Khutbah Jum’at Memanusiakan Pekerja
Oleh: Ganjar SH
Assalamualaikum Wr Wb
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنْ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Jamaah yang dirahmati Allah
Syukur Alhamdulillah marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Atas limpahkan rahmat dan nikmat-Nya, sampai detik ini, kita masih diberi waktu untuk beribadah, mencari bekal untuk kehidupan kekal kelak. Shalawat beserta salam juga mesti selalu kita haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw. Sebab beliaulah suri tauladan yang patut dicontoh dan diteladani baik ucapan maupun perilaku. Barangsiapa ucapan dan perilaku meniru Nabi, maka sesungguhnya ia dekat dengan keselamatan dunia dan akhirat.
Tak lupa, kami selaku khatib mengajak agar kita semua selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Dengan upaya peningkatan tersebut, semoga kita bisa konsisten dalam meniti jalan-Nya. Sebab pada dasarnya hati, pikiran, serta perilaku kita gamang berubah. Karenanya kita dikenalkan dengan salah satu doa agar hati terpatri kuat pada cahaya ilahi. Ya muqallib al-qulub tsabit qalbi ‘ala dinika. Ya Allah yang maha membolak-balikkan hati, condongkanlah hati kami pada agama (jalan)-Mu.
Jamaah yang dirahmati Allah
Pada masa jahiliah dahulu kala, kita mengenal istilah budak dan perbudakan. Yaitu seorang dari kasta bawah yang diperjakan oleh majikan dari kasta tinggi dengan pekerjaan yang berat nan beresiko, namun tanpa upah yang layak. Bahkan para budak diperjualbelikan.
Begitu Islam datang, dengan mengusung nilai Tauhid, para budak kemudian dimerdekakan dan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Sebab Tauhid adalah ajaran yang hanya menuhankan Allah. Karena keyakinan bahwa Allah lah tuhan yang layak disembah, maka konsekuensinya ialah menjadikan selain Allah sebagai makhluk. Dan sesama makhluk adalah sama. Sama-sama ciptaan Sang Khalik.
Atas dasar itu, maka tidak ada lagi perbudakan. Islam memerdekakan para budak sehingga mereka menjadi manusia merdeka. Manusia satu dengan manusia lain saling hormat-menghormati, saling kasih-mengasihi, saling menjaga dan saling berbuat baik satu sama lain. Bahkan kebaikan tersebut juga dilakukan kepada makhluk lain selain manusia. Itulah ajaran Tauhid. Ajaran yang sangat mulia dan sejalan dengan nilai kemanusiaan universal.
Jamaah yang dirahmati Allah
Khusus terkait pekerja atau karyawan, sejak kedatangannya, Islam memang menaruh perhatian yang cukup. Misalnya pada QS At-Thalaq ayat 6. “Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya.” Ayat di atas menegaskan bahwa upah harus ditunaikan sesegera mungkin selepas pekerjaan tersebut selesai.
Pada hadits juga disebutkan, dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ
“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah, shahih).
Bahkan dalam riwayat lain ditegaskan, Allah akan melaknat orang (seorang majikan) yang memperkerjakan pekerja, buruh, karyawan, sedang keringat pekerja tersebut tidak di balas dengan upah yang setimpal.
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: “ada tiga jenis orang yang aku menjadi musuh mereka pada hari kiamat, seseorang yang bersumpah atas nama aku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang yang telah merdeka lalu memakan uang dari harganya dan seseorang yang mempekerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar upahnya”.
Pada suatu waktu, Nabi melihat salah seorang sahabatnya memukul pekerjanya. Seketika Nabi mengingatkannya dari belakang:
اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ، لَلَّهُ أَقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَيْهِ
“Ketahuilah wahai Abu Mas’ud, Allah lebih kuasa untuk menghukummu seperti itu, dari pada kemampuanmu untuk menghukumnya.”
Lewat hadits lain Aisyah menceritakan:
مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللهِ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلاَ امْرَأَةً وَلاَ خَادِمًا…
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memukul dengan tangannya sedikit pun, tidak kepada wanita, tidak pula budak.” (HR. Muslim 2328, Abu Daud 4786).
Jamaah yang dirahmati Allah
Begitu perhatiannya Islam terhadap kaum buruh dan pekerja, lewat risalah Tauhidnya, justru agama Rahmatan Lil ‘Alamiin ini memberikan perlindungan kepada mereka. Salah satunya dengan menganjurkan para majikan untuk memudahkan karyawannya dan bersedia menjadi pelindung mereka.
Dari Amr bin Huwairits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا خَفَّفْتَ عَنْ خَادِمِكَ مِنْ عَمَلِهِ كَانَ لَكَ أَجْرًا فِي مَوَازِينِكَ
“Keringanan yang kamu berikan kepada budakmu, maka itu menjadi pahala di timbangan amalmu.” (HR. Ibn Hibban dalam shahihnya dan sanadnya dinyatakan shahih oleh Syuaib al-Arnauth).
Bahkan menganjurkan agar menjadikan mereka saudara. Memperlakukannya layaknya saudara.
Dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ ، جَعَلَهُمُ اللهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ
“Saudara kalian adalah budak kalian. Allah jadikan mereka dibawah kekuasaan kalian.” (HR. Bukhari no. 30)
Jamaah yang dirahmati Allah
Bekerja mencari nafkah adalah bagian dari perintah agama. “Dan janganlah kamu melupakan nasibmu pada kehidupan di dunia.” Ayat lain memerintahkan, “apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi. Carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”.
Lebih dari itu, lewat ajarannya, Islam menginginkan agar umatnya menjadi umat yang tangguh, kuat, mapan, serta kaya. Hal ini tersirat dalam berbagai perintah ibadah. Misalnya dalam perintah zakat, infak, dan sedekah. Bagaimana mungkin orang Islam akan mampu menunaikan ketiga hal tersebut jika tidak kaya? Artinya dalam makna tersirat dari perintah zakat, sebenarnya umat Islam dituntut untuk menjadi orang kaya sehingga mudah dalam beribadah.
Tapi pada sisi lain, Islam juga mengingatkan, bahwa kekayaan tersebut harus digunakan untuk melakukan kebaikan bagi orang lain. Salah satunya untuk memanusiakan para buruh dan pekerja. Bukan sebaliknya, menampung pekerja hanya untuk mengkayakan dirinya sendiri. Mestinya, karena sudah mampu, ia mendorong orang lain yang masih dibawah, seperti para pekerja, agar segera menyentuh garis kesejahteraan. Bahkan selama proses mencari kesejahteraan tersebut, para majikan bersedia menjadi payung yang siap melindungi para pekerjanya. Sekali lagi inilah ajaran Tauhid.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلَّونَ عَلَى الَّنِبْيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Jamaah yang dirahmati Allah
Marilah kita berdoa, semoga nasib para pekerja kian hari kian baik. Sehingga semakin dekat kepada jalan kamakmuran dan kesejahteraan bersama tanpa kesenjangan yang curam.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ
Penulis: Alumni UIN Suka Yogyakarta