Fokus Menyelesaikan Persoalan Masyarakat
Salah satu model amar ma’ruf nahi munkar yang dikembangkan oleh persyarikatan Muhammadiyah adalah Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ). Yaitu melakukan pembinaan jamaah sebagai bagian terkecil di bawah Ranting, yang sesungguhnya Ranting sendiri menjadi ciri kehidupn nyata bermuhammadiyah di masyarakat.
Lebih sederhana, Abdul Munir Mulkhan Sejarawan Muhammadiyah menjelaskan, bahwa inti GJDJ yang dimotori oleh Muhammadiyah ini mengajak sekaligus mengharuskan kepada seluruh anggota dan warga Muhammadiyah di manapun berada, untuk menjadi inti jamaah. Yaitu yang kegiatan dari inti jamaah tersebut adalah menyelesaikan problem-problem sosial-ekonomi di dalam masyarakat tempat ia tinggal.
“Tidak harus tampil di depan, tampil sebagai ketua atau harus menjadi pimpinan. Tidak. Tidak harus memakai nama Muhammadiyah, tidak harus memakai simbol-simbol Islam, tetapi inti jamaah harus terus menggerakkan masyarakat sekitar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan bersama. Jadi Muhammadiyah dengan elemen yang lain bersama-sama menggerakkan masyarakat untuk kemaslahatan yang lebih luas,” terang Munir.
Tujuannya, Munir menegaskan, sebagaimana Asas PKU (dasar Muhammadiyah mendirikan rumah sakit), bukan untuk mengislamkan atau bahkan memuhammadiyahkan semua orang. Tapi gerakan dakwah Muhammadiyah dilakukan atas dasar prinsip-prinsip kemanusiaan universal, untuk memuliakan martabat manusia. Jadi Muhammadiyah mendirikan banyak amal usaha adalah semata untuk melaksanakan tugas kemanusiaan murni.
Pernah suatu ketika, cerita Muchlas Abror Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010, amal usaha Muhammadiyah tumbuh melambat, sebab kurang mendapat perhatian. Persisnya yaitu tatkala Muhammadiyah menjadi anggota istimewa Partai Masyumi. Di satu sisi, ada banyak hal yang bisa dilakukan Muhammadiyah melalui Masyumi sebagai mesin politik, tapi di sisi lain, karena harus membagi fokus, organisasi Muhammadiyah sebagai wadah utamanya justru kurang diperhatikan. Akibatnya perkembangan amal usaha Muhammadiyah sangat lambat.
“Keluarnya Muhammadiyah sebagai anggota istimewa Masyumi mungkin disayangkan oleh banyak pihak, tapi karena hal itulah, Muhammadiyah kembali menata diri dan fokus pada gerakan dakwah dengan menggiatkan kembali amal usaha,” ungkap Muchlas.
Karenanya, penting bagi PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah) dan PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) sebagai ujung tombank persyarikatan untuk benar-benar membumikan GJDJ ini. Sehingga keberadaan Muhammadiyah dapat dirasakan betul manfaatnya, sebab Muhammadiyah menjadi sumber solusi atas berbagai persoalan masyarakat. (gsh).