupan. Virus corona masuk dan menyerang tubuh manusia dari luar, dan wahn menyerangnya dari dalam melalui hati manusia yang paling dalam.
Corona nampak jelas termasuk proses penyebarannya, sedangkan wahn tak kasat mata, sebab membutakan dengan menghalalkan segala cara. Corona ditakuti hingga manusia lari untuk menghindarinya, sedangkan wahn tak disadari karena dinikmati dengan sepenuh hati. Corona Wuhan dibenci dan dicaci maki tetapi wahn ‘dicintai’ hingga tak sadarkan diri.
Lantas bagaimana menangkal wahn dan virus corana Wuhan? Wahn bisa disembuhkan dengan senantiasa menjaga hati agar tetap lembut, memperbanyak amal saleh melalui berbagi dan peduli dengan zakat, infak, sedekah, wakaf, hibah serta amalan saleh lainnya.
Di samping itu juga berdzikir mengingat Allah dan kematian dengan memperbanyak istighfar, tasbih, tahmid, tahlil dan bersholawat, sehingga hati menjadi tenang. “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).
untuk menangkal virus Corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar masyarakat: 1). Membersihkan tangan secara rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata, serta setelah memegang instalasi publik.
2). Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, gunakan alkohol 70-80% hand rub. 3). Menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk. Ketika memiliki gejala saluran pernafasan, gunakan masker dan segera berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
Sebagai seorang muslim, tidak lupa kita berdoa sebagai mana dituntunkan oleh Nabi Muhammad Saw : Dari ‘Anas ra bahwa Nabi Saw mengucapkan, “Allaahumma innii ‘auudzu bika minal barashi wal junuuni wal judzaami wa sayyi-il asqaam yang artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kulit, gila, lepra, dan dari penyakit yang jelek lainnya.” (HR. Abu Daud)
Semoga semua terhindar dari penyakit wahn dan penyakit fisik lainnya. Wallahualam.
Faozan Amar, Dosen Ekonomi Islam FEB UHAMKA dan Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah