Oleh : Yunahar Ilyas
‘Isa yang baru berumur beberapa hari menyatakan bahwa dia adalah hamba Allah sama seperti hamba-hamba Allah yang lainnya. Allah SWT akan memberinya Kitab Suci dan mengangkatnya sebagai Nabi. Tentu saja karib kerabat dan para tetangga Maryam tambah heran. Bagaimana mungkin bayi dalam ayunan bisa berbicara dengan fasih sedemikian rupa. Belum habis rasa kaget mereka, ‘Isa melanjutkan ucapannnya. Allah SWT berfirman:
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيۡنَ مَا كُنتُ وَأَوۡصَٰنِي بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمۡتُ حَيّٗا
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;” (Q.S. Maryam 19:31)
وَبَرَّۢا بِوَٰلِدَتِي وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِي جَبَّارٗا شَقِيّٗا
“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (Q.S. Maryam 19:32)
وَٱلسَّلَٰمُ عَلَيَّ يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ أُبۡعَثُ حَيّٗا
“dan Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.(Q.S. Maryam 19:33)
Ada beberapa point yang disampaikan oleh ‘Isa al-Masih yang masih dalam ayunan tersebut. Pertama, beliau adalah seorang hamba Allah, bukan Tuhan atau Putera Tuhan seperti yang diyakini oleh orang-orang Nasrani belakang hari. Beliau adalah manusia seratus persen yang dikandung dan dilahirkan oleh ibunya Maryam. Cuma bedanya dengan manusia lain kehamilan ibunya tidak melalui hubungan dengan seorang laki-laki mana pun, tetapi melalui Malaikat Jibril yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk meniupkan ruh langsung ke dalam rahimnya. Pada bagian lain Allah SWT membantah keyakinan yang salah yang muncul belakangan bahwa ‘Isa adalah putera Tuhan.
Kedua, Allah menurunkan kepada ‘Isa Al-Masih kitab suci yang bernama Injil dan sekaligus mengangkat beliau menjadi Nabi dan Rasul seperti halnya nabi dan rasul-rasul Allah yang lain. Pada ayat lain (QS.Ash-Shaf 61:6)ditegaskan bahwa ‘Isa diutus kepada kaumnya yaitu Bani Israil, membenarkan Kitab Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa AS dan memberikan kabar gembira akan kedatangan Nabi sesudahnya yang bernama Ahmad.
Ketiga, Allah SWT memberkati ‘Isa Al-Masih dimana pun beliau berada. Menurut M. Quraish Shihab, barangkali yang dimaksud dengan ‘Isa diberi keberkatan di manapun beliau berada adalah aneka manfaat yang dapat diperoleh manusia dari kehadiran beliau, baik dengan penyembuhan-penyembuhan yang terjadi atas izin Allah melalui beliau, maupun dengan ajaran dan tuntuan-tuntunan yang beliau sampaikan. Keberkatan itu tidak terbatas pada tempat tertentu, misalnya hanya pada tempat perbibadatan tetapi di manapun beliau berada. (Tafsir Al-Mishbah 8:180)
‘Isa yang masih berada dalam ayunan itu juga menyatakan bahwa Allah SWT memerintahkan kepadanya untuk mendirikan shalat dan membayar zakat selama hidupnya.
Keempat, Allah SWT memerintahkan kepada ‘Isa Al-Masih untuk berbakti kepada ibunya yang telah susah payah mengandung dan melahirkannya. Karena proses kehamilan ibunya yang luar biasa, maka ibunya mendapatkan tuduhan keji dari kaumnya, mendapatkan makian dan hinaan. Ibunya telah banyak menderita, terutama penderitaan batin dalam menghadapi kaumnya. Ibunya adalah seorang perempuan suci yang sangat taat kepada Allah SWT. Dan ‘Isa bukanlah seorang yang sombong yang tidak mau taat dan beribadah kepada Allah SWT dan bukan pula orang yang celaka karena durhaka kepada sang Ibu yang telah melahirkannya.
Kelima, Allah SWT memberikan keselamatan kepada ‘Isa pada tiga waktu yang sangat penting dan menentukan yaitu saat kelahiran, saat kematian dan saat dibangkitkan di Akhirat nanti. Yang pertama adalah awal menghadapi kehidupan di dunia. Kedua, awal memasuki kehidupan di alam barzakh, alam antara dunia dan akhirat. Dan ketiga awal memaski alam yang abadi yaitu alam Akhirat.
Kepada Nabi Yahya sebelumnya juga dinyatakan bahwa Yahya adalah seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Begitu juga tentang kesejahteraan pada tiga waktu yang sangat penting yang diberikan kepada ‘Isa dulu juga diberikan kepada Yahya dengan firman-Nya: “Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (Q. S. Maryam 19: 12-15)
Itulah ‘Isa putera Maryam, menyatakan pekataan yang benar, yang nanti akan diperdebatkan kebenarannya oleh pengikut dan penentang Nabi ‘Isa AS. Allah SWT berfirman:
ذَٰلِكَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ قَوۡلَ ٱلۡحَقِّ ٱلَّذِي فِيهِ يَمۡتَرُونَ
“Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.” (Q.S. Maryam 19:34)
Kelahiran Nabi ‘Isa AS menimbulkan kontroversi atau pertentangan. Sebagian mereka percaya bahwa Maryam adalah perempuan suci, sama sekali jauh dari pikiran mereka bahwa Maryam telah melakukan perzinaan sehingga hamil. Kehamilan Maryam betul-betul karena kehendak Allah SWT yang ingin menunjukkan kekuasaan-Nya menciptakan manusia tanpa bapak, hanya punya ibu, sebagaimana Dia pernah menciptaka Adam tanpa bapak dan ibu. Di antara yang percaya dengan kesucian Maryam itu adalah Yusuf bin Ya’qub an-Najar, tunangan Maryam sendiri.
Wahab bin Munabbih menyebutkan, sebagaimana dikutip Ibn Katsir dalam Kisah Para Nabi (hlm. 629) bahwa setelah terlihat pada diri Maryam tanda-tanda kehamilan maka yang pertama kali mengetahuinya adalah seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil yang bernama Yusuf bin Ya’qub an-Najar yang tidak lain adalah anak pamannya sendiri. Maka Yusufpun benar-benar terkejut menyaksikan hal itu. Lalu pada suatu hari ia mendatangi Maryam dan bertanya: “Wahai Maryam adakah tanaman yang tumbuh tanpa adanya biji?“ Maryam menjawab: “Ya ada. Lalu siapakah yang menciptakan tanaman pertama kali?” Kemudian Yusuf berkata: “Lalu adakah seorang anak itu bisa lahir tanpa adanya suami?” Ya ada, sesungguhnya Allah ta’ala telah menciptakan Adam tanpa melalui proses pertemuan antara laki-laki dan perempuan.” papar Maryam. Lebih lanjut Yusuf an-Najar berkata: “Karenanya beritahulah kepadaku berita yang sesungguhnya terjadi padamu.” Maka Maryampun menjawab: “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah memberikan kabar gembira kepadaku dengan kalimat yang datang dari Nya, namanya Al-Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat serta termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). Dan ia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk orang-orang yang saleh. (Q.S. Ali Imran 45-46) (bersambung)