Nasihat adalah Petunjuk Jalan

Nasihat adalah Petunjuk Jalan

Judul Buku: Berbuat Baiklah Niscaya Engkau Bahagia (Kumpulan Nasihat untuk Mereka yang Ingin Bahagia)

Penulis: Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si.

Ukuran: 11 x 15 cm

Tebal Buku: xiv + 216 hlm

Cetakan: Pertama, Desember 2020

Penerbit: Suara Muhammadiyah

Setiap orang yang melakukan perjalanan pasti membutuhkan petunjuk agar dapat sampai ke tujuan. Jika tidak, ia akan tersesat dan tak tahu arah pulang. Begitupula dengan hidup. Bagi orang yang beriman, hidup adalah sebuah perjalanan yang sangat singkat, sedangkan kematian adalah tujuannya. “Jika telah jelas tujuanmu wahai pengembara, bukankah kau menginginkan sebuah kepulangan yang mengharukan,” kata seorang penyair.

Dapat kita bayangkan bagaimana jadinya jika seseorang berpergian ke suatu kota tanpa petunjuk arah, dan ia sama sekali belum pernah datang ke kota tersebut. Pasti ia akan kebingungan, dan besar kemungkinan ia terdampar di kota lain yang bukan menjadi tujuan akhirnya.

Di dalam hidup yang dipenuhi dengan ketidakpastian, manusia memerlukan pedoman, petunjuk atau nasihat yang dapat mengantarkannya kepada jalan yang benar. Sehingga perjalanannya memiliki makna yang sejati. Kehidupan manusia dipenuhi dengan kesibukan yang terkadang melalaikan, sehingga cenderung melupakan kewajiban terhadap Tuhannya. Jika tidak ada yang mengingatkan, maka manusia akan cenderung untuk menyeleweng dan mengingkari kekuasaan Allah SWT. Oleh sebab itu senantiasa diperlukan nasihat untuk mengingatkan dan mengembalikan manusia kepada jalan yang lurus, shirat al-mustaqim.

Maka dari itu agama adalah nasihat. Nasihat yang datang dari Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman. Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary RA., bahwasanya Nabi Muhammad SAW. Bersabda, “Agama itu nasihat.” Kami pun bertanya, “Hak siapa nasihat itu?” Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum Muslimin dan rakyatnya” (HR. Muslim).

Seluruh ajaran agama Islam adalah nasihat yang baik dari Allah dan Rasul-Nya. Nasihat inilah yang dianjurkan kepada kita di antara kaum Muslimin. Saling menasihati merupakan sebuah kewajiban yang harus ditunaikan untuk saling berwasiat dalam kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran. “Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran” (QS. Al-Ashr).

Buku yang berjudul “Berbuat Baiklah Niscaya Engkau Bahagia” ini merupakan kumpulan nasihat yang ditulis dari berbagai latar belakang peristiwa, baik dalam lingkup keluarga, agama, negara, maupun sosial masyarakat. Sehingga masih tetap relevan jika dihubungkan dengan kehidupan kita saat ini. Tidak hanya untuk saat ini, semangat kebijaksanaan yang terkandung di dalam buku ini pun akan tetap berguna untuk masa-masa selanjutnya.

Tulisan-tulisan yang ada di dalam buku ini laksana pengingat yang disampaikan sosok orang tua kepada anak-cucunya agar selalu mengingat pada nilai keutamaan ajaran Islam, tanpa menyurutkan semangat perjuangan duniawi. Nasihat-nasihat di dalamnya mempu mengajak kita secara sukarela untuk bermuhasabah untuk melihat perilaku kita selama di dunia, dan sekaligus mendorong kita untuk terus memperbaiki diri. Dengan hadirnya buku nasihat ini semoga para pembaca menemukan kembali arah tujuan hidup yang mengantarkan kita kepada ridho-Nya. (Diko Ahmad Riza Primadi)

Exit mobile version