JOMBANG, Suara Muhammadiyah – Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) kelompok 45 UMM merupakan salah satu kelompok yang menjalankan kegiatan pengabdian di Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kegiatan pengabdian yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 menyebabkan beberapa program kerja terfokus pada hal tersebut. Kegiatan pengabdian yang dilakukan sejak tanggal 11 Agustus hingga 9 September 2020 tersebut mengangkat tema “Pendampingan Optimalisasi Kesejahteraan Pangan pada Masa New Normal Pandemi Covid-19”.
Kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengedukasi masyarakat terkait Covid-19 dan cara pencegahannya. Salah satunya dengan mengadakan sosialisasi kesehatan. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan mendatangi rumah-rumah, hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kerumunan warga yang dapat memicu penyebaran virus. Sosialisasi tersebut dilakukan di lima dusun di Desa Galengdowo yaitu Dusun Galengdowo, Pengajaran, Plumpung, Sanggar, Wates dan di Panti Asuhan Yayasan NU Perumahan Sambong Permai.
Ketua Kordinator PMM, Savira Amilda mengungkapkan bahwa latar belakang diselenggarakannya acara sosialisasi ini adalah untuk mengingatkan kesadaran pentingnya cuci tangan kepada warga desa galengdowo dan panti asuhan yayasan NU perumahan sambong permai akan covid-19. “Meskipun sekarang ini dalam masa new normal dimana kegiatan perekonomian kembali seperti semula namun perlu diingat bahwasannya covid-19 masih ada dan masih menyebar luas di dunia bahkan masih mengancam jiwa-jiwa yang lalai dan tidak mematuhi protokol kesehatan,”ujarnya. Sosiasilasi tersebut dilakukan setiap hari senin dan selasa selama kegiatan PMM berlangsung.
Desa Galengdowo adalah salah satu desa yang berstatus zona putih, oleh karena itu kegiatan ini dilakukan untuk tetap mempertahankan status tersebut. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan memberikan tutorial bagaimana cara mencuci tangan yang benar, mencuci tangan tidak hanya sekadar membasuh telapak tangan dengan air dan sabun namun ada beberapa gerakan yang perlu dilakukan, gerakan-gerakan cuci tangan yang benar ini bertujuan untuk membunuh kuman-kuman yang masih bersarang disela-sela jari yang tidak bisa terjangkau hanya dengan membasuh tangan saja.
Dijelaskan juga bahwa tangan merupakan salah satu organ yang digunakan di berbagai kegiatan sehari-hari, sehingga rentan menjadi tempat perkembangbiakan kuman dan virus. Selain itu, dalam sosialisasi juga menyampaikan bagaimana cara meningkatkan imunitas diri agar bisa menangkal virus yang masuk dalam tubuh khususnya virus corona. Harapannya dengan acara tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada warga desa galengdowo dan panti asuhan yayasan NU.
Agustina wulansari, salah satu warga desa menyebutkan, acara sosialisasi yang dilakukan oleh kelompok PMM-UMM sangatlah bagus untuk mengingkatkan wawasan warga desa galengdowo yang minim pengetahuan akan covid-19. Meskipun banyak pihak yang melakukan agenda pembagian masker dan hand sainitizer namun menurutnya itu tidak akan bisa 100% mencegah penularan covid-19. Masker hanya melindungi penularan melalui udara namun tidak dapat dipungkiri penularan covid-19 ini juga bisa terjadi melalui kontak kulit atau bersentuhan dengan kulit seperti telapak tangan, meskipun ada hand sainitizer yang hanya bisa membersihkan kuman-kuman ditangan namun tidak bisa membunuh kuman-kuman tersebut. Harapannya semoga pademi ini cepet berlalu dan kami warga desa bisa melakukan aktivitas secara normal kembali seperti sedia kala serta tetap meningkatkan kesehatan.
Ibu Imam selaku pemilik panti asuhan mengucapkan terima kasih telah menyelenggarakan sosialisasi tersebut di panti asuhan yayasan NU. Selain itu, acara itu juga dapat mengingatkan kepada anak-anak panti akan pentingnya cuci tangan yang benar dan cara meningkatkan imunitas diri mereka masing-masing. Informasi tersebut sangat penting diketahui anak panti, melihat kehidupan mereka yang selalu bersamaan. “Anak-anak panti asuhan sangat antusias mengikuti acara sosialisasi ini karena mereka mendapatkan ilmu baru,” ujarnya. (dyan)