Kepeloporan Indonesia dan Pakistan dalam Pembaruan Pendidikan

Kepeloporan Indonesia dan Pakistan dalam Pembaruan Pendidikan

 

Judul Buku: Pembaruan Pendidikan Islam Sayyid Ahmad Khan dan KH Ahmad Dahlan

Penulis: Drs. Suwarno, M.Si

Tebal: 90 halaman

Cetakan: Pertama, Januari 2016

Penerbit: Suara Muhammadiyah

Siapa yang tidak mengenal KH Ahmad Dahlan, tokoh pendidikan, seorang pendiri Muhammadiyah, salah satu Ormas Islam terbesar di Indonesia, dan Sayyid Ahmad Khan, seorang tokoh pembaruan Islam asal Pakistan. Sayyid Ahmad Khan sering dijuluki sebagai Bapak Modernisme Islam di Anak Benua India. Hal ini cukup beralasan karena pembaruan Islam yang direalisasikannya mampu menjembatani nilai-nilai kebudayaan modern Barat dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Sebagaimana halnya Sayyid Ahmad Khan, pembaruan pendidikan Islam KH Ahmad Dahlan, mengikuti garis pemikiran Deliar Noer, telah menghayati gagasan dan cita-cita pembaruan sekembali dari hajinya yang pertama. Kemudian gagasan dan cita-cita pembaruan itu mulai direalisasikan pertama kali dengan usahanya mengubah arah kiblat Masjid Gedhe Kauman.

Mulai dari situ, aktualisasi gagasan dan cita-cita pembaruan Kiai Dahlan terus berkembang. Muncul gagasan untuk membersihkan Islam dari pengaruh bid’ah, takhayul, dan khurafat, memperbaharui sistem pendidikan Islam, hingga perbaikan kondisi sosial masyarakat di negerinya.

Selain KH Ahmad Dahlan dan Sayyid Ahmad Khan, ada juga Jamaludin Al-Afghani dan Muhammad Abduh. Adalah dua tokoh yang dirujuk sebagai penggagas gerakan modernism Islam. Tetapi pengaruh Al-Afghani kurang begitu mendalam dibanding dengan pengaruh Abduh di Indonesia. Hal ini karena Al-Afghani lebih tertarik pada politik dengan mencanangkan gerakan Islamisasi untuk memperjuangkan kemerdekaan negara-negara Muslim dari belenggu kolonialisme-imperialisme Barat. Sedangkan Abduh lebih menitikberatkan pada bidang pendidikan dan pemikiran Islam. Menyuarakan perlunya reformasi dan reformulasi pendidikan Islam di seluruh dunia Islam, dengan slogan: menghidupkan kembali ijtihad dan kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah.

Para tokoh pembaru agama ini menjadi kunci bagi perbaikan dan pembangunan kembali masyarakat muslim setelah pengaruh kolonialisme bangsa Barat mengakar kuat di negeri-negeri Muslim.

Kemunculan mereka, sebagian adalah untuk merespons kehidupan modern yang dibawa oleh kolonialisme Barat, dan sebagian lain dilatarbelakangi oleh usaha untuk memelihara warisan tradisi keagamaan leluhurnya yang dirasa tidak lagi diamalkan secara murni oleh masyarakat muslim.

Sayyid Ahmad Khan (1817-1892) dan KH. Ahmad Dahlan (1868-1923) merupakan pelopor dalam melakukan pembaruan agama Islam melalui bidang pendidikan. Sebenarnya tokoh pembaru agama Islam di kedua wilayah (India dan Indonesia) ini cukup banyak, namun dua orang tokoh tersebut sengaja dipilih berdasarkan pada dampak atau hasil jangka panjangnya.

Lembaga pendidikan yang didirikan oleh Sayyid Ahmad Khan (Aligarh Muslim University) yang nantinya menjadi semacam kawah candradimuka bagi para pejuang pendiri negara Islam Pakistan. Sebaliknya lembaga pendidikan Muhammadiyah yang dibentuk oleh KH Ahmad Dahlan juga berperan dalam perjuangan mencapai kemerdekaan dan pembangunan bangsa Indonesia pascakemerdekaan.

Dari buku ini kita diajak untuk memahami persamaan dan perbedaan antara pembaruan pendidikan Islam yang digagas oleh KH Ahmad Dahlan dan Sayyid Ahmad Khan. Meskipun berbeda negara, ras, suku, dan budaya, namun pembaruan pendidikan Islam yang dilancarkan oleh keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memajukan masyarakat Islam. (Diko Ahmad Riza Primadi)

Exit mobile version