Lubang Pot

Lubang Pot

Oleh : Bagus Kastolani

Alkisah, di suatu rumah yang terdiri dari sepasang suami isteri dan seorang anaknya sedang menanam beberapa pohon, baik di tanah maupun di pot. Sang ayah mengaduk campuran tanah dan pupuk sebagai media tanam, sedangkan ibu memilih bibit tanaman yang akan ditanam. Di sebelah pojok kebun, seorang anak tengah menyiapkan pot-pot kosong untuk ditanami. Ada yang menarik baginya… ia tengah memegang lubang-lubang di dasar pot itu. Ia sempat bingung dan bertanya kepada sang ayah, untuk apa lubang-lubang di dasar pot tersebut.

Sang ayah menghampiri anaknya dan menjelaskan bahwa lubang-lubang itu digunakan untuk mengeluarkan air yang disiramkan kepada tanaman. Jika ada kelebihan air dalam siraman atau terkena hujan lebat maka air tersebut dapat keluar dari pot itu. Dengan keluarnya air sisa tersebut maka tanaman tersebut mendapatkan jumlah air yang optimal dan tidak menggenang di sekitar tanaman yang ditanam di pot tersebut. Namun jika tidak ada lubang-lubang di dasar pot tersebut maka dipastikan tanaman akan layu dan membusuk karena sangat lembab. Setelah dijelaskan oleh sang ayah dengan penuh kesabaran, anak tersebut tersenyum sebagai tanda memahami maksud diciptakannya lubang-lubang di dasar pot tersebut.

Teman, begitu juga dengan kehidupan kita. Lubang-lubang rejeki telah diciptakan oleh Sang Kuasa untuk dibagikan kepada orang lain yang lebih berhak atas rejeki kita. Karena sesungguhnya kita ini adalah kran rejeki bagi orang lain, yang hanya dititipi dan menyalurkan kepada orang lain. Percayalah teman, kehidupan kita tidak akan layu, bahkan membusuk saat air rejeki kita telah dibagi dan kita menggunakan air rejeki kita seperlunya saja dan sesuai dengan kebutuhan kita. Namun ketika kita tidak mempunyai lubang-lubang rejeki untuk berbagi maka tunggulah saatnya rejeki itu akan menggenangi kita dan tidak bermanfaat bagi orang lain. Akhirnya, justru rejeki yang menggenang itulah yang membuat kehidupan kita layu dan membusuk. Yakinlah bahwa Allah SWT pasti selalu mengguyurkan air rejeki kepada kita sesuai dengan kebutuhan kita dan ada hak orang lain yang memerlukan lubang-lubang untuk menyalurkannya. Bukankah sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain?

Huwallahu a’lam bi showab.


Sumber : Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 21 Tahun 2020

Exit mobile version