YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi turut menhadiri silaturahim secara virtual bersama jajaran pejabat Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga Kepolisian Republik Indonesia.
“Muhammadiyah, TNI, Polri, seluruh kekuatan pemerintah dan bangsa mari kita bersama-sama dengan semangat silaturahim memajukan indonesia. Mencerdaskan dan memajukan Indonesia adalah perintah konstitusi,” ungkap Haedar, Kamis (4/6).
Haedar berharap agar seluruh kekuatan di Indonesia menyatukan semangat kebersamaan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19. Haedar juga menyampaikan konsistensi Muhammadiyah dalam membangun Indonesia sejak sebelum kemerdekaan republic ini.
“Setelah Indonesia merdeka, lewat tokoh utama Jenderal Sudirman sebagai kader Muhammadiyah, kita terhubung terus menerus untuk memiliki semangat kebangsaan cinta tanah air yang luar biasa,” ungkap Haedar.
“Dalam tubuh TNI dan Polri ada jiwa, cinta tanah air Muhammadiyah lewat Sudirman dan para tokohnya. Dan juga dalam jiwa pendiri Muhammadiyah ada jiwa TNI Polri untuk membela tanah air. Inilah yang merekatkan kita di dalam persaudaraan ini,” tambah Haedar.
Konsistensi yang dibawa Muhammadiyah dalam membangun Indonesia melalui kerja para tokohnya seperti Kiai Ahmad Dahlan, Nyai Dahlan, Soekarno, Fatmawati, Ki Bagus Hadikusumo, Djuanda hingga tokoh Perjanjian Renville dan Linggarjati M. Roem bagi Haedar adalah napak tilas penting untuk digunakan sebagai pijakan saat ini bagaimana Civil Society membangun kedaulatan bangsa bersama lembaga negara yang ada, termasuk TNI dan Polri.
“Pada 1946, 1947 Muhammadiyah juga memelopori Laskar Perang Sabil oleh ulama se-DIY dan Jawa Tengah pada 17 ramadan 1946 yang mendapat dukungan dari Sultan Hamengku Buwono IX. Ini menjadi satu contoh pergerakan umat Islam dan kepeloporan Muhammadiyah bukan hanya dalam wacana dan deklarasi,” pungkasnya. (ppmuh/afn)