Oleh: Bagus Kastolani
Masih ingat cerita kura-kura dan kelinci yang menggelar balap lari? Dalam cerita konvensional kita tahu kura-kura lah pemenangnya. Karena dia lambat tapi konsisten dapat mengalahkan kelinci yang cepat tapi tidak konsisten. Itu adalah cerita yang sering kita dengar sejak kecil. Namun ternyata kisah itu bersambung. Sang kelinci sangat kecewa dengan kekalahannya lalu melakukan analisis penyebabnya. Dia sadar bahwa dia kalah karena terlampau percaya diri, kurang hati hati dan terlena. Lalu ditantangnya lagi kura-kura tersebut untuk melakukan lomba ulang yang disetujui oleh kura-kura. Dan kali ini, sang kelinci menang mutlak karena dia berlari tanpa henti. Ini menunjukkan cepat dan konsisten akan mengalahkan yang lambat dan konsisten.
Tetapi ceritanya tidak hanya sampai disini. Kali ini sang kura-kura mulai berpikir dan sadar bahwa tidaklah mungkin berlomba dengan kelinci pada jalur seperti yang lalu. Setelah berpikir keras, kali ini kura-kura menantang sang ke;inci untuk berlomba lagi pada jalur perlombaan yang berbeda. Mereka mulai berpacu dan sang kelinci berlari dengan cepat tanpa berhenti sampai akhirnya terpaksa berhenti di tepi sungai, karena harus menyeberang. Rupanya garis finishnya terletak di tepi seberang sungai. Sang kelinci bingung tidak tahu harus berbuat apa….. dan tak lama kemudian muncul kura-kura menyusul dan dengan santainya menyeberang sampai ke garis finish dan memenangkan pertandingan. Cerita kali ini menunjukkan kita perlu menemukan kekuatan utama dan carilah tempat bertanding yang sesuai dengan kekuatan utama kita.
Namun cerita ini belum kelar sampai disini. Kali ini sang kelinci dan kura kura menjadi bersahabat dan mulai memikirkan solusi masalah bersama sama. Keduanya sadar bahwa lomba yang terakhir bisa dilakukan dengan jauh lebih baik. Jadi mereka memutuskan untuk melakukan perlombaan lagi, cuma kali ini mereka berlari dalam satu tim. Mereka mulai berlari …… mula mula sang kelinci menggendong kura-kura sampai ke tepi sungai, kemudian disini kura kura yang menggendong kelinci untuk menyeberangi sungai. Di seberang satunya kancil mulai menggendong kura-kura lagi sampai ke garis finish. Sampai di garis finish keduanya merasa puas karena berhasil tiba dengan waktu yang jauh lebih cepat dari lomba sebelumnya.
Maksud cerita ini adalah bagus menjadi orang yang brilian dan mempunyai kekuatan utama; akan tetapi tanpa bisa bekerjasama di dalam suatu tim dan menjalin masing masing kekuatan utama, hasilnya tidak akan maksimal karena selalu ada situasi dimana anda berkinerja kurang sedangkan rekan lainnya lebih baik. Masih ada yang perlu kita pelajari yaitu bahwa sang kancil maupun kura-kura tidak pernah menyerah setelah mengalami kegagalan namun berusaha lebih keras setelah kegagalannya. Bukankah dibalik kesulitan ada kemudahan?
Huwallahu a’lam bi showab.
Penulis: Staf pengajar Fakultas Psikologi UNAIR Surabaya, Kader Muhammadiyah