Khutbah Idul Fitri 1441 H: Membangun Semangat Berbagi di Hari Fitri

Oleh: Ahmad Norma Permata, PhD


 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ . وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ  نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ   قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ  

اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ .اللهُ اَكْبَرُكَبِيْرًا وَالْحَمْدُاِللهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةَوَّاَصِيْلً

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadhirat Allah SwT, atas limpahan karunia-Nya yang tiada terhingga kepada kita sekalian, terutama nikmat iman Islam, dan sehat. Dengan mengingat semua karunia itu, walau hari ini kita terpaksa beridul fitri dalam suasana yang luar biasa karena di bawah bayangan wabah Covid -19, kita mesti harus bersyukur tapi kita masih diberi kesempatan untuk merayakan hari kemenangan ruhani yang kita perjuangkan selama bulan suci Ramadhan.

Allah berfirman dalam Surah Al-Ma’arij:

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا ۙ إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا ۙوَّإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًا ۙ إِلَّا الْمُصَلِّيْنَ ۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَائِمُوْنَ ۖ وَالَّذِيْنَ فِيْ أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌ ۖ  لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُوْمِ

Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh, Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir. Kecuali orang orang yang melaksanakan shalat, mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya, dan orang orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta

Saudaraku yang dikasihi Allah SwT,

Pada masa pandemi covid-19 ini, kita benar-benar diuji apakah kita bisa masuk dalam golongan ayat 22-25 di atas atau hanya sekedar menyangkut di golongan ayat 19-21. Salah satu kunci agar kita bisa masuk dalam golongan yang terkecuali itu adalah apabila dalam menghadapi musibah ini kita mampu menumbuhkan dan meningkatkan empati kepada lingkungan sekitar kita dan pihak-pihak yang terkena dampak dari musibah ini.

Kamus Besar Bahasa Indonesia memaknai kata empati dengan keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dengan demikian, apabila telah tertanam empati dalam diri seseorang, maka dia akan menjaga dirinya dari sikap individualistis dan senantiasa mencoba memahami sudut pandang orang lain dalam menghadapi musibah.

Dalam hal empati ini sikap Islam sangat jelas, kita tentu sudah pernah ada mendengar tentang hadits untuk memperbanyak kuah pada saat memasak supaya kita bisa membaginya dengan tetangga yang mencium bau masakan kita. Mengapa demikian, karena bau masakan kita itu boleh jadi merupakan musibah bagi tetangga kita itu, yang bisa jadi selera tergugah untuk ingin ikut mencicipinya. Ini soal yang remeh apalagi masalah yang lebih besar seperti dalam kasus covid-19 ini.

Kalau dalam kehidupan masyarakat yang normal, kita senantiasa dituntut untuk menumbuhkan empati di setiap peristiwa, apalagi dalam suasana keprihatinan saat ini. Yang salah satunya adalah banyaknya orang yang mendadak kehilangan penghasilan mereka.

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Paling tidak ada 3 Manfaat dari sikap empati:  1 manfaat untuk orang lain sedangkan 2 manfaat lainnya kembali kepada diri kita sendiri. 1 manfaat untuk orang lain adalah berkurangnya beban yang sedang mereka tanggung, sekecil apapun itu. Ada di antara kita yang enggan untuk berbagi karena menganggap apa yang bisa kita Sumbangkan sangatlah kecil dan tidak berharga.  dalam hal ini kita harus  selalu meyakini, sekecil apapun kontribusi kita, akan sangat berharga bagi  mereka yang  memang membutuhkan. 

Sedangkan manfaat yang kembali kepada diri kita, Pertama adalah tumbuhnya kebahagiaan batin ketika mampu berbagi dengan orang lain. Berbagai studi yang dilakukan para psikologi membenarkan bahwa berbagi dengan orang lain akan memberikan kebahagiaan kepada seseorang, karena Mampu melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Kebahagiaan dalam kebersamaan inilah yang menjadi salah satu inti dari perayaan idul fitri, Dimana setelah sukses menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan bersama segenap ibadah sunnahnya kita diwajibkan menutup dengan membayar zakat fitrah.

Kedua, manfaat berbagi kita adalah Pahala dan balasan dari Allah atas keikhlasan kita untuk berbagi dalam kondisi sulit. Rasulullah bersabda:

 وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ  فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa yang membantu memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya, barangsiapa yang melepaskan kesulitan seorang muslim maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat, dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat (HR Al-Bukhari no 2442 dan Muslim no 2580)

Penjelasan sederhananya, apabila kita dapat menolong orang yang sedang dalam kesulitan atau kesusahan, tentunya kita akan memiliki kesempatan untuk belajar agar tidak tertimpa kesulitan dan kesusahan yang sama.

Masa pandemi ini akan menjadi ujian bagi kita. mungkin kita merasa dalam kondisi sulit,  namun Yakinlah bahwa ada yang lebih sulit dari kita. Di sinilah kita benar-benar diuji. Apakah puasa dan aneka ibadah lain yang telah kita jalankan selama ramadhan mampu mengantarkan kita melakukan mi’raj ruhani atau ritual dan riyadah kita selama satu bulan ini hanya berbuah haus dan dahaga belaka.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَا بِهِ أَخْمَعْيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعْوَاتِ, فَيَا قَا ضِيَ الْحَا خَاتِ, وَيَا مُجِيْبَ السَّا ئِلِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَ لُكَ سَلاَ مَةً فِى الدِّيْنِ, وَعَا فِيَةً فِى الْخَسَدِ, وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ, وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ, وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ, وَرَحْمَةًعِنْدَ الْمَوْتِ, وَمَغْفِرَةً بَعْدَ امَوْتِ. بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةَ, إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاخِنَا وَذُرِّيَاتِنَا قُرَّةَ أعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَا مًا. رَبَّنَا تَقَبّلْ مِنَّا صَلاَ تَنَا وَصِيَا مَنَا وَزَكَا تَنَا وَجَمِيْعَ عِبَا دَتِنَا, إِنَّكَ أَنْتَ السَّميعُ الْعَلِيمُ, وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحًا نَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ, وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْ سَلِيْنَ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. وَلَذِ كْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ.

Semoga rahmat Allah senantiasa memayungi langkah kita, dan covid-19 dan segala musibah segera menjauh dari seluruh kehidupan ummat manusia.

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللّٰةُ وَبَرَكَا تُهُ

Ahmad Norma Permata, PhD, Ketua Lembaga Pengembangan Cabang & Ranting  PP Muhammadiyah

Download PDF Khutbah Idul Fitri 1441 H

Exit mobile version