Sentralisasi Manajemen IT PCM Cileungsi
Sentralilasi manajemen berbasis IT yang dibangun Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, membawa perubahan besar terhadap perkembangan Persyarikatan di sana. Lebih dari itu, Cileungsi kini menjadi salah satu Cabang Muhammadiyah terbaik se-Indonesia. Maka tak heran jika kemudian hampir setiap pekan sekarang PCM menerima tamu studi banding dari berbagai daerah baik dari internal Muhammadiyah maupun dari luar organisasi.
PCM Cileungsi sendiri resmi berdiri pada tahun 1986. Sampai saat ini, Nasihin Ketua PCM Cileungsi menceritakan, sudah mengalami lima kali pergantian pimpinan. “Artinya, keberhasilan Muhammadiyah Cileungsi hari ini juga atas sumbangsih pimpinan sejak awal, bukan karena pengurus yang sekarang. Semua bersama-sama berjuang dan membesarkan Muhammadiyah,” ujarnya.
Karenanya, ia mengatakan, sinergi anak muda dan generasi tua di Cileungsi terjalin baik dan solid. Itulah yang menurutnya, menjadi salah faktor keberhasilan Muhammadiyah Cileungsi dalam melakukan dakwah.
Saat ini, PCM Cileungsi memiliki beberapa unit amal usaha dan semuanya bisa dikatakan dalam kondisi yang baik dan makmur. Di antaranya memiliki 8 TK ABA, 4 sekolah dasar, 3 SMP, 1 SMA, 4 SMK, 1 perguruan tinggi, dan satu klinik rawat inap. Tidak hanya itu, PCM Cileungsi juga memiliki 3 Cabang binaan. Yaitu Cabang Citeureub, Gunungputri, dan Jonggol. Pengembangan atau ekspansi tersebut dilakukan PCM Cileungsi pada kecamatan-kecamatan yang belum berdiri Muhammadiyah. “Begitu sudah berdiri dan dipandang mampu, kemudian Cabang tersebut kita beri amanah untuk mengelola amal usaha. Sejauh ini baru satu cabang yang sudah bisa memngelola amal usaha, sedang yang lain masih tahap proses dan terus kita dukung,” terang Nasihin.
Sedang untuk unit bisnis, PCM Cilengsi memiliki perusahaan air mineral bernama Sunku yang produksinya terus mengalami perkembangan. “Sekarang kami sedang ingin membesarkan pabrik untuk perusahaan air mineral ini. Sebab makin hari makin banyak masyarakat yang menggunakan produk air kemasan kita ini,” ucap Ketua PCM Cileungsi ini.
Begitu juga, PCM memiliki konveksi Al-Kahfi guna untuk memenuhi kebutuhan seragam seluruh karyawan Muhammadiyah dan memiliki unit jasa keungan bernama BMT An-Nisa. Termasuk untuk buku ajar dan buku pegangan siswa, PCM mengelolannya dengan baik hingga sampai hari ini menjadi unit bisnis yang mampu menghasilkan milyaran rupiah setiap tahunnya.
Nasihin mengungkapkan, bahwa keberhasilan Muhammadiyh Cileungsi tidak lepas dari sistem sentralisasi manajemen dan sekarang sudah berbasis IT. Adanya itu memudahkan Muhammadiyah memetakan semua kebutuhan dan potensi semua elemen Cabang. Khususnya peta SDM (Sumber Daya Manusia) dan peta kaderisasi AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah). “Sistem sentralisasi manajemen berbasis IT kami sudah mampu memetakan potensi kader. Jadi begitu kader siap bekerja, kita akan tahu baiknya ia di tempatkan di AUM mana, karena sumua data base Cabang sangat lengkap,” katanya.
“Inti dari sentralisasi yang kami terapkan adalah menjadikan PCM sebagai pusat atau induk semua kegiatan dan memberlakukan satu pintu,” imbuhnya. Sebagai contoh, dalam satu tahun PCM mengeluarkan anggaran mencapai Rp 31 milyar untuk operasional seluruh amal usaha. Sedang dari kegiatan amal usaha dalam setahun PCM bisa memperoleh keuntungan sekitar Rp 6 milyar.
‘Saat ini PCM Cileungsi sedang mengupayakan berdirinya RSI PKU Muhammadiyah Cileungsi. Semoga segera terwujud,” tutup Nasihin. (gsh).
Sumber : Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 16 Tahun 2019