Suara Muhammadiyah, Aktor Di Balik Kemajuan Bangsa
Oleh: Cristoffer Veron P
Bangsa Indonesia seyogianya harus bersyukur kepada Allah SwT, Sang betara makrokosmos yang telah memberikan anugerah terbesar bagi negeri ini. Negeri ini terus mendapatkan tantangan dan rintangan yang tak mudah untuk dilalui. Bahkan, tantangan dan rintangan hari ini boleh jadi merupakan tantangan terberat untuk ditaklukkan.
Sumbu utama yang menyebabkan hal tersebut mencuat ke permukaan publik didasarkan oleh persoalan Pandemi Covid-19, abreviasi dari Coronavirus Disease 2019. Mikroba tersebut menjadi kondang sejak Presiden Indonesia Ir H Joko Widodo mengonfirmasi rakyatnya terinjeksi oleh jenis mikroba baru itu. Dalam perjalanannya, Covid-19 terus menggila, terhitung per 29 Desember 2020, jumlah kasus positif di negeri Zamrud Khatulistiwa ini bertambah 727.122 (+7.903), sembuh 596.783 (+6.805), dan wafat 21.703 (+251). Ia terus berulah tiada henti untuk menumbangkan umat manusia tanpa memandang agama, suku, budaya, golongan, dan sekat-sekat kordial lainnya.
Covid-19 menjadi keniscayaan yang tengah kita hadapi bersama. Ia bukan fatamorgana, akan tetapi nyata adanya. Siapa pun bisa terkena mikroba tersebut jika perangai sembrono, congkak, dan sok gagah terbaluti dalam ego kita. Buktikan dengan pikiran rasional Covid-19 nyata adanya dan lebih berbahaya daripada penyakit-penyakit lainnya. Ditambah sekarang telah terjadi virus varian baru. Inilah yang harus senantiasa kita waspadai dan hati-hati tatkala keluar rumah. Patuhi protokol kesehatan yang meliputi 4 M: Memakai masker, Menjaga Jarak, Mencuci tangan menggunakan sabun, Menjaga jarak.
Kontribusi Suara Muhammadiyah
Di tengah-tengah turbulensi Covid-19, Suara Muhammadiyah tetap eksis mengudara untuk memancarkan sinar penerang bagi kehidupan negeri. Suara Muhammadiyah yang dilahirkan dari perut bumi pertiwi ini tidak luntur atau sirna dalam perjalanan kehidupan ini. Banyak media lokal yang tidak mampu bertahan dalam derasnya kemajuan teknologi atau derasnya kasus Covid-19. Covid-19 telah meluluhlantakkan seluruh dimensi kehidupan mulai dari pendidikan, ekonomi, budaya, sosial, dan agama.
Akan tetapi, Suara Muhammadiyah yang menjadi media penyebar kemaslahatan telah dianugerahi oleh Tuhan Wahdaniyah dengan umur nan panjang dengan sederet dinamika yang terjadi. Pertumbuhan Suara Muhammadiyah semakin komprehensif. Penulis tatkala mengenal Suara Muhammadiyah pertama kalinya yang dikenalkan oleh guru sekolah, Drs H Wajid Heryono, letaknya baru berada di depan Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Umat Muhammadiyah Yogyakarta (PKU). Kini telah menjangkau hingga seluruh pelosok negeri dengan mendirikan SM Corner. Menjadi sebuah kebanggaan bagi Muhammadiyah dengan hadirnya SM Corner ini membuat spirit untuk mengimplementasikan literasi kian santer sehingga masyarakat diharapkan mampu bangkit kekerdilan dan tidak hampa dengan cakrawala wawasan pengetahuan.
Dibutuhkan sinergitas dan tindakan nan idiosinkratis untuk terus melakukan pembaharuan (tajdid) yang berkelanjutan, sehingga paradigma kehidupan bangsa nang unggul dan berkemajuan. Musykillah kata unggul dan berkemajuan dapat teraktualisasikan kendati tidak disisipi tindakan nan nyata. Warga bangsa seyogianya harus sadar bahwa transformasi kehidupan era saat ini lebih terjal dan berkelok-kelok. Mustinya, warga bangsa harus kolektif untuk saling bahu membahu dalam misi mendendangkan negeri ini sebagai negeri berkemajuan dan mencerahkan semesta.
Suara Muhammadiyah telah bergerak terlebih dahulu dalam menggerakkan misi tersebut. Dalam pengejawantahannya, Suara Muhammadiyah melakukan konkretisasi yang sangat tepat. Konkretisasi atau manifestasi yang ditempuh dengan koridor literasi. Literasi dalam bingkai membaca dan menulis. Sebuah tradisi yang telah melekat dalam matarantai kehidupan sehari-hari baik dalam kancah nasional bahkan global. Tradisi tersebut menjadi restorasi atas aktualisasi dari pencerahan diri, peradaban, dan keilmuan.
Menjadi gerbang kehidupan untuk mendorong umat agar terdorong spirit literasi. Berkacalah bahwa literasi di negeri ini sangat buru. Keburukan ini bersumbu atas kemalasan dan ketidakmauan umat untuk beralih dari digital menjadi manual. Akibat derasnya kemajuan digital di abad ke-21 menjadi semua yang terbilang rumit, kini bisa menjadi serba mudah. Semua orang kini bisa membaca melalui genggaman smartphone, sudah tidak menggunakan media cetak. Namun, anehnya umat negeri ini tidak memanfaatkan akan hal itu, akan tetapi justru keluar dari jalur yang diharapkan—gelora nan tinggi dalam berliterasi.
Suara Muhammadiyah dalam meneropong fenomena hot yang berkembang dikehidupan ini memiliki buah pikiran yang cemerlang. Buah pikiran ini sebagai fondasi utama dalam menggelorakan misi mencerdaskan umat dan kehidupan kebangsaan. Reaktualisasi yang di implementasikan oleh Suara Muhammadiyah dengan menerbitkan majalah. Dalam isi majalah itu, bertebaran kolom-kolom yang boleh diisi oleh para warga bangsa. Namun, untuk kolom bingkai halaman 16-17, sudah ada yang mendudukinya, Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selain dari kolom itu—kecuali tajuk, sajian utama—boleh menuangkan gagasan terbaiknya.
Bangsa ini sangat perlu orang-orang cendekia dalam memberikan spirit, motivasi, dan wejangan yang unggul dan bermaslahat untuk mentransformasikan pola berpikir dari jumud menjadi autentik. Umat negeri ini sedang kering akan asupan gizi berupa cakrawala ilmu pengetahuan. Di samping itu, era transparansi ini sedang merebaknya informasi yang tidak absah. Menjadi sebuah kemalasan umat ini untuk tidak membaca, karena hal yang ditangkap sudah bersifat salah (hoax). Sehingga kunci utama permasalahan ini ketidakmanusiaan umat negeri ini yang menjatuhkan bangsa dan negerinya sendiri oleh tindakan yang menyimpang dari sumber hukum primer Al-Qur’an, As-Sunnah, maupun kitab hukum.
Namun, Suara Muhammadiyah InsyaAllah akan tetap terus berusaha dengan menyajikan informasi pengetahuan yang baru, segar, dan otentik. Umat bangsa ini sedang membutuhkan sajian informasi pengetahuan untuk dijadikan sebagai fondasi utama dalam mengatasi kekeringan nutrisi yang dibutuhkan, selain kebutuhan biologisnya.
Pada saat yang sama, Suara Muhammadiyah terbang lebih tinggi untuk memancarkan cahaya kehidupan. Cahaya itu di konkretisasikan dengan mendorong lahirnya para generasi milenial yang bertumpah ruah di negeri ini untuk ditarik dan dilatih dalam berbisnis. Bisnis muda menjadi promotor utama dalam rangka menjadikan kaum muda mampu aktif dan produktif bergerak maju, sehingga tidak tertinggal oleh kompetitor dari negeri seberang.
Dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang melimpah, Suara Muhammadiyah tampil gagah dan berani untuk menunjukkan kepada bangsa bahwa negeri ini sejatinya memiliki peluang besar dalam memajukan bisnis. Namun, yang menjadi akar rumput permasalahan disini adalah kemalasan dan ketidakmampuan untuk menggerakan bisnis. Lain halnya dengan Suara Muhammadiyah, disini akan ditemukan sang pembisnis sekaligus pemimpin yang mengatur jalannya bisnis ini. Deni Asy’ari MA, sang pembisnis sukses yang telah melahirkan para anak negeri dalam berbisnis. Di samping sebagai seorang penulis produktif.
GRHA Suara Muhammadiyah menjadi bukti nyata bisnis yang sedang dijalankan. Sejak diresmikan pada 25 Februari 2018 M-9 Jumadal Akhirah 1439 H yang dihadiri oleh Prof Dr H Haedar Nashir, MSi (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Dr Dra Hj Siti Noor Djannah Djohantini, MM., MSi (Ketua Umum PP ‘Aisyiyah), Prof Dr H Ahmad Syafi’i Ma’arif (Pemimpin Umum Suara Muhammadiyah), Rini Mariani Soemarno (Eks Menteri Badan Usaha Milik Negara), Rudiantara, SStat., MBA (Eks Menteri Komunikasi dan Informatika), Prof Dr H Muhadjir Effendy, MAP (Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), H Bambang Soesatyo, SE., MBA (Eks Ketua DPR-RI), Paiman Mak (Ketua Umum Indonesia Association For Religion And Culture), Irjen Pol Drs H Ahmad Dhofiri, MSi (Eks Kapolda DIY), anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan masih banyak lagi.
Suara Muhammadiyah ternyata terus berjalan dengan segala ikhtiarnya dalam meraungi osean kehidupan semesta. Semangat tinggi hingga kini tidak pudar dan padam untuk di gelorakan sepanjang masa. Hal itu dibuktikan dengan lahirnya BulogMu. BulogMu hadir dalam paradigma kehidupan yang sedang krusial akibat hantaman Pandemi Covid-19. Fokus yang dijalankan dalam BulogMu ini di sektor bisnis pangan atau sembako. Suara Muhammadiyah seperti ingin mengatakan bahwa tidak boleh putus asa atau pasrah untuk hidup di tengah-tengah Pandemi Covid-19. Justru kita harus kolektif bangkit dengan segala ikhtiar dan usaha yang dilakukan.
BulogMu ini menjadi penerang kehidupan. Masyarakat bisa terbantu dengan kehadiran bisnis baru ini. Daya kreativitas yang luar biasa untuk membentuk bisnis kendati banyak orang yang sudah wegah-wegahan untuk berbisnis, namun Suara Muhammadiyah tidak demikian. BulogMu menjadi derap langkah nyata yang digaungkan untuk membantu warga yang kesulitan dalam menjalani kehidupan di masa Pandemi Covid-19. Gerakan bisnis ini terus meledak dengan lahirnya anak baru: Log-Mart.
Log-Mart merupakan kompartemen yang bergerak dalam jejaring bisnis dengan fokus utamanya di bidang kebutuhan biologis manusia. Log-Mart hadir dalam situasi yang sangat tepat. Kehadirannya bisa melecut orang untuk menutupi kekurangan dalam hidupnya. sembari menerima bantuan dari pemerintah pusat, Bantuan Tunai Langsung (BLT). Logmart dapat hadir di berbagai level, baik level minimarket, level warung-warung di perumahan (kampung), level lingkungan masjid, koperasi perkantoran maupun sekolah (Badan Usaha Milik Sekolah) (https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/10/28/segera-hadir-log-mart-sayap-bisnis-baru-bulogmu/).
Dengan hadirnya bisnis ini, hatta kita dapat memproyeksikan Suara Muhammadiyah mampu bangkit dan melesat maju di masa depan. Masa depan adalah masa yang masih temaram, sehingga kita tidak mampu untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Kita berharap semoga kontribusi Suara Muhammadiyah tersebut di era Covid-19 tetap terus bergelora dengan spirit nan tinggi untuk memancarkan cahaya peradaban. Dengan cahaya itu, umat akan menjadi benderang hidupnya untuk menapak di jagat kehidupan semesta, khususnya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 mendatang. Inilah asal-muasal Suara Muhammadiyah menjadi aktor di balik orbit kemajuan bangsa di masa depan. Selamat dan Sukses untuk Suara Muhammadiyah. •
Penulis Alumnus SMK Muhammadiyah 1 Kota Yogyakarta; Penikmat Kepenulisan Muda