• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Selasa, Desember 16, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Malik Fadjar, Munir, dan Perjuangan Yang Masih Panjang

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
7 September, 2020
in Ibrah
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share

Abdul Malik fadjar dan Munir adalah pejuang sejati bagi bangsa Indonesia, kebetulan keduanya berpulang di tanggal yang sama dan nasib perjuangannya juga sama. Masih jauh dari kata selesai.

Hari ini, 7 September 2020 para penggiat HAM tanah air sedang memperingati hari kematian Munir Munir Said Thalib,  yang dibunuh tanggal 7 september tahun 2004. Enam belas tahun yang lalu. Selama itu pula kasus itu masih diselimuti misteri bahkan berkas hasil Tim Gabungan Pencari fakta yang dibentuk presiden SBY malah hilang entah ke mana.

Baca Juga

Malik Fadjar dan Pendidikan untuk Pembangunan Bangsa

Melampaui Formalisme Islam: Membaca Pemikiran Keagamaan Malik Fadjar (Bagian 2)

Munir Munir Said Thalib adakah pejuang HAM yang paling fenomenal dalam sejarah Indonesia. Sosok keturunan arab berperawakan kecil kelahirah Malang ini sangat akrab dengan aneka aksi pembelaan HAM di tanah air. Kiprah kejuangannya nyaris belum ada yang dapat menyamai hingga hari ini. Dia merupakan pioner pejuang HAM di tanah air, bahkan ketika isu itu masih dianggap sebagai hal yang tabu.

Pada hari ini pula, terdengar kabar duka, Prof A Malik Fadjar berpulang  sore tadi, jam 19,00 WIB di Jakarta. Bagi bangsa Indonesia, sosok kelahiran Yogyakarta, 22 Februari 1939 ini seakan tidak dapat dipisahkan dengan perjuangannya dalam gerakan mencerdaskan  bangsa.

Selain pernah menjadi menteri agama pada era Presiden BJ Habibie, ia juga pernah menjadi menteri pendidikan nasional periode 2001-2004, juga pernah menjdai menko kesra pada zaman Megawati. Dia juga juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI era perihde pertama presiden Jokowi.

Bagi Muhammadiyah jangan di tanya. Abdul Malik Fadjar adalah segala-galanya. Dia pernah menjadi anak panah Muhammadiyah (guru dan dai benum) yang dilepas untuk mengembanghkan sekolah dan dakwah Muhammadiyah di pedalaman tanah air.

Malik Fadjar juga pernah menjadi wakil ketua PP Muhammadiyah tiga periode (2000-2015) sebelum itu Pak Malik juga sudah dikenal sebagai perintis Kemajuan Univeritas Muhammadiyah. UM Surakarta dan UM Malang adalah bukti sentuhan tangan midas Pak Malik. Di hari-hari akhirnya beliau juga terus konsen memperhatikan kemajuan pendidikan menengah Muhammadiyah.

Hari ini Pak Malik berpulang, tanggalnya sama dengan tanggal peristiwa pembunuhan yang menimpa Munir Said Thalib, anak muda pemberani yang menemukan titik balik perjuanganya setelah berdiskusi dengan Pak Malik.

Dalam artikel di kotra tempo 6 septemer 2016, Pendiri Cultural Islamic Academy Jakarta Husein Ja’far Al Hadar, menyatakan kalau Munir muda merupakan seorang muslim ekstrem. Hal itu diakui oleh Munir. Pada kurun waktu 1984-1989, ketika Munir masih menjadi seorang mahasiswa. Kedangkalan pemahaman keislamannya menjadikan dirinya menjadi seorang muslim yang ekstrem.

Namun, berkat entakan dalam diskusi Munir dengan Malik Fadjar, Munir berhijrah menjadi muslim moderat. Mantan Menteri Pendidikan Nasional, menggugah kesadarah Munir untuk untuk berpikir ulang tentang misi keislamanya: untuk kekuasaan ataukah pengabdian kepada sesama?

Itulah yang kemudian menjadi titik balik seorang Munir hingga kemudian dikenal sebagai pejuang HAM paripurna, pejuang HAM yang tidak pernah mengenal kata menyerah sampai akhirnya racun arsenik mengakhiri perjalanan hidupnya di pesawat garuda.

Mungkin sekedar kebetulan belaka bila hari ini Pak Malik berpulang di tanggal yang sama dengan tanggal berpulangnya Munir. Walau sekedar kebetulan, peristiwa ini juga dapat diambil ibrahnya. Perjuangan Munir untuk menegakkan keadilan di tanah air masih bernasib sama dengan perjuangan Pak Malik mencerdaskan bangsa ini. Perjuangan itu masih akan panjang, walau rezim terus berganti perjuangan itu masih jauh dari kata selesai. (Isma)

Tags: Malik Fadjar
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Malik Fadjar: Kuatkan Akhlak untuk Menyongsong Hari Esok Lebih Baik
Opini

Malik Fadjar dan Pendidikan untuk Pembangunan Bangsa

18 Juli, 2022
Wawasan

Melampaui Formalisme Islam: Membaca Pemikiran Keagamaan Malik Fadjar (Bagian 2)

8 Februari, 2022
Wawasan

Melampaui Formalisme Islam: Membaca Pemikiran Keagamaan Malik Fadjar

19 Januari, 2022
Next Post
Daftar Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah 2020

Kampus Baru Muhammadiyah Akan Segera Hadir di Sidrap

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In