Suara Muhammadiyah – Sebagai gerakan Islam yang berkemajuan, Muhammadiyah harus selalu berjuang menggerakan Islam, menjadikan Islam itu hidup dan menghidupkan, selalu bergerak aktif dan dinamis sehingga kehadiran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam benar-benar dirasakan oleh setiap orang, bukan hanya orang Islam dan anggota Muhammadiyah saja, tapi semuanya. Spirit tersebut menjadi penyemangat bagi Daud Sidiq untuk mempejuangkan Muhammadiyah yang tangguh di Kota Metro. Sosok nya dikenal sebagai pendakwah yang berperan besar dalam perkembangan Muhammadiyah di Kota Metro.
Kiprah Sukses Seorang Anak Panti
Awalnya pria kelahiran Banjarsari Metro 29 September 1947 silam adalah anak Panti Asuhan Budi Utomo milik Muhammadiyah, panti asuhan ini lah tempatnya berproses, belajar dan mengembangkan diri. Sejak tahun 1963, ia memulai karir dan pengabdianya di Muhammadiyah. Merasa telah melakukan penjelajahan ilmu dan pengalaman berharga di Panti tersebut Daud Sidiq tepatnya di tahun 1963-1964 mengabdi menjadi guru honor di MIM Banjarsari Metro. Bersamaan dengan itu, ia juga mulai berkecimpung menjadi Ketua Bagian Dakwah Pemuda Pemuda Muhammadiyah Ranting Banjarsari.
Berselang satu tahun, Suami Siswaty tersebut mencoba mengikuti ujian guru agama, berkat kegigihan dan kemampuanya, dia dinyatakan lulus dan ditugaskan oleh Negara menjadi guru Dpk di MIM Banjarsari Metro tercatat sejak tahun 1964-1966. Karir Daud Sidiq terbilang sukses, setelah 11 tahun menjadi guru di Amal Usaha Muhammadiyah ia dipilih menjadi Kepala PGA Muhammadiyah yang saat itu sebelum adanya pemekaran wilayah masih terletak di Lampung Tengah. Tak berhenti disitu, pada tahun 1981 ia dipromosikan menjadi Pengawas Pendidikan Agama Islam TK, SD/MI di Kec. Metro, hingga tahun 2000 Daud Sidiq tetap berkiprah menjadi Pengawas PAI di berbagai Kecamatan, khususnya di Lampung Tengah.
Penggerak Cabang dan Ranting Berkemajuan di Kota Metro
Aktif menjadi pengawas PAI tidak membuat Daud Sidiq surut dalam menggembirakan dakwah Muhammadiyah dan mengasah kepiawaianya dalam memimpin, di tahun 1969 ia diberi mandat sebagai Ketua DPC IMM Metro Lampung Tengah. Berselang sekitar 11 tahun, tepat ditahun 1981 ia pun dipercaya menjadi Kepala SD Muhammadiyah Metro dan Kepala Panti Asuhan Budi Utomo Muhammadiyah Metro.
Sejak ditunjuk sebagai Ketua PDM Kota Metro selama dua periode (2010-2020), Daud Sidiq selalu berusaha untuk mengoptimalkan peran dan fungsi Cabang dan Ranting di Kota Metro. Sebagai anak seorang kolonisasi (transmigran) dirinya paham betul tentang seluk belum Kota Metro, Metro dikenal dengan masyarakat yang majemuk dan terdiri dari banyak pendatang baik dari pulau Jawa atau Sumatra, para pendatang itu bergabung dan bertemu di Kota Metro, ‘’Metro itu artinya mitra yang berarti saudara atau sama-sama sebagai perantau, ‘’ jelasnya.
Dalam usia senja nya, Daud Sidiq terus berupaya menggerakan dan memajukan cabang dan ranting Kota Metro, melalui dakwah jamaah dan dakwah pengembangan dan peningkatan kemakmuran anggota jamaah, faktanya dari segi jumlah cabang dan ranting Muhammadiyah Kota Metro terpenuhi bahkan lebih dari 100%, secara pemerintahan Kota Madya Metro hanya terdiri dari 5 Kecamatan, yaitu Metro Pusat, Metro utara, Metro selatan, Metro Barat dan Metro timur, sedangkan Muhammadiyah berhasil memiliki 6 Cabang, satu cabang lainya berada di Kec. Metro pusat yaitu Cabang Hadimulyo. Hadimulyo sendiri sudah terbentuk sejak lama, sejak zaman lampung tengah lama dan merupakan cabang tertua di lampung tengah lama.
Kondisi ranting pun tak kalah menggembirakanya, PDM Kota Metro mengupayakan ranting tersebar setiap kelurahan 1 ranting. Faktanya, terdapat 22 Kelurahan di Kota Metro dan Muhammadiyah berhasil membentuk 23 Ranting, kehadiran cabang dan ranting Muhammadiyah di Kota Metro menjadi mayoritas dibanding dengan kabupaten/kota lain yang ada di Lampung, ini artinya, di akar rumput, di tingkat basis atau di jaringan paling bawah, Muhammadiyah di Kota Metro mengalami kemajuan yang sangat menggembirakan.
Menurutnya, Muhammadiyah kota metro harus memiliki ranting yang diperkuat, sebab ranting adalah sumber kekuatan persyarikatan, di ranting itu anggota Muhammadiyah mulai membangun diri, masyarakat, amal usaha dan pembinaan anggota dilakukan, melalui pengajian anggota, iuran anggota dan banyak lagi. Anggota yang sudah memahami Islam dan Muhammadiyah diharapkan bisa menjadi inti jamaah yang akan menggerakan dakwah jamaah, keberhasilan dakwah jamaah sangat ditentukan oleh kualitas anggota Muhammadiyah, sementara itu kualitas anggota sangat ditentukan oleh keberhasilan pembinaan di ranting, kalau pembinaan anggota ranting berhasil insyaAllah dakwah jamaah juga akan berhasil. Dan kota Metro dikenal solid kepengurusan serta memiliki banyak amal usaha, karena mayoritas penduduknya adalah pendatang dari berbagai daerah dan kualitas ekonominya sudah tercukupi.
Meskipun demikian, untuk menjadi seorang pimpinan persyarikatan itu tidak mudah apalagi dalam mewujudkan pertumbuhan secara kelembagaan di ranting dan cabang, baik secara vertikal dan horizontal, sehingga pemimpin butuh beberapa majlis yang membidangi di bawahnya.
Beragam kegiatan dilakukan untuk menggelorakan dakwah di tingkat ranting, seperti kegiatan di Ranting Iringmulyo Cabang Metro Timur yang terpusat di Masjid Baitur Razaq, tiada hari tanpa mengaji, mengupas beragam kitab hadits seperti Riyadush Sholihin, Al lukluk wal marjan, dan ngaji rutin setiap subuh sejak tahun 2008. Daud Sidiq juga tak pernah absen menjadi penceramah keliling di seluruh ranting Muhammadiyah di Kota Metro.
Perintis Amal Usaha Unggulan
Setiap gagasan dan pokok pikiran yang akan diwujudkan dalam persyarikatan Muhammadiyah tentu saja tidak dapat diwujudkan oleh beliau sendiri, tetapi harus diikuti oleh sekelompok orang secara bersama dan saling bekerja sama. Hal itu lah yang dilakukan oleh suami dari Siswaty ini dalam memperluas dakwah Muhammadiyah di Kota Metro, terbukti selama 2 Periode kepemimpinan menjadi Ketua umum PDM Kota Metro berhasil merintis AUM unggulan di Kota Metro.
Sebut saja PT Metro Solar Investama (MSI) yang kini telah berusia 10 tahun berhasil memiliki tiga badan usaha, Pertama Muhammadiyah Business Centre (MBC) swalayan milik Muhammadiyah yang diresmikan langsung oleh Din Syamsudin tahun 2015 silam dan menyediakan berbagai macam sembako dan perlengkapan rumah tangga lainya, Kedua Metro-M yang merupakan toko komputer dan Ketiga Surya Gemilang dengan beragam alat bangunan yang dipasarkanya. Termasuk juga ketika sekolah akan membangun gedung bisa di kelola dan dikonsultasikan ke PT MSI tersebut, hingga kini sekolah Muhammadiyah di berbagai daerah seperti di Kecamatan Labuhan Maringgai, Seputih Banyak, dan Kalianda telah merasakan manfaatnya.
Disamping itu, Metro memiliki banyak amal usaha di bidang pendidikan baik dari segi jenis dan jenjang. Mulai pra sekolah hingga Perguruan Tinggi telah dikenal lewat prestasi yang diukirnya, seperti SD Muhammadiyah 1 Metro yang kini mencapai 48 kelas dengan jumlah 1.400 siswa, SMP Ahmad Dahlan dengan berbagai macam prestasi nasional yang telah diraihnya dan UM Metro yang merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Terbaik se-sumatera. ‘’Mestinya, Pemerintah harus berterimakasih kepada Muhammadiyah, karena sumbangsihnya sangat besar terhadap kota metro,’’ ujar Anggota BPH Universitas Muhammadiyah Metro sejak 2013-2021.
Dibidang kesehatan pun PDM Metro memiliki RS Muhammadiyah dengan jumlah karyawan sebanyak 400 orang, dan kini telah meraih predikat Akreditasi Paripurna KARS Versi Snars 1 serta di tahun 2020 ini sedang konsentrasi terhadap pembangunan gedung B RSU Muhammadiyah Metro setinggi 7 lantai.
Puncaknya, Daud Sidiq di tahun 2019 mendapatkan penghargaan Muhammadiyah Award dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, hingga di usia ke 73 ia tetap aktif dan memberikan kontribusi pemikiran yang cemerlang kepada generasi penerus. Ia berpesan Amal Usaha Muhammadiyah yang saat ini sedang di upayakan untuk terus berkembang jangan sampai yang sudah ada itu hilang, yang ada tetap utuh dan harus bertambah, Pria yang memiliki 4 orang anak tersebut mengisyaratkan dengan istilah patah tumbuh hilang berganti, sebelum patah sudah harus tumbuh, sebelum hilang harus sudah ada ganti, sehingga Amal Usaha dan gerak dakwah Muhammadiyah dari waktu ke waktu tetap terjaga kelestarianya.(Izna)