Lempar

Lempar

Oleh : Bagus Kastolani

Dalam suatu sesi pelatihan, saya pernah meminta para peserta mengambil satu barang yang ukurannya kecil, misalnya pulpen, pencil, penghapus atau koin. Kemudian dalam menit, peserta saya minta untuk memusatkan perhatian kepada satu barang tersebut dan meyakini bahwa nantinya barang tersebut setelah dilemparkan ke atas maka akan turun hujan uang. Syaratnya, peserta harus yakin seyakin-yakinnya bahwa barang kecil yang ia lempar tersebut ketika jatuh ke bawah akan menjadi uang dalam nominal yang banyak. Saya pun menanamkan keyakinan ke jiwa para peserta bahwa apa yang diinginkan berupa uang tadi pasti terwujud karena hanya dengan keyakinan maka bisa mengubah segalanya! Ketika waktunya tiba, bersiap…. satu barang kecil telah digenggam oleh peserta dengan penuh keyakinan, maka aba-aba untuk melempar dimulai… 1…2… LEMPARKAN!!!

Dengan penuh keyakinan dan bersorak sorai, peserta melemparkan satu barang kecilnya ke atas. Apakah barang-barang tersebut berubah menjadi uang dengan nominal yang banyak atau hujan uang? Tentu TIDAK!!! Karena saya memang tidak mengajarkan sulap kepada peserta. Ketika jatuh maka yang melempar pencil juga akan mendapatkan pencil. Yang melempar pulpen akan mendapatkan pulpen kembali. Yang melempar ke atas penghapus juga tetap mendapatkan penghapusnya. Terus mana hujan uangnya?

Tidak ada uang… meskipun kita yakin akan ada hujan uang. Namun saya ingin memberikan pemahaman kepada peserta bahwa apa yang kita lemparkan maka itu pula lah yang kita dapatkan. Apabila kita melempar senyuman kepada orang lain maka kita akan mendapatkan senyuman pula dari orang lain. Jika kita melemparkan salam kepada orang lain maka orang itu juga akan mendoakan kita mendapatkan keselamatan, rahmat dan barakah Allah SWT pula. Jikalau kita melempar kebaikan kepada orang lain maka kita juga mendapatkan kebaikan. Meskipun belum tentu orang yang kita berikan kebaikan itu yang membalas kebaikan kita. Namun sebaliknya apabila kita melemparkan keburukan kepada orang lain maka kita juga mendapatkan keburukan, tidak hanya dari orang lain tetapi juga peringatan dari Allah SWT. Inilah yang disebut balanced reward, yaitu prinsip keseimbangan dari perilaku kita yang akan mendapatkan tindak balas dari lingkungan sosial kita. Kalau begitu, sama-sama mendapatkan balasan, kenapa kita tidak melempar kebaikan saja?

Huwallahu a’lam bi showab.


*Staf pengajar Fakultas Psikologi UNAIR Surabaya dan Kader Muhammadiyah

Sumber : Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 19 Tahun 2020

Exit mobile version