YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh hasil pendidikan warganya. Oleh karena itu, penyusunan ulang peta jalan pendidikan nasional untuk zaman yang terus berubah merupakan sebuah keharusan. Dengan peta jalan yang jelas, pendidikan akan dapat diarahkan untuk memajukan bangsa dan peradaban.
Revolusi industri 4.0 telah menyebabkan disrupsi di bidang pendidikan. “Arah pendidikan sekalipun dituntut untuk melakukan transformasi,” tutur Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Baedhowi, dalam FGD Peta Jalan Pendidikan Kemendikbud RI, (1/3/2021).
Baedhowi menekankan bahwa pendidikan nasional harus senafas dan sejiwa dengan akar historisitas pendidikan nasional. “Tidak boleh dilupakan bahwasanya pendidikan nasional harus memiliki pijakan terhadap falsafah konstitusi negara yang tercerminkan dalam koridor UUD 1945 dan Pancasila,” ujarnya.
Menurut Baedhowi, pijakan pendidikan nasional harus dirajut dari berbagai jejak historis pendidikan yang telah ada jauh sebelum negeri ini memproklamirkan kemerdekannya. “Sehingga cetak biru pendidikan nasional di masa depan bukan berada di ruang kosong,” ungkapnya.
Pendidikan di Indonesia juga melibatkan berbagai elemen masyarakat. “Peran serta berbagai organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang telah menapaki terlebih dahulu, di bidang pendidikan nasional dan kegamaan, telah terbukti memberikan peran dan andil besar bagi berdirinya negara kesatuan republik Indonesia,” tuturnya.
Hal lain yang tidak boleh diabaikan dalam perumusan arah pendidikan masa depan adalah terkait khazanah bangsa yang multikultur, multireligius, kaya dengan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Kekayaan ini berguna untuk membentuk karakter peserta didik.
“Karakter akhlak mulia yang menjadi amanah Undang-Undang Pendidikan Nasional menjadi ruh utama arah pendidikan nasional selain mengupayakan literasi dan numerasi yang didorong menjadi agenda utama, bersama dengan transformasi digital teknologi dan informasi,” kata Baedhowi.
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah memandang peta jalan pendidikan yang dirilis oleh Mendikbud Nadiem Makarim sejak tahun 2020 masih dalam proses finalisasi. Dalam proses itu, Muhammadiyah berupaya memberikan kontribusi pemikiran terhadap konsep peta jalan tersebut, terutama terkait dengan spirit dan etos pendidikan berkemajuan.
Bersamaan dengan peta jalan yang disusun oleh Kemendikbud, Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah juga sedang menyusun Peta Jalan Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah. “Peta jalan Pendidikan Muhammadiyah saat ini sudah siap untuk dirilis dan berharap menjadi salah satu upaya kontribusi untuk menatap masa depan sekaligus menjawab arah pendidikan di masa yang akan datang,” tutur Baedhowi.
Guna menghasilkan arah pendidikan yang cemerlang, Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah menyelenggarakan diskusi terpumpun. Berbagai ide, gagasan, masukan, dan catatan kritis dari forum ini diharapkan mampu memberi konstribusi bagi kemajuan pendidikan Muhammadiyah dan pendidikan nasional.
Forum ini turut dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, dan para pemateri, yang di antaranya adalah Prof Azyumardi Azra, Prof Abdul Mu’ti, Prof Agus Sartono, Prof Suyanto, Prof Siti Muslimah Widyastuti, dan Prof Zainuddin Maliki. (ribas/ppmuh)