MALANG, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka menguatkan jati diri Immawati yang sadar akan kesetaraan gender berbasis Keislaman dan Kemuhammadiyahan, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malang Raya menyelenggarakan agenda Pendidikan Khusus Immawati (Diskuswati) Nasional, (23-25/21) di Rumah Baca Cerdas, Malang.
Kegiatan bertemakan “Wacana Kritis Feminisme Muslim” ini, merupakan gagasan dari Bidang Immawati PC IMM Malang Raya untuk menjawab ketimpangan gender yang terjadi di masyarakat serta minimnya kesadaran mengenai permasalahan tersebut.
Uzlifah, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Malang yang merupakan salah satu pembicara menyampaikan bahwa agenda ini penting dilakukan karena perempuan dan anak masih tergolong sebagai kelompok rentan yang sering mengalami masalah, seperti kemiskinan, diskriminasi, dan kekerasan.
Berbicara tentang perempuan, banyak hasil kajian yang menyebutkan bahwa perempuan dan anak rentan mengalami objektifikasi. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga negara-negara di seluruh Dunia.
Uzlifah juga menyampaikan bahwa seiring berjalannya waktu, perempuan mulai menunjukkan peran dalam pembangunan. “Perempuan dapat menjadi aktor strategis dalam pembangunan, tidak hanya pembangunan di desa, tetapi juga pembangunan secara nasional yang dapat mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera,” ujarnya.
Dalam penutup, Uzlifah menyampaikan pesan bagi seluruh peserta Diksuswati Nasional untuk menjadi inspirator, memiliki mimpi besar, percaya diri dan menjadi pribadi yang mandiri, serta menerapkan nilai-nilai feminisme Muslim bukan hanya sebagai wacana.
Adapun pelatihan ini diikuti oleh perwakilan Cabang IMM se-Indonesia, di antaranya berasal dari Malang, Jambi, Medan, Lampung, Tangerang, Ciputat, Jogja, Salatiga, Samarinda, Bali, Sulawesi tengah, dan berbagai daerah lainnya.
Setelah Pendidikan berakhir, para peserta ditugasi untuk membentuk diskusi-diskusi tentang feminisme dan gender yang mencerahkan serta memasifkan media dengan hashtag #ruangamanperempuan untuk mengedukasi masyarakat sesuai dengan ilmu yang didapat dalam Diskuswati Nasional. (Arif Gustian Bedda)