Oleh : Yunahar Ilyas
Nabi Zakariya AS bersikap sama seperti Yusuf an-Najjar, setelah mengetahui kehamilan Maryam dan berdialog dengan kemenakan isterinya itu dia mempercayai kesucian dan kejujuran Maryam. Beliau tahu persis siapa Maryam karena mengasuhnya sejak kecil di Baitul Maqdis. Tidak ada seorang perempuan pun pada masa itu yang bisa menandingi kuantitas dan kualitas ibadah Maryam. Lagi pula isterinya juga sudah mengalami, bagaimana seorang perempuan tua mandul, bersuami yang juga sudah tua, dapat hamil dan melahirkan seorang putera, yaitu Yahya. Zakariya percaya betul, jika Allah menghendaki. Dia menyatakan kun (jadilah), maka akan terjadi seperti apa yang diinginkan-Nya.
Di samping Yusuf dan Zakariya, Hanah isteri Zakariya juga mempercayai Maryam. Mereka berdua hamil bersamaan. Hanah lebih dahulu hamil enam bulan (Târîkh al-Anbiyâ’wa ar-Rusul hal. 276). Diriwayatkan oleh as-Sadi, sebagaimana dikutip oleh Hasan Ayyub dalam bukunya Qashash al-Anbiyâ’ (hal. 210-211) bahwa pada suatu hari Maryam datang menemui Hanah, bibinya yang sedang hamil. Hanah bertanya kepada Maryam: “Apakah engkau menyadari bahwa aku hamil?” Bukannya menjawab pertanyaan Hanah, Maryam malah memberitahu bibinya tentang kehamilannya. “Saya juga merasakan sedang hamil” katanya. Hanah membenarkan Maryam dan menyatakan lebih lanjut: “Aku merasa bayi yang dalam perutku hormat kepada bayi yang ada dalam perutmu.”
Tetapi orang-orang Yahudi tetap saja tidak mempercayai pengakuan Maryam, walaupun sudah diperlihatkan Allah kekuasaannya dengan menjadikan Isa yang masih dalam ayunan dapat berbicara panjang lebar menjelaskan siapa dirinya. Tetap saja orang-orang Yahudi menuduh Maryam telah berzina. Kecurigaan mereka pertama kepada Yusuf an-Najar anak paman Maryam yang merupakan tunangannya, dan kedua kepada Zakariya yang selama ini mengasuhnya. Tentu saja tuduhan keji itu tanpa bukti sama sekali. Menurut Ibn Jarir dalam Kitab Tarikhnya, sebagaimana dikutip Hasan Ayyub dalam Qashash al-Anbiya’ (hal. 213) sekelompok Yahudi menuduh Zakariya yang menghamili Maryam, oleh sebab itu mereka ingin membunuhnya. Zakariya melarikan diri dan masuk dalam batang pohon kayu besar bersembunyi, tapi Iblis memegang sebagian sorban Zakariya sehingga orang-orang Yahudi mengetahui persembunyiannya dan akhirnya membunuhnya.
Tentang kelahiran Isa putera Maryam perlu ditambahkan bahwa sebagian besar orang-orang Nasrani meyakini bahwa beliau dilahirkan pada tanggal 25 Desember di Betlehem. Bulan Desember adalah musim dingin bahkan musim salju. Dalam versi Al-Qur’an tidak disebutkan Isa lahir bulan apa, tapi jelas disebutkan bahwa tatkala Maryam membutuhkan makanan maka melalui Malaikat Jibril AS, Allah SWT menyuruhnya menggoyang pangkal pohon kurma tempat dia bersandar itu, niscaya buah kurma yang masak akan jatuh dan dapat dimakan oleh Maryam. Allah SWT berfirman:
وَهُزِّيٓ إِلَيۡكِ بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ تُسَٰقِطۡ عَلَيۡكِ رُطَبٗا جَنِيّٗا
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu “. (Q.S. Maryam 19:25)
Kurma tidak berbuah pada musim dingin, apalagi pada musim salju, tetapi berbuah pada musim panas. Dipahami dalam versi Al-Qur’an Isa dilahirkan pada musim panas bukan pada musim dingin.
Isa Hamba Allah bukan Putera Allah
Orang-orang yang beriman meyakini bahwa Isa, sebagaimana dijelaskan di dalam ayat-ayat yang sudah dikutip sebelumnya, adalah putera Maryam tanpa bapak. Dia adalah hamba dan utusan Allah SWT.
Sementara itu orang-orang Yahudi menuduh Isa adalah anak hasil perzinaan, oleh sebab itu mereka tidak mengakui kenabiannya. Sebaliknya orang-orang Nasrani belakang hari meyakini Isa bukan hamba dan utusan Allah SWT, tetapi justru meyakininya sebagai putera Tuhan, baahkan lebih jauh meyakini Isa sebagai tuhan, satu oknum dari tiga oknum tuhan yang disebut Trinitas.
Allah SWT membantah keyakinan sesat tersebut. Allah SWT berfirman:
وَقَالُواْ ٱتَّخَذَ ٱلرَّحۡمَٰنُ وَلَدٗا لَّقَدۡ جِئۡتُمۡ شَيًۡٔا إِدّٗا
“Dan mereka berkata: “Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar ” (Q.S. Maryam 19: 88-89)
Dalam ayat di atas disebut oleh Allah SWT bahwa meyakini bahwa Allah ST yang Maha Pemurah mempunyai putera adalah sebuah perkara yang sangat mungkar. Dalam ayat selanjutnya dinyatakan bahwa ucapan mereka itu dapat menyebabkan langit hampir pecah, bumi belah, dan gunung-gunung akan runtuh. Allah SWT berfirman:
تَكَادُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ يَتَفَطَّرۡنَ مِنۡهُ وَتَنشَقُّ ٱلۡأَرۡضُ وَتَخِرُّ ٱلۡجِبَالُ هَدًّا أَن دَعَوۡاْ لِلرَّحۡمَٰنِ وَلَدٗا وَمَا يَنۢبَغِي لِلرَّحۡمَٰنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا إِن كُلُّ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ إِلَّآ ءَاتِي ٱلرَّحۡمَٰنِ عَبۡدٗا لَّقَدۡ أَحۡصَىٰهُمۡ وَعَدَّهُمۡ عَدّٗا وَكُلُّهُمۡ ءَاتِيهِ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَرۡدًا
“Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (Q.S. Maryam 19: 90-95)
Mempertuhankan Isa putera Maryam adalah satu bentuk al-ghuluw dalam beragama. Ghuluw artinya sikap berlebihan yang melampaui batas. Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لَا تَغۡلُواْ فِي دِينِكُمۡ وَلَا تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡحَقَّۚ إِنَّمَا ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلۡقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرۡيَمَ وَرُوحٞ مِّنۡهُۖ فََٔامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۖ وَلَا تَقُولُواْ ثَلَٰثَةٌۚ ٱنتَهُواْ خَيۡرٗا لَّكُمۡۚ إِنَّمَا ٱللَّهُ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ سُبۡحَٰنَهُۥٓ أَن يَكُونَ لَهُۥ وَلَدٞۘ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلٗا
“Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (Q.S. An-Nisa’ 4:171)
Tegas dalam ayat di atas Allah SWT menolak tatslits atau trinitas. Isa Al-Masih putera Maryam itu adalah utusan Allah yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Isa bukanlah Tuhan, bukan putera Tuhan dan bukan pula satu dari tiga oknum Tuhan. Allah itu Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak. (bersambung)