MEDAN, Suara Muhammadiyah – Seratus Pengelola Masjid Taqwa Muhammadiyah di Kota Medan dilibatkan dalam membangun ketahanan Pangan dengan pengembangan ikan lele.
Pengembangan ikan lele merupakan bagian dari program untuk membantu masyarakat disaat mereka bekerja dari rumah.
Pengembangan ikan lele itu sendiri merupakan kearifan lokal dibeberapa daerah dengan ” ikan larangan” di Sumatera Utara dan ” kolam ikan di surau” di Sumatera Barat, menginspirasi Dinas Koperasi dan UKM Sumatera Utara untuk mendorong potensi rumah ibadah menjadi penyangga ekonomi masyarakat.
Penegasan itu disampaikan oleh Plt. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara Dr. Haykal Amal pada pembukaan pelatihan kegiatan penguatan KUMKM yang terdampak Covid19, Jumat (13/6) di Medan.
Pelibatan rumah ibadah (masjid dan gereja) dalam pengembangan ikan lele itu karena rumah ibadah dapat melibatkan jamaah. Untuk itu, setelah pelatihan akan dibagikan fasilitas peternakan ikan lele. Seorang peserta mewakili 10 anggota jamaah masjid/ gereja yang nantinya mengembangkanikan lele sebagai salah satu sumber pangan nabati yang favorit ditengah masyarakat.
Dinas Koperasi dan UKM akan memberikan bantuan 1000 lele siap panen dan 1000 bibit lele serta pangan lele yang sedang dikembangkan.
Bibit lele akan dikembangkan selama tiga bulan dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi.
Pelatihan pengembangan ikan lele diikuti 150 masjid dan gereja yang berasal dari Medan, Binjai dan Deli Serdang. Dari 150 masjid dan gereja itu ada 100 masjid berasal dari Masjid Taqwa yang dikelola Ranting Muhammadiyah.
Bantuan pengembangan ikan lele ini diharapkan menjadi stimulus bagi jamaah masjid untuk mengembangkan ekonomi keummatan dam ekonomi masjid.
Dr. Haykal mengatakan. pengembangan ikan lele ini hanya metangsang dinamika jamaah masjid untuk mengembangkan usaha lain dari lele. Selanjutnya, kata Haykal Dinas Koperasi dan UKM akam memberikan izin usaha UMKM kepada semua pengelola di masjid untuk dijadikan izin operasional. (Syaifulh/Riz)