“Kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini sedang mengalami pelandaian. Kita harapkan akhir Mei atau awal Juni adalah puncaknya.” (Muhadjir Effendy)
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sejak terindikasi bahwa terdapat pasien positif Covid-19 di Indonesia, pemerintah telah berupaya secara maksimal melakukan segala antisipasi untuk meredam penyebarannya di seluruh wilayah. Jadi salah jika ada yang mengatakan bahwa pemerintah tidak serius dalam penanggulangan Covid-19. Hal tersebut dikemukakan langsung Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan saat Konferensi Kajian Online Ramadhan yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (29/4).
Setelah Presiden Jokowi mengkonfirmasi dua kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 tanggal 2 Maret dan terjadi kasus kematian pertama akibat Covid-19 pada 11 Maret. Pemerintah secara sigap menerbitkan Keppres 7/2020 tentang pembentukan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 pada 13 Maret 2020. Kemudian disusul pada 31 Maret keluarnya Peraturan Pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang saat ini berjalan hampir di setiap wilayah.
“Sejak awal Presiden Jokowi menolak untuk menerapkan lockdown dengan segala alasan dan pertimbangan yang matang. Pada tahap awal, pemerintah memberlakukan social distancing dan tahap selanjutnya PSBB. Walaupun banyak masyarakat yang menilai bahwa pemerintah kurang tegas, nyatanya pemerintah bekerja sangat keras,” ujar Muhadjir.
Ada tiga strategi yang dilakukan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Pertama, langkah kesehatan. Hal ini terkait dengan tugas pemerintah di garda terdepan dalam membuka medan pertempuran melawan Covid-19.
Kepala BNPB dan Kementerian Kesehatan berjibaku menyiapkan segala peralatan kesehatan dan rumah sakit, melakukan pengetesan, penelusuran, pemetaan, serta menerapkan physical distancing, work and study from home hingga PSBB.
“Jika diistilahkan dengan peperangan, Kepala BNPB bertugas membuka jalan pertempuran dan menetapkan seni berperang. Sedangkan Kementerian Kesehatan bertugasa menyiapkan segala sarana dan pra sarana kesehatan hingga memberikan pelayanan kesehatan,” ungkap Mantan Rektor UMM tersebut.
Kedua, jaring pengaman sosial. Peran ini dilakukan oleh Kementerian Sosian dan Kementerian Desa untuk mendukung diberlakukannya PSBB. Pada strategi kedua ini pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat, khususnya terkait dengan pembiayaan dan pemenuhan bahan pangan.
Ketiga, survabilitas ekonomi. Adanya dukungan dari dunia usaha diantaranya, pengurangan lartas impor, berbagi insentif, Program Pemulihan Ekonomi Nasional, dan berbagi kebijakan serta relaksasi di sektor keuangan.
Di akhir penjelasannya Muhadjir menambahkan, peran dari masyarakat madani adalah kunci untuk menghentikan wabah pandemi Covid-19 di Indonesia. “Saya sangat mengapresiasi peran Muhammadiyah yang bertindak tegas dalam menangani wabah Covid-19 ini seperti meniadakan sholat jum’at, tarawih dan lain sebagainya,” tutupnya. (diko)