Oleh: Rois Fathoni
Banyak orang yang salah mengerti. Anjuran social distancing, menghindari kerumunan, baik itu kegiatan keagamaan, hiburan, atau perniagaan, dikiranya karena takut mati. Bukan. Bukan itu tujuan kita untuk mematuhi anjuran itu. Tapi itu adalah bagian dari upaya untuk menghentikan penyebaran penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru yang diberi nama covid-19.
Penyebaran penyakit ini harus dihentikan, atau minimal diperlambat. Tujuannya agar tidak terjadi ledakan jumlah pasien yang sangat besar dalam waktu bersamaan. Jika hal ini terjadi, banyak pasien yang tidak bisa dirawat di RS karena jumlah kamar dan fasilitas lainnya untuk merawat mereka tidak mencukupi. Jika demikian halnya, sebagus apapun pelayanan kesehatan sebuah negara, tidak akan mampu mengatasi membludaknya pasien ini. Akibatnya banyak yang tidak tertolong, dan kemudian terpaksa meninggal.
Dan, faktanya adalah, social distancing, lock down, karantina, PSBB, atau apalah namanya, ini adalah ajaran Islam. Ajaran Islam dalam menghadapi pandemi di suatu negeri. Ajaran Islam yang sudah terbukti manjur, dan diadopsi seluruh negara di dunia. Professor Craig Considine, seorang sosiolog beragama Kristen di Rice University, sampai menuliskannya pada sebuah kolom di Newsweek.
“Do you know who else suggested good hygiene and quarantining during a pandemic? Muhammad, the prophet of Islam, over 1,300 years ago.” Tahukah anda, siapa lagi yang menyarankan pola hidup higienis dan karantina selama terjadinya pandemic? Dialah Muhammad, nabi-nya orang orang Islam. Beliau mengajarkannya lebih dari 1300 tahun yang lalu.”
Masih di dalam kolom itu, Considine menukil beberapa hadits mutawatir yang mendasari pernyataannya tersebut. Di antaranya adalah sabda Nabi Muhammad, “If you hear of an outbreak of plague in a land, do not enter it; but if the plague outbreaks out in a place while you are in it, do not leave that place.” Jika engkau mendengar adanya wabah di suatu negeri, janganlah kau masuk ke dalamnya. Tetapi jika kau tinggal di suatu negeri di mana terjadi sebuah wabah, janganlah kau lari dari negeri tersebut.”
Inilah yang dimaksud bahwa social distancing/lockdown/PSBB anjuran Nabi Muhammad ini bukan karena takut mati. Namun semata mata untuk menghentikan penyebarannya. Seandainya orang takut mati, maka seharusnya dia disuruh lari dari penyakit, agar dirinya selamat. Jika ia tinggal di daerah di mana terjadi wabah, maka upaya penyelamatan hidupnya adalah dengan menjauh dari tempat tersebut. Akan tetapi Nabi Muhammad justru memerintahkan agar jangan keluar dari daerah tersebut. Dengan kata lain, seolah olah dikatakan, kalian jangan takut mati. Sebab kematian sudah ditentukan. Yang perlu kalian takutkan adalah penyebaran wabah itu. Maka yang perlu kalian lakukan adalah bagaimana menghentikan penyebaran wabah tersebut. Yang di luar jangan masuk, yang di dalam jangan pergi. Ini bukan masalah siapa yang mati siapa yang hidup. Tetapi masalah bagaimana menghentikan penyebaran wabah itu.
Alhamdulillah, sampai sekarang kejadian membludaknya pasien tersebut hingga menyebabkan banyak pasien yang tidak tertolong karena tidak mendapatkan perawatan di Rumah Sakit, hingga hari ini tidak terjadi di Indonesia dan negara negara dengan mayoritas penduduk muslim lainnya.
Pemerintah di negara negara Islam tersebut telah mengambil kebijakan yang tepat. Rakyatnya alhamdulillah patuh. Dan Allah menunjukkan kuasa-Nya.
Ini adalah karunia dari Allah yang harus sangat kita syukuri. Alhamdulillah, tsumma alhamdulillah.
Rois Fathoni, Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta