Oleh: dr. A. Muh. Rifqi Ismulail (Ketua Lembaga Kesehatan DPP IMM 2018-2020)
”Syok adalah suatu keadaan yang terjadi bila perfusi (Sirkulasi) oksigen ke jaringan menjadi tidak adekuat. Kehilangan sel darah pada pasien dengan perdarahan mengakibatkan berkurangnya transport oksigen ke jaringan tubuh. Hasilnya sel tubuh menjadi terganggu dan mulailah terjadi perubahan besar dalam tubuh. Akhirnya diikuti dengan kematian sel. “
Catatan diatas adalah sebuah teori dalam bentuk paragraf terkait definisi syok dalam ilmu medis. Dikaitkan dengan kondisi ikatan mahasiswa muhammadiyah berarti bahwa IMM saat ini sedang mengalami kondisi syok intelektual, yang artinya bahwa kita mengalami degradasi dalam hal kapasitas dan kualitas disaat kita dikagetkan oleh kondisi bangsa yang mengalami pandemi covid 19. Kita terlalu lapar kemudian kita mengalami kekenyangan secara intelektual sehingga kita mengalami ketidakseimbangan dalam berpikir dan bertindak. Ada perbedaan yang sangat besar antara yang kita baca, yang kita pahami dan yang kita lakukan. Kita terlalu banyak berwacana dan beretorika namun tidak mampu untuk melakukan pembacaan dan melakukan sesuatu yang bermanfaat, yang inovatif dan kreatif sebagai bagian tugas yang wajib sebagai kaum intelektual.
Kita mempunyai ide dan gagasan yang besar namun ada kesalahan dalam transformasi energi dalam proses regenerasi kader dan kepemimpinan, sehingga ada kesalahan antibodi dalam tubuh dalam mengenali bakteri, virus dan sejenisnya yang masuk kedalam tubuh, sehingga menimbulkan gejala gejala yang tidak normal.
Kader kader IMM seharusnya dan sewajarnya diarahkan untuk fokus terhadap apa yang menjadi tujuannya sebagai mahasiswa, mengasah latar belakang keilmuannya. kader ekonomi, sosial politik, pertanian,kesehatan, pendidikan dan lainnya harus mampu memaksimalkan potensi dan mengaplikasikan apa yang menjadi profesinya, jangan mentransformasikan mereka kepada sesuatu yang bukan keilmuannya. Apalagi melakukan pelanggaran secara internal dalam proses regenerasi kepemimpinan dalam setiap momentum musyawarah dan eksternal dalam melakukan gerakan tambahan dalam birokasi pemerintahan dari tingkat pusat hingga ke daerah.
Kader ekonomi kita harapkan kedepan mampu menjadi pengusaha baik skala mikro maupun makro dalam membantu negara ini mengatasi meningkatnya pengangguran setiap tahun. Bisa memberikan jalan keluar dan solusi dalam mengatasi krisis ekonomi, utang negara dan sejenisnya. Kader sosial politik mampu melakukan advokasi, pengawasan, belajar dan mampu melakukan fungsi eksekutif, legislatif dan sejenisnya, sehingga jika diamankan dalam setiap posisi posisi strategis di pemerintahan, parlemen dan posisi lainnya mampu melakukannya secara optimal dan amanah.
Kader pertanian diharapkan memberikan kontribusi secara ide dan gagasan dalam pengembangan potensi pertanian di negara ini, mencari pengalaman sebanyak banyaknya dan bersama sama petani di seluruh daerah untuk swasembada dan pengendalian harga pangan dan menekan dan menghentikan impor. Sebagai Kader kesehatan wajib memaksimalkan potensinya dengan membantu dan menyembuhkan pasien tanpa memandang status sosialnya di fasilitas pelayanan kesehatan primer maupun sekunder, khususnya terus massif melakukan tindakan promotif, preventif dan kuratif. Khususnya dalam penanganan pandemi covid 19 di indonesia. Kemudian Kader pendidikan terus memberikan kontribusi aktif secara pemikiran dan tindakan dalam mencerdaskan anak bangsa di daerah daerah terpencil, melakukan penelitian yang baik, terus memberikan kritik positif untuk membangun sistem pendidikan yang baik secara gagasan dan memberikan solusinya kepada pemerintah.
Apapun profesi keilmuan kita, Sebagai Kader IMM harus mampu berperan aktif dan berperan secara maksimal dengan potensi skill dan kompetensi kita secara ide gagasan, pemikiran, kritik yang positif dan solusi untuk membantu dan berkolaborasi dengan pemerintah di pusat maupun daerah untuk bersama sama membawa negara ini untuk hidup yang lebih baik sesuai dengan pancasila dan amanah undang undang dasar 1945.
Kondisi saat ini Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mengalami kesalahan dalam berpikir, memahami dan bertindak baik secara internal maupun eksternal. Apalagi bangsa ini mengalami kondisi pandemi covid 19 yang seharusnya sebagai organisasi kemahasiswaan, organisasi pengkaderan dan bagian dari organisasi otonom muhammadiyah, IMM Seharusnya memberikan percontohan yang baik bagi organisasi lain bagaimana cara menerapkan protokoler kesehatan dengan baik, memberikan kontribusi besar secara ide dan gagasan, dan solusinya seperti apa dalam menyelesaikan dan membantu bangsa ini agar terhindar dari pandemi covid 19 di masa yang akan datang.
Secara internal organisasi kita bisa menerapkan protokoler kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer dan menjaga jarak. Serta wajib melakukan tes antibodi/ rapid antigen dalam setiap kegiatan pengkaderan secara formal maupun non formal. Yang menjadi pertanyaan apakah ini dilakukan di seluruh daerah di indonesia ? kemudian dalam kegiatan musyawarah khususnya menjelang Muktamar IMM XIX dan juga musyawarah di tingkat wilayah maupun cabang dan komisariat, disamping penerapan protokoler kesehatan yang ketat apakah praktek praktek transaksi yang tidak normal akan terus menjadi budaya kita sebagai kader IMM, apakah kita merdeka dalam berpikir, bertindak, apalagi memilih calon pimpinan dalam setiap tingkatan musyawarah kita harus dijajah terus menerus ?
Sudah saatnya dalam momentum ini penjajahan dalam berpikir, bertindak dan memilih regenerasi kepemimpinan harus kita hapuskan, sudah saatnya kader kader IMM Merdeka dalam arti bebas dalam berpikir mengeluarkan ide gagasannya tanpa campur tangan dan pengaruh yang tidak mendidik. Jangan sampai kader IMM akan mengalami syok intelektual terus menerus, kehilangan oksigen dan sel darah merahnya sehingga tidak mampu berkembang dengan potensi yang dimiliki.
Pengembangan potensi kader, transformasi energi positif secara regenerasi kekaderan dan kepemimpinan menjadi sesuatu yang mendesak sebagai bagian solusi menjawab kebutuhan masa depan bangsa yang lebih baik. Kita hilangkan bakteri virus dan sejenisnya yang bisa merusak sistem jaringan tubuh. Ketika kita sudah tidak bisa memberikan pengobatan secara simtomatis apakah kita perlu melakukan operasi sebelum terjadi metastase ke seluruh organ ? semoga itu tidak terjadi, insya allah IMM akan melakukan proses perubahan, menghasilkan dan memproduksi sel sel darah merah yang baru yang potensial untuk menjadi bagian regenerasi kepemimpinan dan menjadi kebutuhan bangsa di masa yang akan datang.