Oleh : Muhammad Jamaludin Ahmad, Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PP Muhammadiyah
Bagi warga Depok Jawa Barat dan sekitarnya insya Allah tahu bahwa di Depok ada Jalan Haji Usman. Meskipun demikian pasti di antara mereka sedikit yang tahu kalau Haji Usman itu pejuang kemerdekaan sekaligus pendiri Muhammadiyah Depok.
Sebagai pejuang kemerdekaan, beberapa kali nyawa Haji Usman terancam dan hampir berada pada ujung kematian. Namun Allah selalu melindungi dan menyelamatkan nyawa Haji Usman. Sedangkan sebagai perintis dan pendiri Muhammadiyah Depok, Haji Usman harus melalui jalan terjal dan berliku serta penuh tantangan.
Bagaimana beliau sebagai orang betawi bisa mengenal dan jatuh cinta pada Muhammadiyah? bahkan saking cintanya pada Muhammadiyah beliau tolak jabatan sebagai camat Depok dan memilih hidup bersama rakyat menggerakkan Muhammadiyah hingga akhir hayatnya. Pada masa itu untuk menjadi camat memang harus melalui pemilihan suara. Haji Usman memenangkan suara jauh lebih banyak dibanding pesaingnya. Meskipun beliau tidaknmau manerima jabatan sebagai camat dan malah menyerahkan jabatan camat pada teman sekaligus saingannya, namun Haji Usman membantu sepenuhnya kinerja pak Camat yang baru. Haji Usman dalam perkembangan selanjutnya bahkan menjadi orang kepercayaan Pak Camat Depok dan Bupati Bogor.
Jatuh Cinta Pada Muhammadiyah
Ketika tinggal di Jakarta beliau berkenalan dengan tokoh tokoh Muhammadiyah. Beliau mulai tertarik dengan faham Muhammadiyah, sehingga ketika Muammadiyah Menyelenggarakan Muktamar ke-32 beliau hadir sebagai penggembira. Usman muda yang selalu haus ilmu dan memiliki pikiran yang terbuka merasa cocok dengan paham agama dan dakwah yang disampaikan dai-dai Muhammadiyah.
Sepulang dari Muktamar Muhammadiyah Purwokerto tahun 1953, Haji Usman semakin mantab berMuhammadiyah. Menyaksikan muktamar yang dihadiri para pimpinan Muhammadiyah dari tingkat pusat, Wilayah hingga daerah, menyaksikan akhlaq dan semangat memperjuangkan Islam para peserta dan pengembira muktamar se Indonesia yang hadir di Muktamar semakin memantabkan Haji Usman untuk menghibahkan hidupnya untuk agama Islam melalui Muhammadiyah.
Akhirnya beliau dengan niat ikhlas dan hati yang mantab mulai mendirikan Muhammadiyah Ranting Kukusan yang merupakan bagian dari grup Muhammadiyah Tanah Abang Jakarta. Beliau sadar bahwa memilih Muhammadiyah sebagai jalan hidupnya dalam berdakwah bukan tanpa resiko.
Masyarakat depok waktu itu masih banyak yang menyukai perjudian dan minuman keras, sebagian ummat Islam masih terbiasa dengan bid’ah khurafat, dan tahayul, masih mudah diadu domba dan banyak yang ikut gerombolan pengacau keamanan. Berbagai tantangan itu tidak membuat Haji Usman surut untuk melangkah namun malah semakin memantabkan dirinya untuk berdakwah melalui Muhammadiyah.
Beliau begitu tekun dalam berdakwah, meskipun jamaahnya hanya beberapa orang. Beliau begitu tekun berdakwah dikalangan kaum bapak, kaum ibu, pemuda bahkan anak anak. Setiap undangan dari siapapun beliau upayakan untuk hadir walaupun yang mengundang itu anak muda atau anak anak. Materi dakwah beliau sederhana, dan diungkap dengan bahasa yg sederhana. Dakwah beliau selalu konsisten dengan prilaku beliau sehari-hari. Kepribadian Haji Usman yang selalu satu kata dan perbuatan dan selalu menghargai siapapun menjadi salah satu kunci sukses dakwahnya.
Selalu Peduli Pada Kesengsaraan Ummat
Haji Usman lahir di Depok pada tanggal 6 juni 1918. Ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dari ayahnya bernama Disan dan ibunya bernama Nebah atau Mak Sadu. Sejak kecil tokoh pendiri Muhammadiyah Depok ini sudah menjadi yatim bahkan saking kecilnya ia belum bisa mengingat wajah ayahnya.
Usman kecil belum sempat merasakan bagaimana rasanya hidup bersama ayahnya. Ia sering sedih ketika melihat temen teman sebayanya bercengkrama dan bermanja manja dengan ayahnya. Ia menyaksikan ibunya sebagai wanita hebat yang separuh hidupnya dijalaninya tanpa didampingi suami. Seorang wanita yang berjuang dengan segala daya untuk menghidupi lima orang putranya. Melihat kondisi ibunya maka Usman kecil sudah terbiasa hidup prihatin dan suka membantu ibunya.
Untuk membantu ibunya ia membantu menggembalakan kerbau milik seorang tetangganya. Karena ketekunanya dan kejujuranya Usman remaja diijinkan numpang makan dirumahnya bahkan akhirnya Usman remaja diberi hadiah seekor anak kerbau. Kelak ketika kerbau hadiah tetangganya ini sudah dewasa, kerbau ini akhirnya menjadi modal utama utk menikahi gadis Kukusan yang menjadi pilihan jiwanya.
Pengalamanya sebagai anak yatim dan perjalanan hidupnya yang penuh keprihatinan menjadikan Haji Usman mudah iba ketika melihat kesengsaraan ummat dan rakyat. Ketika masyarakat Depok sedang hidup susah, Haji Usman dan beberapa temanya dipercaya untuk mencari beras ke Kerawang. Haji Usman menjadi pemimpin dalam misi ini dan bertanggung jawab sepenuhnya bagi gagal dan berhasilnya tugas ini. Tugas ini merupakan misi berat dan penuh resiko.
Tentara NICA masih berkeliaran dimana mana, sedangkan TKR belum sepenuhnya menguasai keadaan. Berkat kemampuan komunikasi dan pribadinya ysng mulia, masyarakat purwakarta menyambut Haji Usman dg gembira dan membantu untuk mendapatkan beras yang diinginkan sesuai kebutuhan. Bahkan Haji Usman memperuleh beras lebih banyak dibanding uang yang beliau keluarkan.
Saking banyaknya beras yang terkumpul terpaksa harus mengurus ijin menyewa tiga gerbong kereta api. Tiga gerbong terisi penuh beras akhirnya berangkat menuju Depok. Ditengah perjalanan Kereta di Hentikan oleh TKR. Karena Haji Usman tidak membawa surat tugas terpaksa Berasnya ditahan di Station kereta dan Haji Usman terpaksa harus pulang dulu Ke Depok untuk minta surat tugas dari Camat Depok.
Dalam kondisi capek yang luarbiasa hari itu juga harus sampai ke Depok dan segera kembali ke station agar beras segera bisa dibagikan untuk warga depok yang membutuhkan. Akhirnya misi mencari beras ini sukses sehingga kepercayaan Bupati Bogor, Camat Depok dan masyarakat kepada Haji Usman semakin bertambah. Haji Usman pula menjadi satu satunya orang kepercayaan bupati Bogor mengemban misi rahasia membagikan uang republik kepada rakyat yang layak memperoleh bantuan. Tentara NICA selalu mengawasi hal ini karena melarang uang republik beredar.
Haji Usman memang pribadi yang tidak mau diam. Untuk membantu mengatasi problem ekonomi ummat, beliau dirikan koperasi agar masyarakat berdaya.Menyadari bahwa bantuan yang sifatnya pribadi yang beliau lakukan sifatnya terbatas. Maka dengan koperasi diharapkan akan dapat menghimpun dan yang lebih besar dan dapat dikelola dengan baik serta mampu bertahan jangka panjang. Haji Usman sebagai pribadi dan tokoh Muhammadiyah memang dikenal sebagai orang yang pemurah.
Hidupnya Dihibahkan Sepenuhnya Untuk Muhammadiyah
Beliau berdakwah lintas kampung. Selain di Kukusan beliau berdakwah di Serengseng (sekarang Beji Timur). Teman teman beliau antara lain: H Jahja Nuih (ayahanda H Idrus Yahya), H AbdulHamid (ayahanda Rusli A.Hamid), Asmit (ayahanda Suwardi Asmit) dan Madalih (ayahanda Syafrudin/Hanumah).
Di Serengseng beliau merintis madrasah (1955) yg sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah I Beji Timur). Masjid yang sudah ada dikembangkan (sekarang menjadi Madjid at-Taqwa Beji Timur).Dakwah H. Usman kemudian berkembang ke Bojong (Pondokcina) dan mengaji dari rumah ke rumah.
Ketika mengembangkan dakwah di Serengseng/Bojong, beliau membagi waktunya: empat hari di Kukusan tiga hari di Serengseng. Selama di Serengseng beliau tinggal di rumah salah seorang warga. Ketika ada renovasi madrasah dibuatkan satu kamar untuk tempat tinggal beliau.Demi dakwah beliau rela meninggalkan rumah dan keluarganya di Kukusan, dan tinggal beberapa hari di kamar sempit itu.
Dakwah beliau berlanjut ke Depok Barat. Di Rawadenok beliau diterima oleh H. Awab Usman dan H. M. Syamsudin, dll. Dakwah kemudian berkembang ke Cipayung, Pulo, Parungbingung dan Meruyung.
Muhammadiyah Cabang Depok, awalnya terdiri dari tiga ranting, yaitu: Kukusan, Serengseng fsn Bojong Pondokcina.Kemudian berdiri ranting2: Rawadenok, Cipayung, Pulo, Parungbingung dan Meruyung. Kemudian berdiri ranting Pancoranmas di kota kecamatan Depok.
Ketika dakwah di Depok Barat, Haji Zainal Abidin (putra ke lima Haji Usman)seringkali mengiringi dakwah ayahandanya. Setiap Ramadhan Haji Usman melakukan tourni (dakwah keliling) Ramadhan ke ranting ranting. Kunjungan ke Depok Barat dilakukan dengan dengan sepeda tuanya. Tapi kalau hujan, terpaksa jalan kaki dengan menenteng sandal. Jalannya masih berupa tanah yang licin. Bila tidak waspada dan kurang hati hati bisa terpeleset dan jatuh.
Kalau musim hujan tiba, beliau bermalam di ranting ranting yang dikunjungi. Satu malam di Rawadenok, besoknya ke Cipayung, ke Pulo, ke Parungbingung dan Meruyung. Hampir sepekan pindah pindah tempat. Setelah selesai, kembali jalan kaki menyusuri jalan tanah yang licin dan berlumpur.
Dari kegigihanya dalam berdakwah tersebut, Haji Usman memiliki perhatian khusus dakwah dikalangan ibu ibu, kaum muda dan anak anak. Beliau akan sangat bersemangat bila menghadiri pengajian ibu ibu. Dari Kaum ibu ini diharapkan akan lahir generasi terbaik untuk.masa depan Muhammadiyah dan masa depan Depok. Sedangkan keberhasilan dakwah muhammadiyan dikalamgan anak anak dsn kaum muda diyakini akan melahirkan kader kader Muhammadiyah masa depan.
Selalu Semangat Belajar Dan Haus Ilmu
Dalam pribadinya yang lembut dan tenang sebenarnya tergambar keluasan ilmu dan kesholihanya. Juga tersirat ketegasan dan keteguhan hatinya. Meskipun berbagai ilmu sudah dimiliki namun semangat belajarnya tak pernah pudar. Beliau tak sungkan berguru dengan temannya, seperti : H. Hamidullah (Salemba), Dalari Umar, dll.Di Pondokcina beliau belajar kepada Habib Abdullah.Beliau mengaji kepada ustadz Muhammad Ali Alhamidy (tokoh PERSIS Matraman Jakarta), yang banyak menulis buku buku agama dan khutbah.
Beliau berkenalan dan berguru dengan tokoh tokoh Muhammadiyah dan tokoh tokoh Masyumi, antara lain: Buya AR Sutan Mansur, KH.Ghazali Syahlan, Moh Natsir, Moh. Roem, dll. Ternyata Haji Usman memiliki guru dan bergaul dengan tokoh tokoh pergerakan dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Tokoh tokoh ini pula yang memotivasi Haji Usman untuk terus berjuang dan berdakwah. Bahkan diantara mereka menyempatkan untuk datang ke Kukusan.
Menyiapkan Putra-Putrinya Sebagai Kader Muhammadiyah
H ZAINAL ABIDIN putra ke lima Haji Usman sekaligus sebagai narasumber utama tulisan ini menceritakan pada penulis bahwa dirinya sering diajak kegiatan dakwahnya. Zaenal Abidin remaja oleh Haji Usman dikenalkan dengan ustadz Muhammad Ali Al Hamidy. Hampir setiap bulan, Zaenal Abidin datang ke rumah Ustadz Ali Al Hamidu untuk mengambil naskah khutbah Jum’ at yg beliau terbitkan. Haji Usman sengaja membawa anak anaknya ketika berdakwah agar sejak kecil putra putranya mengenal Islam dan mengenal perjuangan islam sehingga pada masa dewasanya jadi pejuang pejuang Islam yang tangguh melalui persyarikatan Muhammadiyah.
Mengapa Haji Usman sering mengajak putra putranya dalam berdakwah? Disamping untuk kaderisasi ternyata Haji Usman mengajak putra putranya ikut berdakwah adalah sebagai ungkapan cinta dan sayangnya pada putra putrinya.Oleh putra putrinya dan oleh masyarakat kukusan, Haji Usman memang dikenal sebagai sosok yang sangat menyayangi istri dan anak anaknya. Sekalipun keadaan ekonomi paspasan, beliau berusaha untuk menafkahi keluarganya. Haji Usman juga dikenal sebagai pribadi yang sangat peduli pada kaum papa dan yang membutuhkan.
Beliau sering membantu orang yang membutuhkan.Namun kebaikan hati beliau seringkali disalahgunakan orang. Meskipun ada orang yang menyalahgunakan kebaikannya, Haji Usman tetap istiqomah membantu siapapun yg membutuhkan. Kecintaannya pada keluarganya dan pribadinya yang suka menolong orang orang yang membutuhkan ternyata berperan besar bagi kesuksesan Haji Usman dalam berdakwah dan mengenalkan Muhammadiyah pada masyarakat Depok.
Kunci lain dari kesuksesan Haji Usman dalam berdakwah adalah akhlak dan budi pekertinya yang mulia. Sifat atau akhlaq beliau yang menonjol antara lain: sabar, tidak pendendam, berkawan dengan siapa saja, termasuk dengan orang- orang yang memusuhi dakwah beliau.
Wajahnya selalu ceria, senyum selalu terukir di bibirnya, sehingga orang yg memusuhinya pun takluk dengan senyumannya. Ada tokoh masyarakat di Serengseng yang sangat memusuhi dan menentang dakwahnya, namun dengan perangainya yang lembut dan akhlaqnya yang mulia maka orang yang sangat memusuhi tersebut akhirnya berbalik menerima Muhammadiyah dan menjadi salah satu pejuang muhammadiyah yang tangguh.
Warga Muhammadiyah dan ummat islam depok pada masaya juga mengenal Haji Usman sebagai dai yang jujur, tak pernah menyepelekan hutang. Walau seringkali orang meminjam uang kepadanya, tapi tidak dibayar.
Diterima Hampir Semua Kalangan
Materi dakwah beliau sederhana dan diungkapkan dengan bahasa yang sederhana pula. Dan yang paling penting adalah apa yg didakwahkan sesuai dg akhlaknya sehari-ari. Inilah energi paling penting yang membuat dakwah Haji Usman akhirnya diterima dan dihormati oleh siapapun termasuk oleh tokoh tokoh diluar Muhammadiyah. Hal ini terbukti karena Haji Usman lah yang merintis lahirnya Majelis Ulama Indonesia Depok dan sekaligus menjadi Ketua Umumnya untuk beberapa kali periode. Menjadi Dai sekaligus ketua Muhammadiyah yang diterima semua kalangan tidaklah mudah.Namun Haji Usman mampu melakukannya karena ilmu dan ahklaqnya yang mulia.
Karena Kegigihan, kesabaran dan keikhlasanya, saat ini PDM Depok Jawa Barat Telah memiliki Amal Usaha Muhammadiyah berupa:
1. 18 TK ABA
2. 48 Masjid dan musholla
3. 3 Panti Asuhan
4. 3 SMA Muhammadiyah
5. 1 Madrasah Aliyah
6. 1 SMK Muhammadiyah
7. 7 SMP Muhammadiyah
8. 3 MTs Muhammadiyah
9. 9 SD Muhammadiyah
10. 5 MI Muhammadiyah.
11. 1 Balai Pengobatan.
12. 1 Kantor PDM
“Omah Betawi Piyungan” 30 Ramadhan 1441 H, 23 Mei 2020 M