Here & Now

Oleh: Bagus Kastolani

Pernahkah kita merasa gagal fokus, dalam bekerja, belajar atau mengerjakan suatu hal? Pernahkah kita merasa tidak khusyuk dalam sholat dan doa kita? Mengapa demikian? Dalam ilmu Psikologi, khususnya dalam Role Theory (Teori Peran) dikatakan bahwa setiap manusia mempunyai banyak peran (multiple roles); peran sebagai anak, peran sebagai orang tua, peran sebagai pelajar, peran sebagai pekerja, peran sebagai Hamba Allah SWT, peran sebagai mahluk sosial dan lain sebagainya. Dengan banyaknya peran ini, maka tak heran jika manusia sering terbersit peran-peran yang lain saat menjalankan satu peran dimana kita berada. Misalnya, saat kita bekerja dan anak di rumah sedang sakit maka sering terbersit peran kita sebagai orang tua. Bahkan mungkin kita kehilangan fokus saat ada peran lain masuk ke dalam peran saat ini kita berada. Bahkan mungkin peran lain itu menguasai peran saat ini sehingga tidak bisa fokus dalam menjalankan peran sekarang.

Kondisi ini disebut sebagai intrapersonal role conflict, yaitu konflik dalam diri saat menjalankan peran saat ini. Hal ini masih wajar jika peran lain hanya terbersit namun akan menjadi gangguan personal ketika peran lain mendominasi saat kita menjalankan peran eksisting. Seorang Ahli Psikologi bernama Frederick Perls pernah menyatakan bahwa orang yang sehat secara psikologis adalah orang yang here and now. Artinya, orang ini sadar saat ini dan disini harus berperan sebagai apa. Oleh karena itu, orang yang here and now maka dia bisa fokus terhadap perannya saat ini dan dapat mengerjakan tugas peran itu secara optimal dengan meminimalisasi gangguan peran lainnya di tempat lain.

Konsep here and now ini pun seharusnya kita laksanakan secara totalitas saat kita menghadap Allah SWT dalam sholat dan doa kita. Kenapa kita tidak bisa khusyuk? Karena kita tidak here and now. Sering pikiran kita melayang kepada hal lain yang membuyarkan fokus hubungan kita dengan Allah Ta’ala. Sering dalam sholat kita terbersit pikiran pekerjaan, hubungan dengan orang lain, rejeki dan lain sebagainya. Inilah tanda-tanda orang yang tidak here and now alias tidak khusyuk. Bahkan setelah sholat kita tergesa-gesa meninggalkan tempat sholat karena terfikir atau mencemaskan pekerjaan atau hubungan dengan manusia, sedangkan hubungan dengan Allah SWT kurang kita fokuskan.

Here and now, saat kita bekerja pun masih belum optimal. Mau bukti? Jawablah pertanyaan ini, 8 jam bekerja berapa waktu yang digunakan untuk betul-betul memikirkan pekerjaan? Atau jangan-jangan hampir semua waktu kerja kita tidak relevan untuk kita melaksanakan hal-hal di luar pekerjaan kita. Misalnya, terlalu banyak main games, bercanda, menggunakan internet yang tidak relevan dengan pekerjaan dan lain sebagainya. Dengan demikian, orang yang tidak here and now tidak akan produktif. Bukankah Allah SWT telah memerintahkan kita apabila telah menyelesaikan suatu urusan maka mengerjakan urusan lain dengan bersungguh-sungguh?

Huwallahu a’lam bi showab.

Penulis Staf pengajar Fakultas Psikologi UNAIR Surabaya

Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 20 Tahun 2019

Exit mobile version