YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Setelah berlangsung selama kurang lebih 4 hari 3 malam, Inkubasi Sociopreneur Muhammadiyah akhirnya ditutup. Inkubasi ini diikuti oleh 6 tim perwakilan PCM dan PRM yang telah menjuarai Sayembara Sociopreneur Muhammadiyah 2020.
Tim yang hadir berasal dari berbagai daerah di nusantara, antara lain; PCM Gamping Sleman, PCM Sei Rampah Serdang Bedagai, PCM Gunungpati 2 Semarang, PCM Ajibarang Banyumas, PRM Campurejo Panceng Gresik dan PCM Imogiri Bantul. Tiap tim diwakili oleh 2 orang peserta, yang sebagian besar masih muda, berusia 20-an tahun.
Dalam sesi Studium Generale Online, Prof Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah menyatakan bahwa, pertumbuhan Muhammadiyah melalui Cabang dan Ranting sesungguhnya berbasis sociopreneur. “Karena dari berbagai Cabang Ranting Muhammadiyah yang berkembang dan menjadi perintis perluasan Muhammadiyah memiliki kekuatan entrepreneur yang kuat. Banyak generasi Muhammadiyah yang berkiprah menjadi politisi, birokrat, profesional, maupun ilmuwan merupakan buah dari keluarga Muhammadiyah yang menghidupkan entrepreneur,” terangnya.
Sedangkan Menteri Koperasi UKM Teten Masduki menyampaikan, bahwa Pemerintah RI menargetkan angka rasio kewirausahaan di Indonesia tembus empat persen dari total penduduk. “Angka rasio kewirausahaan Indonesia lebih rendah dibanding negara tetangga. Artinya, inisiatif sociopreneur yang digagas Muhammadiyah ini sejalan dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan rasio kewirausahaan,” paparnya.
Sociopreneur sendiri berbeda dengan entrepreneur. Entrepreneur pada hakikatnya bertujuan untuk meraih keuntungan berbasis materi. Sedangkan sociopreneur memiliki tujuan utama berupa sisi sosial yang pada beberapa sisi dapat memberikan keuntungan. Sociopreneur merupakan titik tengah antara aktivitas flantropi dengan entrepreneur.
Inkubasi ini dilakukan secara luring karena memang materi yang disiapkan hanya akan efektif bilamana disampaikan secara intensif tatap muka. Tentu seluruh proses kegiatan inkubasi sudah distandarisasi dengan protokol kesehatan, dengan peserta dan panitia yang jumlahnya juga dibatasi.
Di sesi akhir penutupan, Drs. M. Safar Nasir Ketua SC Inkubasi Sociopreneur menyatakan, bahwa, menjalankan Sociopreneur perlu komitmen yang maksimal. “Jika ingin menghidupi, maka harus hidup dulu,” pesannya.
LPCR (Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting) PP Muhammadiyah sendiri berkomitmen untuk terus mengawal kelanjutan usaha para peserta inkubasi sociopreneur. Antara lain dengan melakukan monitoring dan evaluasi, selain itu juga LPCR PPM akan menghubungkan peserta terbaik & potensial kepada sumber permodalan eksternal seperti LAZISMU & Baitul Maal. (LPCR/gsh).