Hargai Waktu

waktu

Foto Dok Ilustrasi

Oleh : Safwannur

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرْهُ وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهدُ أَنْ لاَ إَلَهَ إِلاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

قَالَ تَعَالَى: وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

قال النَّبِيُّ: كُنْ فِيْ الدُنْيَا  كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ, أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ, وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَآءَ, وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَاضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Di dalam Al-Qur’an Allah banyak bersumpah mengenai waktu. Ciri-ciri yang menonjol dari ayat sumpah adalah diawali dengan huruf waw qasam (waw yang menunjukkan sumpah), di antaranya ada wa al-ashri (demi masa), wa adh-dhuha (demi waktu dhuha), wa al-laili (demi malam) dan lain sebagainya. Intensitas penyebutan yang berulang-ulang meskipun dengan diksi yang berbeda mengindikasikan betapa pentingnya menjaga dan memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya.

Setiap manusia diberikan porsi waktu yang sama oleh Allah. Titik perbedaannya terletak pada cara mengelolanya dengan tepat atau tidak. Tak sedikit yang menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak berfaedah, sehingga menjerumuskan dirinya pada jurang kesia-siaan. Padahal, kesempatan yang masih diberikan oleh Allah sejatinya untuk mengumpulkan amal shaleh sebanyak-banyaknya sebagai bekal yang akan dibawa pulang ke kampung akhirat kelak agar tidak termasuk golongan orang yang merugi. Allah SwT berfirman:

وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ )العصر: ١-٣(.

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat menasehati dalam kebaikan, dan saling nasehat menasehati dalam kesabaran. (QS. Al-Asr [105]:1-4)

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa al-‘Ashr adalah waktu atau masa yang padanya terjadi aktivitas anak Adam baik yang berupa kebaikan maupun keburukan. Baik dan buruk aktivitas keseharian yang dilakoni manusia merupakan pilihannya sendiri yang tentu segala konsekuensi berpulang kepada pribadinya.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Era globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya teknologi informasi, selain mendatangkan segudang manfaat bagi umat manusia, juga memiliki efek samping yang tidak bisa dianggap sepele. Ketergantungan manusia pada gawai terkadang berimbas pada depresiasi produktivitas dalam penggunaan waktu. Telepon genggam yang pada awal kemunculannya hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, kini dirancang multi fungsi dengan beragam fitur menarik yang ditawarkan, salah satunya adalah aplikasi game online yang cukup digemari kawula muda.

Sudah menjadi pemandangan biasa di zaman ini menyaksikan sebagian generasi muda kita nongkrong di kafe-kafe dengan telepon genggam yang tak lekang dari perhatiannya. Mereka sibuk berkompetisi dalam permainan yang membuatnya betah duduk berjam-jam sampai larut malam, bahkan mungkin meninggalkan atau paling tidak mengulur-ulur waktu pelaksanaan shalat. Belum lagi ucapan sumpah serapah kotor yang sudah dianggap lumrah terucap saat kalah dalam permainan itu.

Coba bayangkan jika seandainya waktu yang dihabiskan dalam buaian game yang melenakan itu dialokasikan untuk menambah pengetahuannya, baik pengetahuan agama untuk meningkatkan kualitas keislamannya, maupun pengetahuan umum untuk mengasah life skill yang berguna untuk peningkatan taraf hidupnya. Tentu akan banyak hal positif yang bisa didapatkan bahkan bisa ditularkan kepada orang lain.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Detik waktu yang dilalui oleh setiap insan akan dimintai pertanggung jawaban kelak di pengadilan akhirat. Oleh sebab itu, Allah memperingatkan hamba-Nya untuk senantiasa memperbanyak tabungan amal sebelum ajal tiba. Kalau nyawa sudah sampai ke kerongkongan, maka amalan tidak akan diterima lagi dan otomatis pintu taubat sudah tertutup. Ketika itulah penyesalan akan datang, tetapi itu sudah terlambat, tidak mungkin bisa kembali lagi menjalani kehidupan dunia. Allah SWT berfirman:

كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ . وَقِيلَ مَنْ ۜ رَاقٍ .  وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ . وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ . إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ ﴿القيامة: ٢٦-٣٠﴾

Sekali-kali jangan. Apabila nafas telah sampai ke kerongkongan dan dikatakan oleh Allah SWT: “siapakan yang dapat menyembuhkannya? “dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan, dan betis dengan betis kanan, kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau. (Q.S. Al-Qiyamah [75] : 26-30).

Demikian juga Rasulullah Saw juga senantiasa mengingatkan umatnya untuk menghargai waktu. Begitulah besarnya atensi Rasulullah kepada umat yang dicintainya agar mereka tidak menanggung kerugian akibat menyiak-nyiakan karunia waktu yang telah diberikan kepadanya. Dalam suatu kesempatan beliau memberi nasehat kepada Ibnu Umar sebagaimana hadits berikut:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ: كُنْ فِيْ الدُنْيَا  كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ, أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ, وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَآءَ, وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَاضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. (رواه البخارى)

Ibnu Umar ra. Berkata: Rasulullah SAW memegang pundakku lalu bersabda: jadilah engkau didunia laksana orang asing atau orang yang menyeberangi jalan. Ibnu umar berkata: “bila engkau berada di sore hari, maka jangan menunggu datangnya pagi. Dan apabila engkau di pagi hari, maka jangan menunggu datangnya sore. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (H.R. Bukhari).

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَاذَا وَمَا كُنَّ لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ أَشْهَدُ أَلَّآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ وَلَا رَسُوْلَ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى:  إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Secara implisit Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mengefisienkan penggunaan waktu dan melarang mengulur-ulur waktu atau menunda-nunda pekerjaan yang masih bisa dilakukan saat ini, karena belum tentu hari esok masih memiliki kesempatan yang sama. Tidak menghargai waktu adalah kerugian yang amat berbahaya bagi seorang muslim. Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam kitab al-Fawa’id menyatakan bahwa menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskan dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا التِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِيْذُكُمْ  لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. أَقِمِ الصَّلَاةَ


Alumnus Ponpes Ihyaaussunnah Lhokseumawe, Aceh dan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta. Pengajar di Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut

Exit mobile version