Oleh: Bahrus Surur-Iyunk
Orang berbagi sesama atau bersedekah dengan ikhlas tampak seperti biasa-biasa saja di hadapan manusia. Apalagi kalau yang disedekahkan sedikit dan tidak spektakuler. Tetapi, di hadapan Allah, seseorang yang bersedekah itu dahsyat.
Syekh Muhammad Awwamah dalam Min Shihah Al-Ahadits Al-Qudsiyah: Mi’ah Hadits Qudsi Ma’a Syarhiha mengutip sebuah hadis riwayat Imam Ahmad dan At-Turmudzi dari Anas bin Malik r.a. Dari Nabi SAW bersabda, “Tatkala Allah menciptakan bumi, bumi itu langsung bergetar dan bergerak, lalu Allah menciptakan gunung-gunung sehingga dengan gunung itu, bumi menjadi kokoh dan tenang.”
Kemudian para malaikat takjub dengan dahsyatnya gunung seraya berkata, “Wahai Tuhan kami, adakah sesuatu di antara makhluk-Mu yang lebih dahsyat dari gunung?” Allah menjawab, “Ya. Besi.”
Para malaikat bertanya lagi, “Adakah di antara makhluk-Mu yang lebih dahsyat dari besi?” Allah menjawab, “Ya. Api.”
Para malaikat bertanya lagi, “Wahai Tuhan kami, adakah di antara makhluk-Mu yang lebih dahsyat dari api?” Allah Menjawab, “Ya. Air.”
Para malaikat bertanya lagi, “Wahai Tuhan kami, adakah di antara makhluk-Mu yang lebih dahsyat dari air?” Allah menjawab, “Ya. Udara.”
Para malaikat bertanya lagi, “Wahai Tuhan kami, adalah di antara makhluk-Mu yang lebih dahsyat dari udara?”
Allah menjawab, “Ya. Ada. Anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya tidak melihat.”
Tidak berarti bahwa tangan itu bisa melihat secara kasat mata. Ungkapan ini ingin mengatakan betapa dahsyat orang yang bersedekah dengan ikhlas. Karena keikhlasannya ia tidak mau diketahui dan memperlihatkan, apalagi menceritakan, kepada orang lain. Bahkan, jika mungkin, tangan kirinya sendiri tidak tahu kalau tangan kanannya bersedekah.
Orang yang ikhlas juga tidak mengharapkan balasan timbal balik dari orang yang diberi. Bahkan, sebagaimana digambarkan oleh Allah dalam QS. Al-Insan: 9, orang yang ikhlas itu tidak mengharapkan rasa ucapan terima kasih sekalipun. Ia hanya mengharapkan ridha Allah, karena rasa takutnya akan azab Allah pada hari ketika orang-orang berwajah masam penuh kesulitan. Pada saat itulah Allah akan melindunginya dari kesusahan dan memberikan kegembiraan atas sedekah yang telah ia berikan saat masih di dunia.
Meski apa yang disedekahkan itu (sepertinya) “hilang dan berkurang”, namun sesungguhnya tidak ada kebaikan yang hilang. Justru bertambah. Kebaikan itu hanya berubah bentuk dengan kebaikan yang lain dan pada nantinya pasti kembali kepada kita dengan tambahan yang melimpah. Kebaikan sekecil apapun tidak pernah sirna. Sebesar dzarrah (atom) pun akan diketahui dan dibalas oleh Allah.
Orang yang hobi bersedekah dengan ikhlas akan mendapat tempat mulia. Jika sudah menjadi hobi, maka ia akan merasa tidak enak jika tidak melakukannya. Orang yang suka bersedekah dijamin oleh Allah dengan tiga hal: lahum ajruhum inda rabbihim, wa la khaufun alaihim wa la hum yakhzanun. Mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah, dibebaskan dari rasa takut dan cemas, serta dibebaskan dari kesusahan dan kesulitan. Dan, inilah yang dibutuhkan oleh banyak orang ketika semua merasa khawatir dan takut dengan penyebaran Covid-19. Semoga Allah melindungi kita semua dan menyembuhkan yang sakit. Amin.
Bahrus Surur-Iyunk, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah I Sumenep Madura