Oleh : Yunahar Ilyas
Akhirnya Isa AS memenuhi permintaan mereka, lalu berdoa kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
قَالَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ ٱللَّهُمَّ رَبَّنَآ أَنزِلۡ عَلَيۡنَا مَآئِدَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدٗا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةٗ مِّنكَۖ وَٱرۡزُقۡنَا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
“Isa putera Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki yang paling utama“.(Q.S.Al-Maidah 5: 114)
Nabi Isa AS memohon kepada Allah—untuk memenuhi permintaan Al-Hawâriyyûn—agar Allah menurunkan suatu hidangan makanan dari langit. Nanti hari turunnya hidangan dari langit itu akan dijadikan Hari Raya bagi pengikut Nabi Isa. Tidak hanya menjadi Hari Raya bagi Al-Hawâriyyûn yang menyaksikan dan menikmati hidangan istemewa tersebut, tapi juga akan dirayakan oleh pengikut beliau yang datang belakangan. Hidangan itu juga akan menjadi salah satu mukjizat yang membenarkan kenabian Isa sehingga iman mereka akan bertambah mantap. Nabi Isa juga memohon Allah SWT memberikan rezeki kepada mereka, baik dari hidangan yang diturunkan maupun dari sumber lain, karena Allah lah sebaik-baik pemberi rezki. Menurut Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Manar (7:213) Isa tidak menyebut menfaat materi dari hidangan itu terlebih dahulu, tetapi justru mendahulukan manfaat keagamaannya yaitu menjadi hari raya dan menambah keimanan.
Permohonan Al-Hawâriyyûn yang disampaikan melalui Nabi Isa itu dikabulkan oleh Allah SWT tapi dengan satu syarat, lebih tepatnya ancaman yaitu Allah akan menjatuhkan hukuman yang sangat berat kepada siapa saja di antara mereka yang kufur setelah permintaan mereka dipenuhi. Allah SWT berfirman:
قَالَ ٱللَّهُ إِنِّي مُنَزِّلُهَا عَلَيۡكُمۡۖ فَمَن يَكۡفُرۡ بَعۡدُ مِنكُمۡ فَإِنِّيٓ أُعَذِّبُهُۥ عَذَابٗا لَّآ أُعَذِّبُهُۥٓ أَحَدٗا مِّنَ ٱلۡعَٰلَمِينَ
“Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu. Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia”. (Q.S. Al-Maidah 5: 115)
Allah mengancam dengan ancaman yang sangat keras, siapa pun yang kufur setelah permintaan mereka dipenuhi, Allah akan mengazabnya dengan cara yang belum pernah dijatuhkan kepada siapa pun sebelumnya. Menurut sebagian mufasir, karena ancaman yang begitu keras dari Allah, Al-Hawâriyyûn jadi takut dan keinginan untuk mendapatkan hidangan itu jadi hilang. Akhirnya mereka membatalkan permohonan untuk diturunkan hidangan dari langit tersebut.
Tetapi menurut mufasir yang lain Al-Hawâriyyûn tidak mencabut permohonan itu, dan hidangan itu benar-benar diturunkan Allah SWT. Ada yang mengatakan makanan yang diturunkan berupa roti dan ikan, yang lain mengadakan roti dan daging, ada lagi yang mengatakan yang diturunkan adalah buah-buahan sorga. Karena riwayat-riwayat tersebut tidak ada satupun sanadnya, maka tidak ada yang bisa dijadikan pegangan. Pokoknya yang diturunkan adalah makanan yang bisa mereka nikmati.
Mereka Tidak Membunuh dan Menyalib Nabi Isa AS
Orang-orang Yahudi tidak suka dengan Nabi Isa AS.Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya bahwa menurut mereka Isa lahir dari hasil perzinaan Maryam dengan Yusuf an-Najar, tunangannya. Allah SWT sudah menurunkan beberapa mukjizat untuk membuktikan kesucian Maryam, tetapi mereka tetap saja dengan tuduhan kejinya itu. Allah SWT menyebut tuduhan mereka itu adalah sebuah kehobongan yang besar (buhtân ‘azhîma). Allah SWT Allah SWT berfirman
وَبِكُفۡرِهِمۡ وَقَوۡلِهِمۡ عَلَىٰ مَرۡيَمَ بُهۡتَٰنًا عَظِيمٗا
“dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina)” (Q.S. An-Nisa’ 4:156)
Setelah Isa diangkat jadi Nabi pada umur 30 tahun dan mulai menyampaikan ajaran-ajaran yang dibawanya, orang-orang Yahudi menuduhnya membawa ajaran sesat. Fitnah bahwa Isa membawa ajaran yang sesat sampai kepada Herodes, raja yang berkuasa waktu itu. Herodes dikenal sebagai raja yang zalim. Lalu dia perintahkan kepada tentaranya untuk menangkap Isa dan membunuhnya.
Mengetahui bahwa dirinya akan dibunuh, maka Isa bersama dengan 12 orang sahabat setianya bersembunyi. Mereka berpindah-pindah dari satu tempat persembunyian ke tempat persembunyian lainnya. Tentara Herodes terus memburunya.
Mereka tidak berhasil menemukan tempat persembunyian Isa. Tapi diluar dugaan, salah seorang murid dan sahabat Isa yang bernama Yudas Iskariot berkhianaat karena mengharapkan imbalan emas. Diam-diam dia memberitahukan tempat perembunyian Isa kepada tentara Herodes. Tapi Allah SWT menyelamatkan Isa dengan mengangkatnya ke langit, dan wajah Yudas dirobah oleh Allah menyerupai wajah Isa gurunya.
Tatkala terjadi penangkapan, tentara Herodes justru menangkap sipengkhianat itu. Walaupun Yudas berulang-ulang menjelaskan bahwa dia bukan Isa, sampai suaranya habispun berteriak meyakinkan tentara Herodes bahwa dia adalah Yudas bukan Isa, tidak ada seorangpun tentara Herodes yang percaya, apalagi murid-murid yang lain membenarkan bahwa yang ditangkap itu adalah guru mereka Isa al-Masih. Akhirnya Yudas yang mereka yakini Isa itu dibawa kehadapan Herodes dan Raja yang zalim itu segera memerintahkan untuk menyalib Isa.
Demikianlah orang-orang Yahudi dan juga orang-orang Nasrani yakin Isa al-Masih telah mati disalib. Al-Qur’an membantahnya dan menyatakan bahwa yang mereka salib itu bukan Isa tetapi orang lain yang dibuat mirip oleh Allah SWT dengan Isa. Allah SWT berfirman:
وَقَوۡلِهِمۡ إِنَّا قَتَلۡنَا ٱلۡمَسِيحَ عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمۡۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكّٖ مِّنۡهُۚ مَا لَهُم بِهِۦ مِنۡ عِلۡمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينَۢا
“dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (Q.S. An-Nisa’ 4:157)
Dalam ayat di atas Allah menegaskan mereka tidak membunuhnya dan juga tidak menyalibnya. Tidak cukup dengan pernyataan tidak membunuhnya, karena memberi peluang mereka bisa menyalib Isa tapi tidak sampai mati. Tapi dengan ungkapan mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya maka kedua-duanya tertolak. (bersambung)