YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Memasuki bulan kedelapan pandemi Covid-19 di Indonesia, sudah ada 11.374 orang meninggal dunia, 311.176 orang terkonfirmasi positif, 63.365 kasus aktif hingga Selasa (6/10) berdasarkan data pemerintah (covid19.go.id). Sejak tanggal 19 September 2020, pertambahan kasus terkonfirmasi positif harian mayoritas di atas angka 4000 kasus, hanya 5 kali berada dibawah angka 4000 kasus yaitu tanggal 20, 27, 28 September, 4 dan 5 Oktober. Sementara angka kesembuhan di atas 4000 sejak tanggal yang sama hanya 3 kali yaitu 25 dan 30 September serta 5 Oktober kemarin.
“Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Covid-19 masih terus menjadi ancaman serius bagi rakyat Indonesia. Masih dibutuhkan waktu lebih lama lagi bagi semua pihak di negara ini entah itu pemerintah, warga negara, swasta dan organisasi masyarakat untuk terus bergandengan tangan bersama-sama mengatasinya,” tutur Drs Agus Samsudin, MM, Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, pada Rabu, 07 Oktober 2020.
Menurut Agus, Muhammadiyah sebagai salah satu ormas besar di Indonesia sejak awal pandemi Covid-19 ini terjadi, berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mengatasinya. Komitmen itu teruji hingga kini memasuki bulan ke-8 pandemi Covid-19 di Indonesia, Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) masih terus memberikan layanan penanganan Covid-19 baik dari sisi pencegahanan maupun layanan kesehatan baik fisik maupun mental.
Sampai kini, kata Agus, ada 82 Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) yang terlibat dalam penanganan pasien covid-19 di Indonesia. Dari jumlah itu terbanyak ada di Jawa Timur (32), diikuti Jawa Tengah (30), Yogyakarta (6), DKI Jakarta (5), Sumatera Barat (2). Lampung, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa Barat masing-masing satu rumah sakit.
Berdasarkan data terbaru hingga Selasa (6/10) yang disampaikan dr. Aldila S. Al Arfah, MMR, Wakil Ketua MCCC PP Muhammadiyah, ada 3.330 kasus terkonfirmasi positif yang ditangani RSMA di berbagai daerah dengan jumlah kasus probable ada 549 dan suspek 2.648 kasus. Dalam penanganan Covid-19 ini, hingga bulan Agustus 2020, Muhammadiyah sudah kehilangan 6 perawat dan 1 orang dokter yang meninggal dunia akibat terkena Covid-19.
“Untuk mendukung operasional semua RSMA yang terlibat dalam penanganan Covid-19 tersebut maka dibutuhkan logistik medis yang cukup. Untuk itu Muhammadiyah sudah menyalurkan macam-macam logistik medis yaitu masker bedah, sarung tangan, masker N95, cover all, kacamata Goggles, rapid test, Pcs, masker kain, face Shield, sarung tangan dan plastik panjang cover Sepatu dengan jumlah yang mencapai ratusan ribu pieces. Sedangkan untuk masyarakat umum, sudah 500.000 masker dibagikan melalui 34 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Selain penanganan pasien Covid-19, ungkap Agus, Muhammadiyah juga aktif melakukan sosialisasi tentang Covid-19 dan pencegahannya kepada warga melalui berbagai cara baik langsung maupun melalui media. Sosialisasi secara langsung dilakukan dengan spanduk, banner, buku, selebaran dan menggunakan mobil penerangan keliling. Untuk media, hampir semua media dipakai baik itu media cetak, online, radio, televisi dan media sosial. Selain sosialisasi, ada pula penyemprotan disinfektan, pembagian masker dan handsanitizer
Didukung penuh oleh Lazismu dan berbagai lembaga baik pemerintah negara sahabat maupun swasta nasional masih banyak layanan lain yang dijalankan seperti konsultasi kesehatan, dampingan psikososial dan agama. Hingga kini, diluar layanan penanganan pasien Covid-19, Muhammadiyah total sudah menggelontorkan dana 189 milyar lebih dengan penerima manfaat lebih dari 20 juta jiwa. (mccc/rbs)