Penemuan Ilmuwan Muslim yang Diklaim Barat (1)

Penemuan Ilmuwan Muslim yang Diklaim Barat (1)

Abbas bin Firnas dan pesawat terbang rekaannya

Penemuan Ilmuwan Muslim yang Diklaim Barat (1)

Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar Butar

Menurut beberapa penulis Barat tradisional, semua ilmu pengetahuan dan peradaban sejatinya berasal dari warisan Yunani. Warisan ini hilang selama beberapa abad dan baru kembali tatkala Renaissance Eropa muncul abad ke-15-16 M, dan terus berlangsung hingga hari ini. Tentu saja klaim ini keliru. Dalam faktanya, sains-sains seperti matematika, kimia, fisika, astronomi, geografi, mekanika, kedokteran, dan lainnya abad ke-16 M tidak memiliki kemiripan dengan apa yang ditinggalkan oleh orangorang Yunani. Artinya telah ada adaptasi dan sintesa kreatif sebagai dilakukan oleh sarjana-sarjana Muslim.

Dalam faktanya lagi, adalah peradaban Arab (Islam), bukan Yunani, yang menemukan kertas, percetakan, irigasi, kincir angin, teknik pertanian, teknologi kompas, produksi industri, pembuatan kaca, produksi kapas, mekanisme perdagangan, sistem angka 1 sampai 10, uang kertas dan cek, teknik kebun, rumah sakit, desain kota, dan lain-lain. Semua ini adalah produk dan pemikiran Muslim.

Dalam perkembangannya, sarjana Barat memperoleh pengetahuan ini setelah Sisilia dan Spanyol-Islam ditaklukkan, dan kontak mereka dengan Muslim berlangsung masif selama abad ke-11-12 M. Lalu sarjana-sarjana Eropa mulai menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab yang dimulai abad ke-12 M. Dengan demikian secara berangsur-angsur pengetahuan Arab (Islam) beralih ke dalam bahasa Eropa-Latin. Awalnya, orang-orang Yunani dan Romawi tidak memiliki universitas. Universitas adalah produk dunia Islam abad pertengahan.

Berikut adalah penemuan-penemuan yang dihasilkan ilmuwan Muslim tetapi dikaitkan dan atau diklaim oleh sarjana Eropa.

Pertama, Roger Bacon dari Inggris dianggap orang pertama yang mengonstruksi diagram mesin pesawat terbang, dan dianggap sebagai orang pertama memikirkan penerbangan manusia. Berikutnya Leonardo da Vinci menyiapkan prototipe mesin pesawat terbang. Faktanya, adalah insinyur dan penerbang Spanyol Muslim bernama Abbas bin Firnas (w. 877 M) yang pertama dalam sejarah yang membuat ‘mesin’ pesawat terbang di Cordoba. Dia membuat glider (atau menggunakan bulu burung Nasar sebagai sayap) yang dengannya dia terbang dari bukit di Cordoba dan berada di udara selama beberapa menit. Setelah mendarat dia menderita luka-luka, karena dia tidak memiliki ekor pada glider.

Kedua, Karya spektakuler Roger Bacon yang berjudul “Opus Majus” pada bab kelima berisi salinan persis dari “Kitab al-Manzhir” karya Ibn al- Haitsam. Di bagian ini ternyata Bacon menguraikan ideide optik tiga ilmuwan Muslim yaitu Ibn al-Haitsam, Ibn Sina, dan Ibn Rusyd.

Ketiga, Cermin kaca dibuat di Venesia pada abad ke-13 M, persisnya tahun 1291 M. Faktanya, cermin kaca sejatinya telah ada dan dibuat di Spanyol (Andalusia) pada abad ke-11 M. Konon, orang-orang Venesia memperoleh pengetahuan teknis pembuatan kaca dari Suriah.

Keempat, Jam mekanik pertama dibuat di Milan, Italia. Klaim ini dibantah oleh Will Durant. Menurutnya, jam mekanik pertama sejatinya dibuat oleh Ibn Firnas (w. 887 M) di Cordoba pada abad ke-9 M. Jam ini telah ada pada masa Khalifah Harun al-Rasyid, yang mana Khalifah mengirimkannya sebagai hadiah kepada Raja Charlemagne dari Perancis. Sedangkan orang Eropa memperoleh pengetahuan tentang pembuatan jam dari literatur-literatur Arab yang telah diterjemah ke bahasa Latin.

Kelima, Galileo adalah orang pertama yang menemukan pendulum. Faktanya, Ibn Yunus (w. 1009 M) telah menemukan instrumen ini di Cairo pada abad ke-10 M yang digunakan mengukur waktu.

Keenam, Newton diklaim orang pertama yang menyatakan bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Faktanya, Ibn al-Haitsam dan Kamaluddin al-Farisi telah lebih dahulu melakukan penyelidikan ekstensif pada cahaya, lensa dan kamera obscura. Bahkan dia menemukan kamera Pin-hole. Pemikiran optik Ibn al-Haitsam terekam dalam karyanya “Kitab alManazhir”. Sedangkan pemikiran Kamaluddin al-Farisi terekam dalam karyanya ‘Tanqih al- Manazir”. Ibn al-Haitsam sendiri sesungguhnya lebih tepat disebut sebagai bapak optik modern.

Ketujuh, Psikologi persepsi Helmholtz tentang inferensi bawah sadar yang memainkan peran begitu besar di abad ke-19 M dan terus mencakup studi modern tentang penglihatan. Faktanya, Ibn al-Haitsam telah memahami bahwa serangkaian kesimpulan logis harus terjadi sebelum sensasi dapat diubah oleh otak menjadi persepsi. Dia menekankan bahwa kecepatan persepsi menuntut kesimpulan yang tidak terlihat, yaitu tidak disadari oleh pengamat. Dalam faktanya lagi, Helmholtz mengutip pemikiran Ibn al-Haitsam yang lain dan dalam konteks lain.

Kedelapan, Pecahan desimal pertama kali digunakan oleh matematikawan Belanda Simon Stevin pada tahun 1589 M. Faktanya, pecahan desimal telah digunakan oleh matematikawan Muslim bernama Jamsyid al- Kasyi dalam bukunya “Miftah al- Hisab”. Barat juga mengklaim bahwa simbol x,y pertama kali digunakan oleh ahli matematika Prancis bernama Vieta pada tahun 1591 M. Padahal, aljabar telah ditemukan oleh ilmuwan Muslim dan menggunakan simbol-simbol ini dalam menemukan solusi persamaan kubik. Memang, trigonometri adalah telaah teoretis yang telah ada sejak zaman Yunani, namun ilmuwan Muslim memformula cabang matematika ini secara lebih adaptif dan praktis. Al-Batani sendiri sebenarnya telah menemukan fungsi dasar seperti sinus, cosinus, dan garis singgung.

Kesembilan, Dalam matematika modern dikenal “Koefisien Binomial” atau “Segitiga Pascal” yaitu suatu aturan geometri pada koefisien binomial dalam sebuah segitiga. Konsep ini disematkan kepada penemunya yaitu Blaise Pascal. Faktanya, matematikawan Iran bernama Omar Khayyam telah membuat kontribusi signifikan dalam bidang ini, yang disebut koefisien Binomial. Dia menemukan ekspansi untuk semua bilangan bulat eksponen, yang tak seorang pun dapat menyelesaikannya sebelum dia.

Kesepuluh, Johann Mueller pada tahun 1464 M menggunakan trigonometri dalam memecahkan beberapa masalah matemtika. Faktanya, Jabir bin Aflah (ahli matematika dan astronomi dari Spanyol) telah menggunakan trigonometri dalam memecahkan beberapa masalah matematika yang terbilang sangat rumit. Bersambung

Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar. Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU

Sumber: Majalah SM Edisi 2 Tahun 2020

Exit mobile version