Keprihatinan dan kesedihan kita akibat dampak beredarnya virus Covid-19 sudah beberapa bulan ini dirasakan. Para pedagang, petani, buruh harian, rakyat kecil dengan beragam profesi nampaknya menjadi pihak yang paling terkena dampak secara ekonomi dalam kesehariannya. Seperti halnya pedagang pasar, penjual sayur di Pasar Prambanan sudah beberapa minggu ini menikmati kesedihan karena sepinya pembeli. Belum lagi para buruh yang harus dirumahkan karena berhentinya proyek pembangunan. Tidak banyak yang bisa mereka perbuat, selain berdiam dirumah, menikmati ketidakpastian dampak adanya badai Corona di negeri ini. Semua diliputi kemuraman.
Namun, dalam kekaulatan itu, pagi cerah kembali merekah di desa kecil perbukitan Prambanan. Masih terihat senyum bahagia dari para warga yang mengisyaratkan harapan. Sekelompok pemuda berjalan datang dari pintu kepintu, menyerahkan paket sembako yang dikemas rapi, berisi beras, gula, minyak dan beberapa keperluan harian lain. Ratusan paket dibagikan kepada warga kecil yang membutuhkan bantuan. ”Maturnuwun nggih mas, mugi-mugi Allah paring berkah,” begitu ungkap seorang nenek dengan penuh haru menerima sembako terbungkus plastik berwarna putih. Pembagian sembako ini bagi sebagian dari kita mungkin terlihat kecil nilainya, tapi bagi mereka inilah rezeki yang sangat diharapkan. Tak henti-henti ungkapan syukur terucap dari para penghuni dusun.
Seklumit cerita tadi adalah kisah nyata hari ini, sebuah upaya nyata yang dilakukan oleh para anak-anak muda dari Prambanan gabungan dari aktivis Pemuda Muhammadiyah, KOKAM dan Nasyiatul Aisyiyah. Dengan dukungan penuh dari PCM Prambanan, mereka membentuk Posko Peduli yaitu Muhammadiyah Covid-19 Comand Center (MCCC PCM Prambanan). Gerakan sosial ini difokuskan bagi warga yang terdampak secara langsung adanya Covid-19. Rasanya malu bagi kita yang setiap saat dirumah hanya berdebat dan menghujat dari dalam kamar menikmati media sosial tanpa berbuat apapun.
Dalam diam, mereka bergerak sepenuh hati. Sudah satu bulan ini mereka mengumpulkan donasi dari para jamaah Muhammadiyah yang mampu, dengan program paket seratus ribuan yang berhasil mereka wujudkan dalam paket sembako berisi beras, minyak, gula, masker, sabun dll. “Awalnya informasi donasi kita share dengan broadcast di grup WA, alhamdulillah mendapat tanggapan bagus dari warga”, ujar salah satu aktivis yang enggan disebut namanya.
Ruang kelas di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan tidak digunakan karena siswa diliburkan, disulap menjadi gudang logistik dan posko. Setiap hari, pagi siang hingga larut malam denyut semangat para aktivis terus bergerak. Mulai dari kesigapan anggota KOKAM yang menjemput donasi langsung dari rumah kerumah, para aktivis Nasyiah yang juga ikut membantu mengemas produksi sabun cair, dan paket sembako lain. Secara bergilir posko dijaga sekaligus digunakan untuk berkoordinasi dalam pendataan warga terdampak yang berhak dan layak menerima. Pendataan ini melibatkan unsur PRM masing-masing ranting. Dukungan penuh dari pengurus PCM dan PCA Prambanan seolah melengkapi sinergi indah ini. Tak mengherankan jika sinergi dakwah ini mampu melahirkan sebuah gerakan hebat, sebuah kepedulian yang tidak banyak dilakukan oleh kita yang hanya mengeluh dan berharap bantuan semata.
Hingga tulisan ini dibuat, lebih dari 800 paket sembako berhasil mereka distribusikan. Ada rasa optimis yg masih terpancar, bahwa mereka mampu mengumpulkan hingga 1.000 paket senilai seratus juta rupiah. Sungguh, Allahu Akbar.. inilah hikmah yang bisa dipetik, sisi lain adanya fenomena corona melahirkan sebuah keterpanggilan dan kepedulian sosial sekaligus sinergitas dakwah yang luar biasa. Maka tidak heran dan rasanya pantas PCM Prambanan dengan dakwah kebersamaan ortom dan amal usahanya pernah dinobatkan menjadi PCM Terbaik tingkat nasional tahun 2019 yang lalu.
Gerakan sinergi dakwah yang dibalut dalam kepedulian sosial yang dimulai dari Ranting dan Cabang inilah yang patut kita tiru. Berbanggalah Muhammadiyah sebagai persyarikatan besar sudah luar biasa berperan dalam mendukung dan membantu pemerintah dalam menangani Virus ini. Melalui penyediaan puluhan Rumah Sakit milik Muhammadiyah, ratusan dokter, perawat dan tenaga medis, ikut terjun dan semuanya bergerak dalam perjuangan ini perang melawan wabah ini.
Dalam kesunyian, gerakan dakwah Muhammadiyah dari tingkat ranting, cabang, daerah hingga pusat sangat terasa manfaatnya bagi masyarakat. Tak perlu banyak berdebat, menghujat atau menumpuk keluhan-keluhan yang membebani diri. Melalui Muhammadiyah Covid-19 Comand Center (MMMC), Persyarikatan Muhammadiyah membuktikan dengan pandangan keislamannya yang kokoh serta dalam semangat dakwah dan tajdid, gencar turut berjuang, membela para tenaga kesehatan yang luar biasa berkhidmat dengan bertaruh nyawa, empati terhadap korban positif dan meninggal, serta terus mengedukasi warga melalui gerakan-gerakan sosial yang langsung ditenah masyarakat.
Kita masih yakin bahwa persyarikatan ini akan terus menebarkan manfaat, mencerahkan umat dan berjuang agar pedemi ini segera pergi. Semoga ! (Mas Radjie)