Khutbah Jum’at Memahami Makna Keseimbangan
Oleh: Eko Harianto
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى الأَمَانَةَ وَنَصَحَ الأُمَّةَ؛ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرٍ أُمُوْرٍ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SwT.
Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita bersama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta memanjatkan puja dan puji sykur kita kepada Allah SWT yang tanpa henti memberikan semua nikmat kesehatan dan kesempatan. Tidak lupa juga untuk senantiasa bershalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. yang membawa peradaban Islam dan membebaskan umat dari zaman kejahiliyahan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rahman ayat 7-9, dimana terdapat perintah untuk menjaga timbangan (al-mizan):
وَٱلسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ ٱلۡمِيزَانَ (٧) أَلَّا تَطۡغَوۡاْ فِي ٱلۡمِيزَانِ (٨) وَأَقِيمُواْ ٱلۡوَزۡنَ بِٱلۡقِسۡطِ وَلَا تُخۡسِرُواْ ٱلۡمِيزَانَ (٩)
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS. Ar-Rahman: 7-9)
Al-Karmani menyebut maksud kata al-mizan pada ayat ketujuh adalah timbangan atau takaran dunia (mizan ad-dunyaa), ayat delapan ialah timbangan akhirat (mizan al-akhirat) dan yang terakhir timbangan akal (mizan al-aql). Kata al-mizan juga dapat bermakna alat menimbang atau keadilan, baik dalam arti menempatkan sesuatu pada tempatnya maupun dalam arti keseimbangan. Kata al-mizan pada ketiga ayat tersebut terulang pada setiap ayat, kendati makna masing-masing dapat berbeda-beda, apalagi jika memahaminya dalam arti yang sama menunjukkan betapa pentingnya neraca keadilan dan keseimbangan dalam hidup ini. Kata mizan dapat dipahami dalam arti keseimbangan yang ditetapkan Allah dalam mengatur sistem alam raya. Sehingga masing-masing beredar secara seimbang sesuai kadar yang ditetapkan-Nya, langit dan benda-benda angkasa tidak saling bertabrakan.
Kata mizan dalam arti keadilan untuk mengisyaratkan betapa pentingnya keadilan, dengan menisbahkannya ke arah alam yang tinggi, juga merupakan alam kebenaran dan keutamaan bahwa keadilan itu turun dari langit ke bumi atas perintah Allah SWT. Itu sebabnya al-Qur’an berulang-ulang menyebutkan kata keadilan (al-haq) berbarengan dengan penciptaan langit, antara lain QS. Yunus: 5, Al-Hijr: 85, dan Ad-Dukhan: 38-39.
Allah meletakkannya dengan kokoh, mengakar, dan stabil. Dia memasangnya untuk menentukan aneka nilai (nilai individu, peristiwa) dan aneka benda agar penataannya tidak salah, timbangannya tidak kacau, dan tidak mengikuti kebodohan, ambisi, dan hawa nafsu. Dia meletakannya pada fitrah dan manhaj Ilahi yang dibawa dan dihimpun oleh berbagai risalah. Sehingga timbangan terpancang dengan adil tanpa berlebihan atau mengalami kekurangan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Keseimbangan bukan berarti keadilan saja, melainkan juga bermakna bahwa setiap aspek dari penciptaan-Nya, baik yang bersifat samawi maupun ukhrawi akan mempengaruhinya. Demikianlah perimbangan dan keadilan yang dikehendaki-Nya dengan tidak membiarkan sesuatu karena kecilnya dan tidak pula mementingkan yang lain karena besarnya. Perimbangan-Nya mencakup semua yang ada di alam semesta.
Apa yang dilakukan Allah SWT agar manusia tidak melampaui dan melangkahi batas-batas keadilan dan kelancaran menjalankan sesuatu menurut neraca yang telah ditetapkan bagi segala sesuatu, maka dengan demikian keadaan manusia akan bertambah baik, akhlak dan amal perbuatan akan lebih mulia dan teratur. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menegakkan timbangan dengan adil dan jangan berlaku curang. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia harus memperhatikan timbangan yang adil dalam semua amal perbuatan dan ucapannya.
Manusia harus melihat adanya pertimbangan dan perimbangan, sehingga semua menjadi teratur, meletakkan sesuatu pada tempatnya, menimbang sama berat, menggantang sama penuh, dan tidak ada pihak yang dirugikan. Mengapa kita membuat timbangan untuk merugikan orang lain karena ingin mencari keuntungan sendiri. Mengapa kita dengan tega berbuat zalim dan aniaya, padahal Allah SWT sendiri tidak pernah melakukan kezaliman kepada makhluk ciptaan-Nya.
Manusia tidak dapat mengambil sesuatu dari satu sisi timbangan tanpa mengabaikan sisi timbangan lainnya. Jika manusia dapat menjamin tidak akan mengganggu keseimbangan, maka tidak akan pula menyakiti dirinya sendiri dan yang lainnya. Allah SWT telah memberitahu pengetahuan kepada manusia untuk memberikan nilai pada keseimbangan. Manusia harus penuh perhatian, waspada, dan selalu dalam keadaan mengingat Allah SWT.
Manusia mengharapkan adanya kesejajaran yang berarti bahwa setiap potensi manusia memiliki kedudukan yang sama. Ia tidak akan mau menerima orang lain ditempatkan pada posisi atau jabatan lebih tinggi dari dirinya. Sebuah perumpamaan, setiap jari manusia memiliki ukuran yang berbeda-beda. Jari-jari manusia tidaklah sama, tetapi memiliki kesejajaran di antara semuanya karena dapat melakukan fungsi yang sama. Secara potensi setiap jari dapat menimbulkan akibat yang sama, sekalipun masing-masing jari bersifat unik.
Semoga kita dapat menjadi manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Memutuskan suatu perkara dengan cara-cara yang berimbang dan tidak berat sebelah dimana saja dan kepada siapa saja serta apapun jabatan yang dimiliki. Roda yang selalu berputar agar menjadikan kita dapat berpikir untuk menyeimbangkan roda tersebut.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Pada khutbah kedua ini marilah kita akhiri dengan berdoa kepada Allah SWT, semoga Allah mengabulkan doa-doa kita, dan semoga kita tergolong menjadi manusia-manusia yang dapat menjunjung tingg nilai-nilai keadilan. Sehingga setiap langkah kita selalu diridhai oleh Allah SWT.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Guru Ismuba SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan Anggota Majelis Dikdasmen PCM Sewon Utara.