• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

PCIA Malaysia Gunakan Waktu di Masa Lockdown untuk Warga

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
2 Mei, 2020
in Berita
Reading Time: 3 mins read
A A
0
PCIA Malaysia Gunakan Waktu di Masa Lockdown untuk Warga
Share

“Waktu adalah pedang; kalau kita tidak bisa menggunakannya maka ia akan membunuh diri kita sendiri.”

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Demikian nasihat yang disampaikan oleh Ustadzah Novri Hartini Tanius, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dalam Kajian Online yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) Malaysia melalui aplikasi Zoom, Jumat 17 April 2020.

Kegiatan yang pertama kali diadakan oleh PCIA Malaysia di masa “lockdown” Covid-19 ini dihadiri oleh sekitar 60 orang peserta dan mengambil tema “Jangan biarkan waktu membunuhmu”.

Dalam sambutannya, ketua PCIA Malaysia Nita Nasyithah, M.Ed memberikan motivasi kepada warga Aisyiyah di Malaysia agar tetap sabar dan positif dalam menjalani masa-masa Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) yang diberlakukan oleh pemerintah Malaysia sejak 18 Maret 2020.

PKP ini mewajibkan warga di Malaysia untuk tidak keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak seperti membeli makanan dan obat-obatan.

“Meski kita tidak dapat bersua fisik, namun kita masih dapat melanjutkan aktivitas Persyarikatan melalui inovasi teknologi,” kata Nita dalam sambutannya.

“Ini menandakan bahwa kita siap untuk maju dalam berbagai kondisi walaupun agak menyulitkan.”

Dalam ceramahnya, Novri yang berasal dari Yogyakarta mengingatkan bahwa keimanan seseorang bisa dilihat dari bagaimana ia menggunakan waktunya.

Ini sejalan dengan pesan Allah SWT dalam Q.S. Al-‘Asr: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.”

“Siapapun memiliki potensi merugi kecuali orang yang beriman, kuncinya adalah iman. Tapi iman saja tidak menjadikan manusia itu selamat, kalau tidak beramal soleh.”

Dalam keadaan ‘lockdown’ saat ini, demikian Novri, masing-masing kita memiliki waktu yang sama, sama sama 24 jam, tapi kenapa kita memiliki amalan amalan yg berbeda?

“Banyak sekali amal soleh yang bisa kita lakukan dalam keaadaan lockdown saat ini.
Contoh amal soleh yg bisa kita lakukan adalah
solat berjamaah, sedekah, solat sunat fajar, solat subuh berjamaah,membaca dan menghafal quran, mentadabbur al-Quran, mengkaji hadits dan lain sebagainya.”

Ustadzah alumni Muallimat Yogyakarta itu memberikan beberapa tips bagi jamaah dalam menjalani kehidupan.

“Pertama, kita sering-seringlah meminta ‘fatwa’ pada hati kita. Dalam keadaan kita marah atau stress misalnya, itu berarti kita belum mendapat pertolongan dari Allah.”

“Kedua, kita kembalikan semuanya kepada ketetapan Allah karena semua masalah sudah ada kadarnya, sehingga tidak ada yang sulit jika kita menghadirkan Allah dalam menyikapi segala permasalahan.”

“Jika keluh kesah sudah tidak ada lagi dalam hati kita, maka Allah akan memberikan kabar gembira dan memberikan kita hadiah dari kesabaran kita.”

Apa yang dapat menyingkirkan kegundahan dan menghadirkan bahagia? Tanya Novri. Kita bisa belajar dari perkataan Ibnul Qoyyim, “Tidaklah aku takutkan saat matahari terbenam umurku berkurang, tapi yang aku risaukan adalah jika amalanku tidak bertambah!”

“Kebahagiaan yang ada didalam hati akan lebih abadi karena orang orang yg hatinya bahagia akan mendapatkan pertolongan dari Allah, walaupun disingkirkan dari kebahagiaan yg ada didunia.”

Oleh karena itu, pengusaha studio fotografi di kota Gudeg itu memberikan wejangan.

“Orang yang bergantung akan kebahagiaan dunia maka ia akan terus selalu kecewa. Tapi orang yang beriman menggantungkan kebahagiaannya hanya pada Allah, maka ia akan terus bahagia dimanapun berada. Ia akan merasa selalu ditatap oleh Allah, merasa disayang dan diberi banyak hikmah.”

Forum kajian tersebut dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Silmi Fitri, MA, Wakil Ketua PCIA Malaysia.

Selain berdialog, Ibu-ibu Aisyiyah terlihat gembira bisa bertegur sapa meskipun dipisahkan oleh jarak dan kesibukan mereka.

Tags: muhammadiyahPCIA Malaysia
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post

Perlawanan Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara terhadap Covid 19

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In