CIRNOV UAD Rancang dan Kembangkan Inovasi Alat Pembasmi Virus Corona

CIRNOV UAD Rancang dan Kembangkan Inovasi Alat Pembasmi Virus Corona

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Krisis pandemi global yang sedang terjadi tidak hanya melakukan disrupsi dan memberikan berbagai hambatan terhadap pergerakan manusia. Sebaliknya, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memandang salah satu hikmah yang diberikan oleh pandemi ini adalah kesadaran pentingnya memanfaatkan sumberdaya nasional sebagai solusi dalam menghadapi krisis.

Hal tersebut diungkapkan oleh Hariyadi, Kepala Pusat Riset CIRNOV UAD sembari menjelaskan temuan barunya yang digadang-gadang  mampu membantu membunuh bakteri, jamur hingga virus. Alat tersebut diberi nama ‘Pistol Covid’.

Guru besar Ilmu Fisika UAD ini menggunakan sinar UV sebagai komponen utama dari Pistol Covid yang telah dirancang dan diproduksi secara terbatas. Selama ini, CIRNOV UAD dikenal dengan berbagai riset di bidang pertahanan dan keamanan.

“Saya telah memulai perancangan dan percobaan perakitan sejak Maret. Kami juga bekerjasama dengan mereka yang ada di bidang industry dalam membuat rancang body Pistol Covid ini,” ungkap Hariyadi di ruang sidang UAD Kampus I, Rabu (17/6) yang dihadiri oleh Rektor UAD Muchlas MT.

Kepala CIRNOV UAD Hariyadi, memeragakan penggunaan Pistol Covid

Setelah melalui serangkaian proses desain dan perakitan, Hariyadi memulai untuk melakukan uji mikrobiologi dengan didampingi oleh Kepala Lab Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) UAD Hadi Sasongko.

Kegunaan Pistol Covid

Proses uji coba yang dilakukan diawali dengan menggunakan roti tawar sebagai sample, kemudian menggunakan standar sample bakteri yang dimiliki oleh Lab Mikrobiologi UAD seperti bakteri E Coli. Selanjutnya, percobaan dilakukan menggunakan sample bakteri yang berasal secara langsung dari benda-benda di area kampus, seperti knob pintu, tombol lift, dan lain-lain.

“Hasil ujicoba menunjukkan bahwa area yang disinari dengan sinar UV dari pistol Covid ini bebas dari bakteri sedangkan yang tidak disinari bakteri semakin tumbuh. Virus berbeda dengan bakteri yang struktur molekulnya lebih kuat sehingga lebih tahan berada di permukaan benda-benda. Sedangkan virus memiliki struktur molekul yang lebih rapuh. Maka asumsi kami, apabila bakteri dan jamur saja musnah dengan alat ini, maka begitu pula dengan virus,” tukas Hadi.

Hariyadi menambahkan bahwa panjang gelombang sinar UV yang digunakan kurang lebih berkisar 200-300 nanometer. Sedangkan untuk menyalakan alat ini hanya menggunakan kurang dari 11 watt yang tergolong kecil. Sedangkan untuk membunuh bakteri sendiri hanya diperlukan waktu kurang lebih 1 menit saja.

“Untuk saat ini, pistol Covid masih dioperasikan menggunakan kabel untuk mendapatkan aliran listrik. Ke depan akan kami rancang portable. Tentunya ke depan akan lebih banyak lagi inovasi dan fitur tambahan.”

Pistol Covid diperuntukkan sebagai alat sterilisasi benda-benda dari bakteri ataupun virus sebagai langkah pencegahan dan tidak bias digunakan di atas permukaan kulit. Pengoperasian Pistol Covid juga harus didampingi dengan pengaman seperti Kacamata Google yang dirancang khusus.

“Meskipun memerlukan proteksi dalam pengoperasiannya, alat ini sangat mudah dioperasikan, tidak perlu training khusus. Selain itu perangkat yang kami gunakan semua berasal dari dalam negeri sehingga terjangkau.”

Hingga kini, Pistol Covid belum diproduksi secara massif dan sedang dalam proses untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Selain itu, saat ini masih dilakukan sejumlah penyempurnaan Pistol Covid. Salah satunya melalui berbagai ujicoba mikrobiologi ataupun desain produk sehingga harapannya mampu segera diproduksi secara massal dan dimanfaatkan secara luas. (Th)

Exit mobile version