YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pernahkah kita bercengkrama dengan anak-anak yatim, berkomunikasi dengan mereka secara langsung, menanyakan nama dan kabar mereka. Menyaksikan tawa, senyum, dan canda masing-masing dari mereka. Sebuah harmoni kehidupan yang sunggung menenangkan dan menyejukkan bagi kita yang menyadarinya.
Di sore hari menjelang waktu berbuka puasa, suasana Aula lantai empat Grha Suara Muhammadiyah yang beralamat di Jalan KH. Ahmad Dahlan itu telah dipenuhi oleh anak-anak yang berwajah ceria dan penuh dengan harapan. Mereka semua adalah anak-anak Yatim yang berasal dari tiga Panti Asuhan Muhammadiyah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa dari mereka ada yang asik berbicara dengan teman di samping kanan atau kiri mereka. Dan ada juga yang memilih diam sambil menunggu waktu berbuka datang.
Tradisi dan pemandangan seperti ini sejatinya hampir dapat kita temui setiap tahunnya. Dan selalu menghadirkan hikmah dan pelajaran yang berarti bagi segenap keluarga besar Suara Muhammadiyah. Dani Asy’ari, selaku Direktur Suara Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan pesan tentang letak pentingnya budaya literasi bagi generasi muda. Membaca dan kemudian menulis. Hal ini ia sampaikan sebagai motivasi kepada anak-anak yatim Panti Asuhan Muhammadiyah agar mencintai literasi. “Membaca dan menulis sejatinya hanya urusan kebiasaan,” ujar Deni di depan puluhan anak-anak yang penuh dengan harapan masa depan (6/5).
Ia menambahkan, Suara Muhammadiyah merupakan satu-satunya majalah persyarikatan tertua, yang saat ini telah berusia 106 tahun dan masih tetap eksis hingga sekarang. Bukan hanya bergerak di bidang media dan literasi, Suara Muhammadiyah di abad keduanya juga mulai merambah ke segala aspek, salah satunya menggarap bidang bisnis dan sosial kemasyarakatan.
“Apa yang saat ini kita rasakan merupakan salah satu wujud akumulasi dari ikhtiar kita bersama. Allah tidak pernah membatasi keinginan manusia, tapi terkadang kita sendiri yang cenderung membatasi diri kita sendiri,” paparnya.
Di akhir acara buka puasa bersama, Deni Asy’ari memberikan bingkisan dan sekaligus santunan kepada anak-anak yang berbaris rapi sambil menunggu giliran. “Doakan kami semoga kita bisa terus berikhtiar dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan amanah ini,” tutupnya. (diko)