Setelah Magrib 7 Februari 2021, Buya Syafii mengirim pesan Whatsapp, mengabarkan pembicaraannya dengan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat, Abdul Ghoffar. Buya Syafii cukup bahagia dan memberi apresiasi tinggi atas kegigihan Muhammadiyah Babat dalam menghadirkan kemanfaatan bagi sekitarnya. Muhammadiyah Babat salah satunya dikenal sebagai PCM yang mengelola ratusan unit perumahan di Desa Pucakwangi Babat.
Belakangan, PCM Babat dikenal karena memiliki dua Rumah Sakit: RS Muhammadiyah Babat yang terletak di jalan KH Ahmad Dahlan No. 14 Babat, dan yang terbaru RSU Muhammadiyah Babat yang beralamat di jalan Raya Babat-Surabaya Km. 4. RSU Muhammadiyah Babat dengan direktur dr Farra Nurdiana itu merupakan RSU Kelas C dengan Akreditasi Paripurna. Sedangkan RS Muhammadiyah Babat dengan direktur dr Erniek Saptowati merupakan RS kelas D Bintang Lima atau Lulus Paripurna.
RS Muhammadiyah Babat lahir dari perjuangan penuh dedikasi dari para aktivis Muhammadiyah Babat. Menurut situs resmi, RS ini bermula dari Balai Pengobatan yang diprakarsai Pimpinan Ranting Muhammadiyah Babat Barat tahun 1968, bertempat di rumah alm. H. Abdur Rosyid. Pada 1970, Aisyiyah Cabang Babat mendirikan Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) di jalan Raya 168 Babat. Seiring permintaan dan kepercayaan masyarakat supaya pelayanan tidak hanya anak dan bersalin, maka pada pertengahan 1997, berdiri RSIA Muhammadiyah Babat dengan direktur dr. H. Moh Thohir, HS. Usaha tersebut juga dibarengi dengan perluasan lahan dan perbaikan fasilitas kesehatan.
Seiring meningkatnya pelayanan dan kepercayaan masyarakat, PCM Babat mewacanakan pembangunan gedung baru Rumah Sakit Muhammadiyah Babat. “Rencana awalnya itu hanya relokasi. Ternyata regulasinya tidak membolehkan, harus ada izin baru. Kami baru tahu regulasinya seperti itu,” kata Abdul Ghoffar, 8 Februari 2021. Regulasi yang mengharuskan adanya perizinan baru ini berdampak luas, termasuk harus mengusahakan direktur baru dan sumber daya manusia serta tenaga kesehatan yang baru.
“Karena tidak memungkinkan relokasi, akhirnya dibuka dua-duanya. RS yang lama tetap (beroperasi), dan yang baru berdiri sendiri,” kata Ghoffar. Dari sini, lahirkan RSU Muhammadiyah Babat yang mengusung motto “Melayani dengan Profesional, Santun, dan Berdedikasi”. Pesan ini menjadi pegangan para pengurus PCM Babat dalam menghadirkan Rumah Sakit Umum baru dengan penuh dedikasi.
Untuk pembuatan maketnya saja membutuhkan waktu satu tahun dan dana satu milyar. “Mencari dana yang bisa digunakan untuk membangun itu juga tidak mudah,” ujar Ghoffar. Di awal mengusakan lahan, PCM membeli lahan seharga Rp 3-5 juta per meter. Sementara nilai bagunannya mencapai Rp 75 Milyar. “Dananya sementara masih pinjam,” katanya.
Sambil mengusahakan dana, PCM Babat mencari orang yang siap membangun dengan konsep yang telah dirancang dan dengan harga yang cocok. “Proses pembangunan membutuhkan waktu selama satu tahun,” ungkap Ghoffar. Konsep bangunan megah setinggi lima lantai ini memuat 100 bed pasien rawat inap. Melayani poli umum, poli anak, poli mata, poli bedah, poli gigi, poli penyakit dalam, serta poli KB/KIA.
Di antara tantangan RSU Muhammadiyah Babat adalah terkait dengan daya saing dan kolaborasi dengan beberapa Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik Kesehatan. Sempat muncul kegamangan, “Sudah ada rumah sakit kok mendirikan rumah sakit lagi?” tanya Goffar retoris. Namun, keinginan menghadirkan pelayanan kesehatan dengan kualitas terbaik menjadi dorongan utama, meskipun di sebelah barat RSU Muhammadiyah Babat ini telah ada RS Bunda dan di sebelah timurnya ada RS NU, serta di selatannya telah ada RS milik pemerintah.
Ungkapan bahwa ‘usaha tidak mengkhianati hasil’ menjadi pegangan PCM Babat. Setelah melalui proses panjang yang penuh liku, pembangunan RSU Muhammadiyah Babat selesai di awal tahun 2020, dan diresmikan pada 2 Maret 2020. Acara peresmian itu dibarengi dengan kegiatan sosial pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi para lansia. Sejak hari itu, RSU Muhammadiyah Babat memulai pengabdian bagi masyarakat di bidang kesehatan.
Pembukaan RSU Muhammadiyah Babat ini ternyata berbarengan dengan mulai mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Sesuai dengan program Muhammadiyah secara nasional yang mengerahkan segala upaya untuk melawan Covid-19, RSU Muhammadiyah Babat juga melakukan langkah serupa. “30 persen bed dipersiapkan untuk pasien Covid-19. Disiapkan ruangan khusus di lantai 5 dengan lift berbeda yang masuknya lewat utara,” tukas Abdul Ghoffar. (ribas)