Khutbah Jum’at Berdialog dengan Hati
Oleh: Farhan Aji Dharma
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah Jumat rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah Swt dengan selalu menumbuhkan rasa syukur di dalam diri kita atas segala limpahan nikmat yang telah Allah Swt berikan. Sesungguhnya, bukti iman dan takwa yang berkualitas terdapat pada mereka yang selalu bersyukur dan berbuat manfaat bagi orang banyak.
Shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada Baginda Muhammad Saw. Semoga kita termasuk golongan manusia yang mencintai pribadinya dan mengikuti langkah hidupnya. Allah berfirman:
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Artinya: Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Ali Imran (3): 31)
Jamaah Jumat rahimakumullah.
Manusia diciptakan Allah Swt dengan dua unsur yakni jasad dan ruh. Keduanya diibaratkan sebagai perangkat keras. Perangkat keras tidak mampu mengendalikan dirinya tanpa sistem. Sebagaimana komputer tanpa windows, dan lain-lain. Begitu pula jasad dan ruh, keduanya juga memerlukan sistem. Sistem dalam diri manusia itulah hati. Segala yang kita lakukan bergantung pada apa yang terkandung dalam hati. Hati dapat menentukan gerak, tutur, dan seluruh perbuatan kita semasa hidup.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dalam riwayat Bukhari dan Muslim, bahwa di dalam diri manusia terdapat segumpal daging (mudzgah). Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika segumpal daging itu buruk maka buruklah seluruh tubuh. Segumpal daging itulah hati.
Maka sudah sepantasnya bagi kita untuk senantiasa memastikan bahwa hati kita selalu berada pada koordinat yang tepat. Agar segala perilaku kita juga berada pada koordinat yang tepat. Tentu, ketepatan itu semata-mata hanya diketahui oleh Allah Swt. Kita hanya bisa mengikhtiarkan atau memaksimalkan semampu yang kita bisa lakukan sesuai petunjuk yang telah Allah Swt berikan.
Jamaah Jumat rahimakumullah.
Sejauh mana kita mengetahui dan meyakini bahwa hati kita mampu berpengaruh baik pada segala yang kita lakukan dalam hidup? Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah berdialog dengan hati. Bercakap dengan hati. Mendengarkan, mengerti, serta memastikannya terjaga dengan baik.
Karena seringkali kita mencampakkan hati dalam setiap pilihan-pilihan yang akan kita ambil dalam fase-fase hidup. Kita tidak sempat mendengarkan apalagi menghiraukan apa yang hati kita bisikkan bahkan teriakkan. Maka tak heran jika kita seringkali terjerumus pada perbuatan-perbuatan buruk lagi nista. Nauzubillahi min zalik.
Sering kita dengar nasihat yang menyampaikan bahwa suara paling jernih yang seharusnya kita selalu dengarkan adalah suara hati, suara sanubari. Apapun status sosial kita, setinggi apapun jabatan, sebanyak apapun harta yang kita miliki, bila hati tidak menjadi pemimpin dalam hidup, maka semuanya itu berpotensi melahirkan mudarat yang besar.
Rasulullah Saw juga bersabda:
إن الله لا ينظر الى أجسادكم ولا الى صوركم ولكن ينظر إلى قلوبكم وأشار بأصبعه إلى صدره
“Sesungguhnya Allah tidak melihat jasad atau bentukmu. Akan tetapi Dia melihat hatimu”. Beliau (Rasulullah) lalu menunjuk dadanya.
Jamaah Jumat rahimakumullah.
Terlebih pada para pemimpin dan pemangku kebijakan yang setiap keputusannya berpengaruh terhadap banyak orang. Bila para pemangku kebijakan memberi ruang pada hati mereka untuk didengar, maka akan jarang kita temukan keputusan-keputusan para pemimpin yang merugikan rakyat. Jarang pula kita dapati potret pemimpin dan pemangku kebijakan yang tak pantas menjadi teladan, berperilaku koruptif, dan bertindak semaunya.
Maka marilah kita jaga hati kita dari kotoran-kotoran yang dapat membuat hati kita menjelma hati yang gelap. Sebab bila hati kita dipenuhi dengan kotoran, ia akan tertutup dari kebaikan-kebaikan. Dan bila hati kita tertutup dari kebaikan, maka jangankan kita mendengar suaranya, justru ia dapat menuntun kita pada perbuatan-perbuatan maksiat yang serba mudarat.
Terakhir, marilah kita renungkan kembali firman Allah Swt berikut:
يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ
Artinya: “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Qs. Asy-Syu’ara (26): 88-89)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ،
اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ،
فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Sekali lagi, sungguh tidak ada apapun yang dapat menyelamatkan kita dari segala marabahaya di dunia maupun di akhirat kecuali bila kita memiliki hati yang bersih. Maka marilah, kita rutinkan bercengkerama dengan hati serta menjaganya agar selalu dalam keadaan bersih dan baik.
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ أَنْتَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ،
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اللّهُمَّ أَمِتْنَا عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ!
Penulis adalah Alumni Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta dan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Sleman