Pengabdian Kepada Masyarakat FEB UHAMKA Bahagia Dengan Berbagi

Pengabdian Kepada Masyarakat FEB UHAMKA Bahagia Dengan Berbagi

JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Pandemi Covid-19 yang telah 6 bulan berjalan, tidak hanyak berdampak pada sektor ekonomi dan kesehatan, tetapi juga pendidikan. Sehingga untuk mencegahnya, pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh alias online.

Hal itu tidak menghalangi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHAMA untuk melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). “Membantu pada saat kondisi normal dan berlebih itu biasa, tetapi membantu pada saat memiliki keterbatasan itu baru luar biasa”, ujar Faozan Amar, selaku dosen pendamping PKM.

Proses fundraising sebulan memperoleh dana Rp. 3.450.000. Kemudian 10 anggota kelompok 37 PKM ini membelikan 30 paket sembako yakni beras, minyak goreng, tepung terigu, kecap, saos, mie instan, sarden dan gula pasir. Dan setelah melalui survei dengan protokol kesehatan, dipilihlah kelompok pemulung yang berada di daerah RT 15 RW 02 Pinang Ranti Jakarta Timur.

Setelah berkordinasi dengan  ketua RT, maka Senin (10/8/) dipilihlah 30 kepala keluarga yang memang layak untuk menerima paket sembako dan diserahkan secara langsung door to door sesuai protokol kesehatan oleh semua anggota PKM. Imah, salah seorang penerima merupakan janda 3 anak yang bekerja sebagai pemulung. Anaknya yang ketiga seharusnya masuk kelas 1 SD, tapi tidak bisa melanjutkan karena tidak ada biaya. “Boro-boro untuk biaya sekolah, untuk makan sehari-hari saja masih kurang”, ujarnya.

Sedangkan Tasip, tinggal di bedeng pemulung bersama istri dan 1 orang anak. Dengan menggendong anaknya ia memulung menggunakan keranjang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Alhamdulillah, bantuan ini sangat membantu. Terima kasih ya neng” kata Tasip dengan raut muka Bahagia.

“Kami menjadikan pemulung sebagai target karena di lokasi ini banyak keluarga yang serba kekurangan untuk memenuhi kebutuhan pokok sebagai akibat dari wabah Covid-19” kata Fahrulumam ketua kelompk 37. Kegiatan ini memang sangat menyita waktu, tenaga dan pikiran sehingga menimbulkan keletihan. “Tetapi semua rasa letih kami hilang sekejap ketika melihat senyuman keluarga penerima bantuan,” ujarnya. Nah lho, Ternyata bahagia itu bisa diraih dengan berbagi dan peduli. (FA)

Exit mobile version