Haedar Nashir: Terimakasih PTM

Haedar Nashir: Terimakasih  PTM

Dari laporan yang masuk ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Unismuh Makassar merupakan PTM yang berlangganan Majalah Suara Muhammadiyah terbesar, disusul UM Tanggerang dan Uhamka.

Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah saya menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang tinggi atas komitmen dan partisipasi kedua PTM tersebut. Hal itu menjadi bukti kesediaan memperhatikan dan berkepentingan dengan majalah resmi kebanggan Muhammadiyah. Sekaligus ikut merawat dan membesarkan warisan penting Kyai Ahmad Dahlan tahun 1915 itu. Insya Allah PTM dan amal usaha lain menyusul saling berbagi dan membesarkan sesama amal usaha Persyarikatan.

Saya percaya, PTM dan amal usaha lain di seluruh Indonesia juga berkomitmen tinggi untuk terus menambah jumlah langganan Majalah SM sebagai bagian dari ikhtiar bersama menyebarluaskan informasi, pemikiran, dan jejak dinamika yang dilakukan Muhammadiyah maupun perkembangan umat dan bangsa melalui majalah resmi Pimpinan Pusat Muhammaiyah. Memang SM masih terus berbenah, tetapi Majalah ini terpanggil menyebarluaskan spirit awal Muhammadiyah dan mengaktualiasasikannya dengan menyuarakan Muhammadiyah. Majalah bersejarah Muhammadiyah ini berjasa mempublikasikan pikiran-pikiran resmi gerakan Islam tertua di Republik ini.

Kehendak baik atau political-will untuk bersama memajukan apa yang menjadi milik Muhammadiyah sangatlah penting. Sama-sama menyangga agar seluruh amal usaha Muhammadiyah, termasuk SM dengan segala usahanya, menjadi semakin besar sebagai pilar strategis yang meniscayakan sinergi bagi kebesaran Muhammadiyah. Kalau tidak sesama amal usaha sendiri, mau dengan siapa saling bekerjasama dan menyangga. Sesama amal usaha dan elemen Muhammadiyah tidak dapat berjalan dan maju sendiri. Niscaya bersinergi secara konkrit dan proaktif. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.

Saya menyaksikan pihak SM dengan berbagai usahanya juga terus meningkatkan kualitas diri. Meningkatkan isi maupun usaha lain. Namun apapun milik sendiri itu biasanya mudah sekali kelihatan kurangnya, berbeda dengan milik orang lain yang sering kelihatan lebihnya. Majalah ini juga tidak bisa diubah menjadi majalah umum, harus tetap menjadi majalah organisasi. Tapi tentu harus terus berpenampilan maju. Namun semaju apapun milik sendiri, selalu terasa biasa. Ibarat melihat rumput di halaman sendiri dengan rumput tetangga. Maka yang diperlukan ialah rasa memiliki satu sama lain, meski selalu ada kurangnya. Yasuddu ba’dhuhu ba’dhan, satu sama lain saling menyokong, begitulan pesan luhur Nabi.

Bersama dengan itu SM pun aktif bersinergi dengan amal usaha Muhammadiyah lainnya di berbagai lingkungan untuk maju bersama segenap komponen Muhamamdiyah. SM Corner dan perluasan usaha terus dilakukan. Insya Allah setelah membangun Grha yang membanggakan, tidak lama lagi memiliki hotel atau tower SM. Tanpa kerjasama saling memajukan, Muhammadiyah tidak akan besar. Namun SM sebagai Majalah harus dibesarkan bersama dengan cara mau berlangganan. Dalam kerjasama harus ada semangat saling memiliki, saling membesarkan, serta saling peduli dan berbagi. Insya Allah tidak akan rugi dengan saling bekerjasama, yang ada malah kebaikan, keberuntungan, dan berkah Allah. (red)

Exit mobile version