YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Bertempat di Masjid Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, 14 Agustus 2020, pimpinan Madrasah Muallimin dan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah melakukan pelepasan Sidiq Wahyu Oktavianto dan Inggit Prabowo untuk melakukan pengabdian di Kecamatan Sumpur Kudus, Sijunjung, Sumatera Barat.
Sebelumnya, Sidiq merupakan musyrif di Madrasah Muallimin dan Inggit adalah santri Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah. Kedua anak panah Muhammadiyah ini akan bertugas selama (minimal) dua tahun di kecamatan tempat kelahiran Buya Ahmad Syafii Maarif.
Mudir PUTM, Drs H Dahwan Mukhroji MSi, dalam sambutannya menyambut baik program pengabdian yang didukung dan difasilitasi penuh oleh Buya Syafii Maarif. “Tokoh nasional ini berkenan memilih salah satu putra PUTM untuk berkiprah di PCM Sumpur Kudus di Sumatra Barat,” ungkapnya.
Dahwan berharap kedua kader melakukan pengabdian dengan sebaik-baiknya. “Kami di PUTM hanya bisa memberi pelajaran agama selama 3 tahun. Kami merasa masih sedikit bekal yang kami berikan. Ananda harus terus-menerus belajar karena di masyarakat akan menemui tugas-tugas yang tidak kalah beratnya di banding dengan tugas yang diberikan oleh ustadz dan dosen,” tuturnya.
Kedua kader diminta untuk beradaptasi dengan budaya setempat dan meneladani kedatangan Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. “Segera beradaptadi atau menyesuaikan diri dengan masyarakat, kenali tradisi, adat istiadat, dan sopan santun masyarakat yang masing-masing tempat berbeda.”
Dahwan menyebut pepatah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Menurutnya, masyarakat Sumatera Barat memiliki kekhasan budaya yang melekat dengan napas Islam. “Adaik basandi syarak. Syarak basandi Kitabullah.” Dahwan menyatakan bahwa kedua kader harus memahami filosofi ini. “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” tukasnya.
Mudir Madrasah Muallimin, Aly Aulia Lc, Mhum, menyatakan bahwa ini merupakan tugas yang tidak ringan. Namun harus dilaksanakan dengan penuh totalitas. “Ada optimisme yang luar biasa. Ada semangat hijrah. Ada semangat untuk membuktikan jati diri seorang kader. Ada semangat untuk menjadi penyempurna amanah dan pelopor perkaderan,” katanya.
Aly Aulia mengingatkan bahwa kedua kader ini tidak akan sendirian di tempat pengabdian. “Madrasah Muallimin akan selalu mendukung secara moral dan spiritual sehingga perjuangan ini berhasil, ekspektasi Buya Syafii dan masyarakat bisa tercapai,” ujarnya. Anggota Majelis Tarjih ini berpesan supaya kedua kader selalu memiliki, “Niat dan kemauan yang kuat, dipadukan dengan sinergi dan komunikasi.”
Ketua Badan Pelaksana Harian PUTM, Drs H Fahmi Muqoddas Mhum, mengaku bangga dengan kedua kader yang akan bertugas di Sumpur Kudus. “Kami merasa berbangga dan terharu bahwa ada kader PUTM mendapatkan amanah dari seorang sesepuh Muhammadiyah dan sesepuh bangsa. Kepercayaan ini bukan biasa-biasa saja,” ungkapnya.
Menurut Fahmi, teladan yang diberikan Buya Syafii ini patut dicontoh. “Meskipun beliau sudah merantau jauh, beliau masih berkeinginan untuk mewujudkan masyarakat yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur di tempat kelahirannya.” Untuk mewujudkan tugas berat ini, dibutuhkan apa yang disebut oleh Haedar Nashir sebagai Kopassus Muhammadiyah atau disebut oleh Buya Syafii Maarif sebagai petarung Muhammadiyah.
“Acara pelepasan yang mengharukan tetapi hikmat. Mata kami menatap kedua petarung tetapi hati kami menyatu dengan Buya Syafii Maarif, kader Muallimin yang otentik berhati mulia, punya nadzar mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuurun di tanah kelahirannya Sumpur Kudus, melalui penugasan dua petarung Muhammadiyah Inggit Prabowo dan Sidiq Wahyu Oktaviano,” tukas Fahmi.
“Kami berharap Inggit (dan Sidiq) sanggup memenuhi amanah ini, untuk melakukan dakwah amar makruf nahi mungkar dan semoga mendapatkan ridha Allah.” Fahmi mengutip Firman Allah dalam Al-Baqarah ayat 207, “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”
Fahmi berharap segenap kegiatan pengabdian kedua kader ini senantiasa berlandaskan pada ilmu dan amal. Tugas ini adalah bagian dari mengaktualisasikan paham agama menurut Muhammadiyah. Terakhir, Fahmi mengutip Ali Imran ayat 159, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” Ayat ini harus menjadi prinsip dalam melaksanakan dakwah.
Acara pelepasan ini ditutup dengan doa oleh Wakil Mudir PUTM, Drs H Hamdan Hambali. Turut hadir dalam kegiatan itu para pengajar PUTM, Muhadjir dan Endy Prasetyo, para sahabat dari kedua kader, para musyrif Madrasah Muallimin, Erik Tauvani, dan orang tua kader yang akan melaksanakan pengabdian. Setelah pelepasan, kedua kader langsung menuju bandara Yogyakarta Internasional Aiport. (ribas)