MALANG, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan pengajian menyambut Ramadhan 1441 H dengan tema “Ramadhan di Tengah Bencana Global sebagai Momentum Interospeksi Kehidupan Beragama dan Bermasyarakat”. Kajian tersebut disampaikan langsung secara daring oleh Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Kamis (23/4).
Haedar Nashir menyampaikan bahwa media daring yang saat ini umum digunakan merupakan adaptasi awal dalam menyongsong dunia modern yang akan terus berkembang. Sebagai orang yang beriman harus menghadapi segala musibah yang datang dengan spirit iman yang kokoh. Sebagai agama wahyu, Islam memberikan jawaban atas segala persoalan yang datang. “Dari Islam kita belajar, bagaimana Islam selalu memberikan solusi terhadap segala permasalahan kehidupan,” ujarnya.
Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan nilai keimanan. Ada beberapa esensi keimanan bagi seorang muslim dalam menghadapi musibah. Pertama, orang yang beriman semakin yakin terhadap kekuasaan Allah. Segala sesuatu tidak pernah lepas dari sunatullah. “Dalam kondisi wabah seperti ini maka iman harus memiliki pemahaman terhadap konsep bayani, burhani, dan irfani,” papar Haedar.
Kedua, meneguhkan konsep bayani, burhani, dan irfani dalam segala aktivitas Ramadhan agar ibadah puasa dapat menjadikan kita lebih produktif. Selain itu, makna puasa yang di dapat akan lebih mendalam. Makna puasa yang mendalam adalah yang dapat mengendalikan nafsu terhadap hal-hal yang bersifat indrawi. “Puasa yang sukses itu adalah puasa yang dapat menaklukkan segala nafsu baik yang bersifat dzhahir maupun batin,” ungkapnya.
Ketiga, mengasah dimensi burhani. Menggunakan akal pikiran yang jernih serta ilmu pengetahuan dalam setiap tindakan. Kita selalu berkoar bahwa umat Islam maju. Hal ini mustahil terjadi jika umat Islam tidak memaksimalkan akal pikirannya untuk menggali ilmu pengetahuan. “Mari kita gunakan momentum Ramadhan ini untuk senantiasa bertadabur, bertafakur, memperluas khazanah ilmu pengetahuan, dan mengasah pemahaman keilmuan. Sunatullah itu terhampar sangat luas,” pesannya.
Fauzan, Rektor UMM dalam sambutannya mengajak kita untuk saling bermuhasabah, mengoreksi diri, menjadikan kembali keimanan sebagai fungsi kontrol kehidupan. Akhlak yang baik merupakan indikasi bahwa perilaku seseorang dikontrol oleh keimanan. “Kami berharap, semoga seluruh perilaku kita tidak terlepas dari kontrol keimanan,” harapnya. (Diko)